Seorang gadis yang terlahir di malam istimewa (malam satu suro)di warisi sebuah khodam dari leluhurnya tepat di usianya yang ke tujuh belas. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mampukah gadis itu menjalani hari-hari nya dengan kemampuan yang baru dimilikinya...
Sinopsis yang sangat singkat ya,...tapi cukuplah buat yang baca jadi penasaran 🤭
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan alur cerita. Sebab cerita ini aku buat murni dari imajinasi ku sendiri alias karangan bebas. Jadi jika ada kesamaan itu merupakan suatu ketidak sengajaan🙏🏼
Soo... ikuti cerita ku, dan jangan lupa tinggalkan jejak jempol dan komentar ya☺️
Jangan lupa juga bintang lima jika cerita ku bisa bikin baper 😁🤭🙏🏼
Yuk dukung karya terbaru ku ...!
Selamat membaca ...! 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Airin membuka mata batin Saras
Airin menatap tak berkedip ke arah hantu cantik itu. Jika biasanya ia segera menunduk atau berpura-pura tak melihat,kali ini berbeda. Bukan rasa takut yang ia rasakan ,tatapi ia malah terpesona dan terus menatap nya lama.
Saras mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan sikap teman nya.
"Airin ? Kamu liatin apa sih ?" Tanya nya
Airin terkesiap,namun saat hendak menjawab sosok cantik itu tiba-tiba menghilang.
"Loh sudah pergi " Gumam nya
"Pergi ? Siapa ?" Tanya Saras semakin bingung
Airin menatap Saras lumayan lama, Airin lantas meraih tangan Saras. Gadis itu menghela nafas panjang,lalu memejamkan mata.
"Kamu ngapain sih ?" Tanya Saras segera menaik lengan nya
Airin membuang nafas kasar, sebenarnya ia bingung menjelaskan nya. Tetapi biar teman nya itu tak terus bertanya maka ia pun akan memberikan sebagian penglihatan nya itu pada Saras meski ia ragu apakah ia bisa.
"Aku mau ngasih tahu kamu sesuatu yang aku lihat tadi , biar kamu gak banyakin nanya jadi aku mau kasih kamu lihat. Aku baru dikasih tahu caranya sama Oma kamu tadi, semoga saja bisa " Ucap nya
"Oma ? "
"Aku pinjam tangan mu !" Tanpa menunggu persetujuan Airin kembali menarik lengan Saras, kali ini gadis itu diam pasrah, ingin tahu apa yang akan Airin lakukan padanya.
Sebelum nya , Arshy memang telah memberi tahu bagaimana cara membuka mata batin seseorang. Arshy juga yang meminta nya membuka kan mata batin Saras. Sebenarnya ia pun bisa saja melakukan nya,membuka mata batin Saras yang telah ditutup nya semasa masih bayi, tetapi karena sesuatu hal membuat nya memutuskan untuk meminta bantuan Airin. Adanya Airin membuat Arshy merasa terbantu, ia yakin bersama Airin cucu nya akan bisa menghadapi setiap tantangan ke depannya. Karena ia tahu tak akan mudah bagi seorang yang terlahir dengan kemampuan supranatural seperti dirinya. Mengingat musuh nya yang belum diketahui siapa,pasti akan menggunakan segala cara untuk bisa menjatuhkan nya. Kematian kedua anak nya menjadi bukti adanya seseorang yang tak menginginkan keluarga nya bahagia. Arshy berharap misteri siapa musuh nya itu akan segera terungkap.
"Sekarang apa yang kamu rasakan ?" tanya Airin melepas kan lengan Saras
Saras mengangkat sebelah alis nya, "Gak ngerasain apa-apa, cuman bingung dengan yang kamu lakukan barusan " Jawab Saras apa adanya
Airin menghela nafas, lemas karena merasa telah gagal. " berarti aku harus bisa belajar lagi " Lirih nya
"Belajar ? Kenapa gak bilang dari tadi kalau mau belajar ! Ayo kita ke ruang belajar aku !" Ucap Saras segera beranjak dari tempat tidur
"Huuuuh... capek deh " Lirih Airin terpaksa mengikuti Saras ke ruangan belajarnya yang terletak di samping kamar nya. Ruangan nya masih berada di dalam kamar hanya saja memiliki tempat yang cukup luas.
