Squel "My Sexy Secretary"
Berjudi dan mabuk-mabukkan merupakan hobi ayah Alicia sejak mendiang ibunya masih ada. Hingga pada suatu hari, sang ayah—Rendra—kalah dalam judi, dan harus berhutang sana-sini. Karena tidak memiliki uang untuk membayar, akhirnya Alicia menjadi korban ketamakan Rendra.
Dia dijual kepada pengusaha kaya. Dan dipaksa mengandung benih pria itu. Namun, setelah dia berhasil melahirkan. Dia justru mendapati kenyataan pahit, sebab di saat Alicia membuka mata, dia telah kehilangan segalanya.
Anak kembarnya telah dibawa pergi entah ke mana. Dan karena itu semua, membuat Alicia bertekad untuk mengambil kembali apa yang dimilikinya.
Akankah Alicia berhasil?
Salam anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Terperangah
"Pergilah! Biar Gio dan Shasha di sini," ucap Lee mengusir Sofia dengan suara yang begitu pelan. Agar kedua anaknya tidak perlu mendengar.
"Lee, aku baru sampai. Mana bisa kamu mengusirku begitu saja, setidaknya kamu membiarkan aku makan siang bersama kalian," jawab Sofia. Tidak mau kalah, sudah beberapa tahun berlalu, tetapi sikap Lee masih belum juga berubah.
Apakah rasa cinta itu telah hilang sepenuhnya? Hah, sungguh Sofia tidak mengerti dengan cara kerja otak suaminya.
"Baiklah, terserah! Yang jelas setelah ini kamu harus pergi," tegas Lee kemudian melenggang ke arah kursi kebesarannya. Dia duduk di sana, meninggalkan Sofia yang terus mematung di depan jendela.
Sementara di sisi lain.
Setelah merasa cukup tenang, Renata langsung mencuci wajahnya, agar tidak terlihat habis menangis. Dia berdiri di depan wastafel sambil mematut dirinya.
"Come on, Re! Kamu pasti bisa. Mereka anak-anakmu, dan mereka pasti bisa merasakan ikatan batin denganmu," gumam wanita cantik itu berusaha untuk percaya, bahwa mereka bisa kembali bersama.
Renata keluar dari toilet yang kebetulan tak jauh dari ruangan Lee. Dia mengembuskan nafas kasar, berusaha untuk tetap tenang.
Dan ketika dia masuk, Gio dan Shasha kompak menoleh ke arahnya, sebuah gerakan reflek saat mereka mendengar suara pintu yang terbuka.
Mereka bertiga saling tatap dalam beberapa detik. Sumpah demi apapun, Renata ingin sekali berlari dan memeluk kedua anaknya. Namun, untuk saat ini ia sadar dia belum mampu.
Hingga yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan senyum manis, kemudian membungkukkan badan ke arah Lee.
"Maafkan saya, Tuan, saya terlalu lama di luar," ucap Renata. Yang membuat Sofia ikut menatap ke arahnya. Sofia menelisik penampilan Renata, dan ia yakin wanita itu adalah orang baru, sehingga tak tahu siapa dirinya.
Sedari tadi Renata tidak menyapa sedikitpun, apalagi memberikan hormat padanya.
"Tidak apa-apa!" balas Lee dengan datar. Dia tidak ada niat sedikitpun untuk memperkenalkan keluarga kecilnya, apalagi Gio dan Shasha. Karena kedua anak itu, tidak terlalu suka dengan orang baru.
Namun, kali ini Lee dibuat terperangah. Sebab ketika Renata hendak kembali ke mejanya, tiba-tiba Shasha turun dari sofa dan mendekati wanita itu.
"Hai, Kakak cantik. Kamu siapa?" tanya Shasha dengan bola matanya yang terlihat menggemaskan.
Membuat Renata merasa sangat terkejut, dia bahkan sampai melangkah mundur, karena tak bisa menahan reaksi tubuhnya.
Melihat itu Sofia merasa tak suka, sehingga dia pun menyuruh Shasha untuk kembali duduk. "Shasha, jangan mengganggu orang yang mau bekerja. Duduklah dengan tenang!"
