NovelToon NovelToon
Ruang Kelas

Ruang Kelas

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Mata Batin
Popularitas:151
Nilai: 5
Nama Author: Risma Dwika

Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.

Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.

Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

"De, sudah. Baca baca doa. Zaki siapin mobil, kita berangkat malam ini juga".

"Ayo neng".

Neng beranjak bangun namun kepala nya tetap tertunduk.

Saat tangan di sentuh, kulitnya sedingin es.

Meskipun uwa Daris kaget, namun ia menutupi nya.

"Kenapa wa? Kaget ya?" neng berbisik.

"henteu (Tidak)". Uwa Daris menjawab dengan ketus, dia tau saat ini bukan neng yang bicara melainkan makhluk lain.

"Kenapa ketus sekali?".

"Cicing !! (diam !!)".

"Kenapa pak?". tanya uwa nyai.

"Nggak, nggak kenapa-kenapa Bu".

Neng tersenyum saja.

Uwa Daris membawa keponakan nya ini ke guru spiritual nya.

Karena seperti nya neng ini sudah tidak kondusif lagi keadaan nya.

Mereka pun berangkat, menembus gelap nya malam yang sunyi berteman kan suara jangkrik dan tonggeret yang berbunyi nyaring.

Sementara teman-teman neng Syifa, Dian dan ikhsan berencana untuk menjenguk sahabat nya ini.

Di sekolah pun para guru sudah meminta pungutan seikhlasnya untuk menjenguk neng yang sudah tidak masuk beberapa hari semenjak kejadian aneh di sekolah.

Para guru dan teman sekolah neng khawatir dengan kondisi neng.

Karena belum ada kabar baik dari Bu Munah selaku wali murid dari neng.

Malam ini berbeda dari malam sebelum nya.

Para sahabat neng ini merasakan perasaan yang tidak biasa.

Mereka bertiga nampak gelisah, entah apa penyebabnya.

Saat mereka sudah terlelap, Dian bermimpi bertemu dengan neng.

Dia nampak lusuh dengan baju kurung berwarna putih, namun baju tersebut kotor sekali. Tangan sahabat nya itu nampak memar di seluruh bagiannya. Begitu juga dengan kaki nya, memar semua.

Di mimpi neng terduduk di ruang kelas sekolah nya. Tapi entah kelas yang mana Dian juga tidak tau persis.

Neng duduk di kursi tengah dengan tangan di lipat ke atas meja seperti siap belajar.

Namun, dibalik wajah nya yang datar air mata justru mengalir deras membanjiri wajah ayu neng ini.

Dian ingin membuka pintu kelas, namun terkunci dari dalam.

Ia ketuk pintu tersebut namun neng tak menoleh sedikit pun.

"Neng, buka pintu nya neng. Kamu kenapa? Neng".

Dian terus berusaha mengetuk pintu itu dengan keras.

Padahal dian sudah teriak memanggil manggil sahabat nya itu.

Sampai.....

PLAAAAAKKKKK

.

.

.

.

Adzan subuh telah berkumandang....

Dian tersadar dari tidur nya, sudah di kelilingi para tetangga terdekat.

Ibu nya di samping sudah menangis histeris karena Dian berperilaku aneh.

"Bu. Kenapa rame banget ini? Ada apa?" Dian bingung tetangga nya kumpul semua di rumah nya. Matahari pun belum muncul.

Masih pukul empat lebih lima belas menit, para bapak-bapak yang ibadah di masjid juga belum semua nya balik.

Namun, Dian melihat tetangga nya semua ada di sini.

"Alhamdulillah nak, kamu sadar juga. Terima kasih yaa Allah". Ibu nya terus memeluk Dian seolah Dian selamat dari sakaratul maut.

"Bu, yah. Ada apa sih? Badan ku sakit semua. Aku kenapa? Bukanya aku tidur di kamar?".

"Nak, apa kamu lagi ada masalah?". Tanya ayah nya.

"Nggak pak, nggak ada apa-apa kok". Dian makin bingung dengan pertanyaan orang tua nya.

"Sudah pak, jangan di tanya tanya dulu. Biarin Dian istirahat dulu. Jangan berangkat sekolah dulu yaa". Ucap Bu Sarmi yang juga ada di sana.