Di ruangan belajar itu terdapat meja belajar , rak-rak yang berisi buku-buku berjajar rapih di sisi ruangan. Di sudut lain terdapat rak berisi berbagai kerajinan dan meja serta kursi tempat Saras biasa berkreasi di sana. Airin pun menatap takjub ruangan itu.
"Waaahhh....sudah seperti perpustakaan saja,buku nya banyak banget. Ini kamu sendiri yang buat ?" Tanya nya sambil menyentuh sebuah lukisan keluarga.
"Iya " Jawab Arshy sambil tersenyum
Namun senyuman nya seketika sirna saat tiba-tiba saja muncul sosok hitam berbulu,mata merah dan bertaring. Mirip genderuwo hanya saja yang ini versi mini.
(gambar hanya pemanis)
"Astaghfirullah....!" Kejut nya segera menutup wajah dengan telapak tangan ,begitupun dengan Airin yang ikut terkejut dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Saras.
"Kamu bisa melihat nya ?" Tanya Airin sambil mengintip di sela-sela jari nya.
"I...itu apa,Airin ? Kamu juga lihat?" Tanya Saras masih memejamkan mata meski telapak tangan nya masih nemplok di wajahnya.
"Hohoho....asik.... akhirnya kakak Saras bisa lihat aku ....!" Seru makhluk kecil berbulu itu bertepuk tangan girang.
Deg'
"Dia tahu nama aku ?" batin Saras
"Gak,ini gak bener ! Aku harus kabur dari sini" Batin nya lagi
"Airin,ayo kita lari !" ajak nya segera menarik lengan Airin lalu berlari meninggalkan ruang belajar nya.
"Yaahh....kenapa Taehyun ditinggal ?" Lirih genderuwo itu sedih
"Astaga Airin, seperti nya mulai sekarang aku gak mau masuk lagi ke ruang belajar. Masuk kamar juga rasanya jadi takut " ucap Saras dengan tubuh yang gemetar
Saat ini mereka sudah berada di depan kamar Saras.
Airin dengan nafas tersengal seketika tersenyum bangga.
"Kamu kenapa malah senyum-senyum? " Tanya Saras menatap nya takut.
"Jangan-jangan kamu kesurupan hantu bulu tadi ?" Duga nya
"Eh,...?" Airin terkesiap ,namun Saras segera berlari sambil berteriak memanggil Oma nya.
"OMMAAAA......!"
Suara teriakan nya terdengar sampai ke dalam kamar nya Pandu. Entah bagaimana tiba-tiba saja pria itu segera bangkit,saat hendak pergi ke luar kamar nya sosok tinggi besar menghalangi. Seketika pandangan nya gelap dan Pandu pun tak sadarkan diri kemudian.
Di dapur,Arshy yang sedang menata masakan nya di meja dibantu art nya,terkesiap mendengar teriakkan cucu nya.
"Astaghfirullah,Saras ..."
"Non Saras ,Bu..." Ucap art dengan wajah khawatir
Arshy segera beranjak, di saat itu Saras sudah sampai di depan nya. Dengan wajah takut dan tubuh gemetar Saras memeluk Oma nya.
"Oma....!"
"Kamu kenapa ? Ada apa ? Kenapa teriak-teriak? Airin mana ?" Tanya Arshy
"Airin kesurupan hantu bulu , Oma " Ucap nya
"Hantu bulu?" kening Arshy berkerut
"Iya Oma...tadi di ruangan belajar aku ada hantu bulu,sekarang Airin kesurupan. Tolong Airin Oma ! Panggilin ustadz!" Ucap Saras sambil menarik-narik lengan Oma nya
"Aku gak kesurupan kok !" Ucap Airin tiba-tiba.
"Ini ada apa sih sebenarnya? " Tanya Arshy bingung
Airin menunduk ," Maafin Airin,Oma. Tadi Airin praktekin yang Oma ajarkan. Aku pikir gagal ternyata berhasil " Lirih nya merasa bersalah
"Praktek ? Memang Oma ngajarin Airin apa ?" Bingung Saras. Kini tubuh nya tak terlalu bergetar ketakutan.