Shasha langsung berubah cemberut, dan Lee tidak membiarkan itu. "Biarkan mereka berkenalan." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangan. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh putri kecilnya.
Sofia mengangkat kepala dan menatap ke arah Lee. Karena tidak biasanya pria itu membiarkan orang asing mendekati anak-anaknya.
"Lee tapi—"
Orang yang dipanggil namanya hanya mengangkat tangan, sebuah isyarat agar Sofia diam. Dan hal tersebut tentu menyisakan tanda tanya di otak Renata.
Namun, dia tak mau ambil pusing, dia langsung mengalihkan pandangan pada sosok cantik yang ada di hadapannya.
Shasha kembali terlihat sumringah, dia mengulurkan tangan ke arah Renata.
"Aku Shasha. Kalau Kakak cantik namanya siapa?"
Renata merasa sangat senang melihat anaknya berinisiatif untuk mengajak dia bicara. Namun, dia harus mengontrol dirinya agar tidak terlalu mencolok di depan Lee.
Renata lebih dulu menekuk kedua lututnya agar bisa sejajar dengan Shasha, kemudian meraih telapak tangan kecil yang belum pernah dia sentuh sama sekali dengan rasa yang membuncah.
Seperti tersengat, aliran darahnya seperti berhenti ketika dia berhasil menggenggam tangan Shasha.
"Aku Renata, senang berkenalan denganmu, Nona kecil. Wajahmu manis sekali."
"Tentu saja, kata Grandma aku adalah gadis manis yang menggemaskan. Berbeda dengan Kak Gio, kalau dia kaku, mirip seperti Daddy," ujar Shasha dengan gayanya yang cerewet, membuat Gio menatap sebal.
"Oh iya?"
"Iya, lihatlah, kalau ada orang lain dia jarang tersenyum sama seperti Daddy-ku," kata Shasha sambil melirik Gio dan Lee secara bergantian. Mencari kemiripan.
Dan dengan patuhnya, Renata mengikuti tatapan mata Shasha. Saat itu juga dia sadar, bahwa Gio dan Lee seperti pinang dibelah dua.
"Hei, apa yang kamu bicarakan?" timpal bocah laki-laki yang sedang duduk di sofa dengan gaya tengilnya. Tidak terima jika dirinya menjadi objek pembicaraan antara Shasha dan Renata.
"Apa? Aku hanya membicarakan kenyataan dengan Kakak cantik ini, kamu tidak perlu marah seperti itu. Kamu kan memang kaku seperti robot."
"Kamu mengejekku?"
"Aku sudah bilang Kak Gio, aku sedang membicarakan kemiripan Kakak dengan Daddy."
Renata yang semula tersenyum jadi terlihat bingung mendengar perdebatan di antara kedua anaknya. "Nona Shasha, sudahlah jangan diteruskan."
Gio mendengus kasar. "Berhentilah membicarakanku, Nenek Tua! Seenaknya saja mengataiku robot!"
Mendengar dirinya diejek seperti itu, Shasha langsung merasa kesal. Dia mengepalkan tangannya dan siap berteriak.
"DADDY!"
Sebuah suara yang memekakkan telinga. Lee menghela nafas panjang, kemudian bangkit dari kursinya. Namun, ketika dia dan Sofia hendak menggendong Shasha, Renata sudah lebih dulu meraih tubuh mungil itu.
"Huaaaa … Kak Gio nakal!"
Gadis kecil itu menangis sambil memeluk leher Renata dengan erat.
"No, Kak Gio tidak nakal, Sayang. Lain kali Nona Shasha tidak boleh bicara seperti itu, okey?" ucap Renata sambil menenangkan putri kecilnya. Dia tidak memedulikan tatapan semua orang, karena dia terlalu menikmati momen langka ini.
Sementara Lee dan Sofia merasa terperangah. Kenapa Shasha bisa bersikap manja pada orang lain? Bahkan orang yang baru saja dia kenal beberapa menit lalu?
***
gk mommy
jdi kurang klop klo panggilan nya ibu
meski dalam hati