'Duh kenapa yaaa gue semalem? Ini juga kenapa badan jadi nggak enak gini, mana rasanya berat banget lagi'.

'Ah, neng. Kenapa gue mimpi begitu ya? Apa yang terjadi sama neng ya?'. Dian tersadar akan mimpi nya tadi.

...****************...

Matahari mulai muncul, Dian mengikuti saran orang tua nya untuk tidak masuk sekolah dulu.

Ayah nya Dian pun sudah izin ke wali kelas nya.

Namun, ayah nya Dian malah mendapat informasi yang membuat dia tak kalah terkejutnya.

Wali kelas menginformasikan bahwa ikhsan dan juga Syifa teman nya Dian juga izin sekolah dengan alasan yang sama.

Tak pakai lama, ayah nya Dian langsung datang ke rumah ikhsan yang tidak terlalu jauh dari rumah nya.

Dengan membawa motor bebek nya, ayah nya Dian memacu motor nya se kencang mungkin.

Sesampainya di sana....

"Assalamualaikum, misi pak".

"Eh, waalaikumsalam. Ada apa pak pagi buta kemari tumben? Ada masalah?". Tanya ayah nya ikhsan.

"Saya mau tanya, kata wali kelas anak-anak ikhsan sakit juga?".

"Iyaaa kata saya mah ketempelan ini anak. Aneh, nggak pernah nya begini pak. Saya jadi takut anak saya kenapa kenapa".

"Dian juga sama pak. Ikhsan ada cerita nggak dia ngerasain apa gitu?".

"Tadi pas udah sadar dia cerita kalo mimpi aneh. Mimpi si neng ada di sekolah tapi badan nya sakit katanya. Si bujang coba nolong tapi pintu nya di kunci, di dalem mimpi nya mah kata dia berusaha dobrak pintu tapi nggak bisa. Nah asli nya mah ikhsan jedotin kepala nya ke pintu, ngeri kalo di inget tadi tuh".

"Punten, emang Dian begitu juga pak?". Tanya ayah ikhsan lagi.

"Iyaa pak. Gimana yaah ini. Apa ada hubungannya sama si neng?".

"Saya mikir juga begitu pak, apa kita bawa anak-anak berobat sama sama ya pak? Saya khawatir ini bukan ketempelan biasa".

Rupanya sahabat neng pun ikut kena imbas nya.

Entah kenapa 'makhluk' itu terus mengganggu neng dan teman temannya. Padahal mereka tergolong anak yang baik-baik saja. Nggak pernah ngomong kasar satu sama lain. Semua nya rajin, nggak pernah melawan orang tua. Tapi kenapa di ganggu sampai segini nya.

...----------------...

Saat ini, uwa Daris sedang mengarahkan Zaki ke jalan mana saja yang akan mereka lalui.

"Dari sini kemana lagi wa?". Tanya Zaki.

"Nanti ada gapura masuk aja Ki. Di dalem desa Sukamulya namanya. Nah, itu udah keliatan kan gapura nya".

Desa ini sama saja seperti desa Zaki, namun rumah sudah lebih dekat satu sama lain. Tidak seperti di desa nya, jarak dari satu rumah ke rumah lain benar benar jauh.

"Itu ki, pertigaan di depan ambil kanan. Nggak jauh di situ rumah nya kok. Nggak ada lagi rumah nya itu doang".

Zaki mengikuti arahan uwa Daris.

Beberapa menit kemudian mereka sampai.

Zaki dan uwa Daris buru-buru keluar lalu menggendong neng ke teras rumah kyai Abdullah nama nya.

Beliau memang di kenal bisa 'mengobati' penyakit yang bukan medis.

"Assalamualaikum yai". Uwa Daris berusaha mengetuk pintu rumah kyai Abdul nama panggilan nya.

"Biar saya kang". Ujar uwa nyai.

"Assalamualaikum, yai boleh minta tolong". Ujar uwa nyai.

"Waalaikumsalam Daris".

Kyai tau siapa yang datang sebelum membuka pintu bahkan.

"Yai tolong keponakan saya yai".

Kyai Abdul tak menjawab perkataan uwa Daris, namun mata nya tajam ke arah depan teras.

Kyai Abdul tegak berdiri sambil bertasbih.

Saat itu juga neng menggeliatkan tubuh nya.

1
Risma Dwika
Selamat membaca semua nya 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!