"Ayo kita makan dulu,nanti Oma jelaskan. Oma rasa sudah saat nya kamu tahu" Ucap Arshy mengajak Saras dan Airin ke meja makan
"Memang nya ada apa Oma ? Apa yang harus aku tahu ?" Tanya Saras begitu penasaran
"Nanti saja kita bahas lagi" ucap Arshy namun tatapan nya tertuju ke sudut ruangan, menatap sesuatu yang tak dapat dilihat orang biasa.
"Jangan sungkan ,anggap saja ruang sendiri !" ucap Arshy ketika Airin sudah duduk di kursi nya
"Opa mana ,Oma ? " Tanya Saras
"Masih di jalan,kejebak macet katanya. Udah kalian makan saja,jangan nungguin Opa " Ucap Arshy meminta cucu dan teman nya untuk makan namun dirinya sendiri pun tak menyentuh makanan nya, ingin menunggu suaminya datang.
Tak lama terdengar deru mesin mobil di luar,Arshy tersenyum karena tahu jika suaminya sudah pulang.
"Kalian makan ya,Oma mau ke depan dulu. Opa kalian sudah datang" ucap nya
Airin terdiam,"Opa kalian ? " Gumam nya membatin
Sedangkan Saras hanya mengangguk dan tersenyum senyum menoleh pada Airin.
"Itu artinya,kamu sudah Oma anggap cucu " ucap nya
"Apa itu gak berlebihan ?" tanya Airin
"Gak lah,santai saja. Gak usah merasa gimana-gimana "Sahut Saras sambil mengedipkan mata
Arshy tersenyum menyambut kedatangan suaminya di ambang pintu. Wajah lelah nya seketika menghangat ketika melihat senyuman istrinya. Wajah yang tak lagi muda itu masih terlihat tampan dan berkarisma di usianya yang semakin senja. Pria itu sebenarnya sudah lelah masih harus bekerja di saat usianya yang sudah tua. Tetapi ia tak ada pilihan lain,kedua anak nya telah tiada,cucu laki-lakinya yang menjadi harapan nya tak bisa diharapkan karena kondisi nya yang seperti itu. Sementara cucu perempuan nya masih terlalu dini jika harus bergabung di perusahaan dan menjalankan semua usahanya. Ia juga tak bisa mempercayakan perusahaan pada orang lain setelah kasus penghianatan yang pernah dilakukan anak-anak Pak Mukti (orang kepercayaan Gumelar/ kakek Alam). Saat itu Pak Mukti telah tiada jadi tak ada yang mengawasi anak-anaknya yang ikut mengelola perusahaan. Setelah kejadian itu, Alam tak lagi percaya dengan orang luar. Biarlah dia harus bekerja keras sedikit lagi. Kini harapan satu-satunya adalah Saras,ia harap gadis itu bersedia bergabung di perusahaan setelah menyelesaikan pendidikannya. Ia juga berharap cucu nya Pandu akan segera sembuh dan pulih.
"Maaf ya,aku telat " ucap nya menyesal
"Iya,tidak apa-apa. Yang penting kamu pulang dalam keadaan selamat tak kurang satu pun. Sekarang kita makan yuk ,ada teman nya Saras juga " Ajak Arshy sambil membantu melonggarkan dasi yang melingkar di leher suaminya.
"Teman nya Saras ?" Tanya Alam
"Iya. Namanya Airin " Sahut Arshy mengangguk
"Oh,perempuan. Aku kira laki-laki" Gumam Alam pelan
Arshy dan Alam pun segera menuju ruang makan. Saras dan Airin segera menghentikan makan nya,mereka menatap Alam dengan pandangan yang berbeda.
"Opa...." Ucap Saras sambil tersenyum
Sementara Airin hanya tersenyum canggung lalu menunduk dalam.
"Hei...kenapa kalian berhenti makan nya ? Ayo dilanjut lagi !" Ucap Alam sambil tersenyum
"Nama kamu Airin kan ? Tadi Oma yang bilang " Tanya Alam setelah ia duduk di kursi nya
"I...iya ...."
"Panggil saja Opa,biar sama seperti Saras. Ayo dimakan lagi,jangan sungkan ! Opa senang jika teman nya Saras bisa ikut makan" Ucap Alam
Arshy tersenyum sambil menyendokan nasi dan lauknya untuk sang suami
"Iya ,Opa " Ucap Airin sambil tersenyum canggung.
Waktu pun berlalu,sudah saat nya bersambung dulu...
.....
lanjut....