Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft bab 12
Nanda menatap gawainya lama. Melihat wajah lucu anak April yang putih bersih dengan pipi yang sedikit kemerahan, gembul dan menggemaskan. Siang ini, di pantri, Nanda baru saja menyelesaikan pekerjaan di akhir shiftnya. Ia bingung harus bagaimana saat mengetahui April sudah melahirkan. Mau datang, tapi ia masih belum satu tahun bekerja, belum diperbolehkan mengambil cuti. Jikalau tak datang, ia juga merasa tak enak. April bukan hanya temannya, tetapi berstatus sebagai iparnya juga.
"Kok ngelamun?"
Nanda tersentak kaget tiba-tiba Irham duduk di sisi dirinya duduk.
"Eh, Mas Irham."
"Mikirin apa sih?"
Nanda diam, ia bingung haruskah menceritakan hal yang membuat dirinya gelisah? Bijakkah? Irham hanyalah orang luar, tak mungkin ia mengumbar jika dirinya istri kontrak Sean, hanya demi mendapat solusi.
"Nanda?" Irham mencondongkan tubuh ke arah gadis berkulit sawo matang itu. Tangannya terangkat dan di gerakkan di depan wajah Nanda.
"Eehh, iya, Mas." Nanda gelagapan.
"Mikirin apa sih?"
"Eehh, udah waktunya pulang Mas." Nanda berdiri melihat arloji di tangan. Membuat Irham melakukan hal yang sama.
"Ya udah, ayo bareng aja. Hari ini jadwal ngajar renang, kan?"
"Astaghfirullah, iya," ucap Nanda menepuk jidatnya sendiri. Hampir saja ia lupa akan hal itu.
Irham tersenyum geli, "Kan, kamu emang lagi mikirin sesuatu, sampai lupa sama jadwal renang. Ya udah, ayok! Skalian kita jemput Kanaya."
Nanda tertegun sesaat.
"Mas bawa helm dua kok." Melihat reaksi Nanda yang hanya diam, Irham berinisiatif menarik tangan gadis itu. "Ayok!" ajaknya.
Nanda menarik tangan dari genggaman Irham, "iya Mas, sebentar. Nanda ambil tas dulu," kilahnya begitu melihat wajah Irham berubah.
Nanda membonceng Irham keluar dari kantor suaminya. Sesaat sebelum kendaraan itu menjauh, Sean baru saja muncul dari lobi dengan mata elangnya.
.
.
"Nanda!"
Di ujung lorong menuju kolam renang, Gina berlarian, dibelakangnya, Arsen dan Baren mengekori, hanya saja, mereka berjalan lebih santai. Memeluk Nanda dengan antusias, aura bahagia terpancar dari wajah Gina.
"Kamu udah tau belum? April udah lahiran!" Serunya mengurai pelukan, sangat antusias mengabarkan berita ini.
Dalam hati, Nanda membenarkan. Lidahnya tertahan oleh rahasia yang harus ia simpan rapat-rapat.
Pandangan mata Gina tanpa sengaja bersiborok dengan Irham, "Eeh, mas, maaf ya. Aku pinjam Nanda dulu," ujarnya tak enak hati.
Irham mengangguk menanggapi,"aku anter Kanaya ganti dulu ya, Nanda."
"Iya, Mass."
Irham pergi bersama keponakannya ke arah kolam. Di dekat sana disediakan ruang ganti.
"Ya ampun, Nan, kita bakal di sebut Tante!" ucap Gina terdengar antusias.
"Iya," sahut Nanda. Entah ia harus bereaksi seperti apa, saat ia sendiri tak yakin bisa datang atau tidak.
"Kok kamu kek nggak bersemangat gitu sih?" tanya Gina heran seraya menyingkirkan anak rambutnya ke belakang telinga.
"Kalau mau ke sana, nanti kita bareng aja," cetus Arsen yang kini sudah berdiri di antara mereka.
"Iya, Nan. Kita ke sana bertiga. April pasti seneng banget."
"Aahh, bagaimana ya? Aku juga ingin kesana, tapi, aku belum ada setahun bekerja, belum dapat ijin cuti."
"Yah." Gina terdengar kecewa. Hingga membuat semua terdiam.
"Bukannya kamu kerja di kantor kak Sean?"
Tiba-tiba, mata Gina berbinar seperti dapat wangsit, "Benar! Benar banget! Tinggal minta aja sama kak Sean. Pasti di ACC."
"Kalau kamu sungkan, nanti biar aku yang ngomong, gimana?"
Tawaran dari Arsen justru membuat Nanda pias. Apa mungkin? Bagaimana jika nanti malah terungkap?
Casanova OGEB
yang satu ingin selesaikan yang satu menghindar
kapan selesainya
ketakutan yang belum tentu benar ayolah bus akok
sakit banget denger nya
coba kalau keluarga Sean tau pastinya ga setuju anaknya berbuat seperti itu,,, kata ma"af dari Malika terlalu mahal buat kamu Sean dasar iblis
orang udah nikah juga kan harus terbuka bukan hanya terbuka saat berhubungan juga
padahal udah banyak perubahan tapi rasa ketakutan yang berlebihan membuatmu bersikap bodoh Nanda
dan Sean harusnya selesaikan masalah hari itu juga bukanya menghindari jadi berlarut larut hal seperti ini yang membuat para pasangan akhirnya berpisah kurang komunikasi selain perselingkuhan
tapi ya ada beberapa yang masih bertahan hingga akhir meski begitu berantem baikan jauahan kangen Deket beda pendapat tapi bukankan dalam pernikahan hal yang demikian adalah tantangan yang seru beda pendapat beda pandangan dan solusinya ya komunikasi
dari awal hubungan kamu selalu meminta imbalan setiap tersentuh bahkan disaat sudah semakin lebih baik sikap Sean kamu masih dengan diammu dan diam-diam mengulang KB jadi kalo kamu berfikir demikian Sean pun juga berhak berfikir demikian
selesaikan masalah kalian hari ini juga ya meski yang namanya masalah dalam rumah tangga selalu ada
lekas baikan