Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14: THE SHADOW STALKS
Pagi itu, Chicago terasa berbeda. Tidak lagi diwarnai kebanggaan, melainkan diwarnai oleh paranoia. Luca, duduk di balik meja mahoni yang terasa asing di tangannya, membaca judul berita utama yang diulang-ulang di berbagai media lokal dan blog kriminal.
"Pembantaian di Gudang Chicago Diduga Terkait Pembunuh Bayaran Eropa, The Ghost."
Isabella tidak hanya menyerang Moretti Corp; dia menyerang inti pertahanan diri Luca. Nama itu, The Ghost, adalah identitas yang telah ia kubur di bawah sepuluh tahun ketaatan, data, dan jas Italia yang sempurna. Nama itu adalah pengakuan bahwa, di balik Cleaner yang dingin, bersembunyi mesin pembunuh yang sangat efisien.
Luca menutup laptopnya. Dia tidak menyalakan lampu. Cahaya pagi yang masuk dari jendela hanya menyorot kelelahan yang mendalam di matanya. Isabella telah melanggar kode yang paling suci: Jangan pernah menyentuh masa lalu seseorang. Dia tahu Luca membenci nama itu lebih dari ia membenci Marco.
Monolog internal Luca berputar dengan kecepatan yang menyakitkan. Dia tidak hanya mencari data. Dia mencari jiwaku. Dia tahu persis tombol apa yang harus ditekan. Pengkhianatan itu kini berubah menjadi ancaman eksistensial. Dia tidak bisa lagi menjadi Cleaner yang mengendalikan dari bayangan. Dia harus menjadi The Ghost lagi—hanya untuk mematikan ancaman Ghost yang dibuat Isabella.
Ia segera memanggil Vito. "Tingkatkan keamanan pribadi. Nonaktifkan semua chip GPS standar di mobil dan ponsel. Aktifkan saluran pribadi. Kita kembali ke protokol lama, Vito."
Vito, yang selama bertahun-tahun hanya membawa tas kerja Luca, mengangguk tanpa pertanyaan. Dia adalah satu-satunya yang tahu kengerian di balik nama The Ghost.
Sore harinya, ancaman Bianchi mengambil bentuk yang nyata.
Luca harus bertemu dengan perwakilan Bank Sentral, Mr. Henderson, untuk menstabilkan kredit Moretti Corp setelah serangan finansial Isabella. Pertemuan itu seharusnya formal, tetapi Luca melihat perubahan di mata Henderson: ada rasa takut dan jijik yang baru.
"Tuan Rossi," Mr. Henderson berdeham, mencondongkan tubuhnya ke meja marmer, "Kami menghargai upaya restrukturisasi Anda. Namun, melihat kerentanan finansial dan, uhm, berita yang beredar tentang kekerasan di internal Moretti, kami harus meninjau ulang pinjaman $500 juta untuk Proyek Gold Coast."
Luca tahu ini adalah pekerjaan Rocco Bianchi. Rocco menggunakan berita The Ghost untuk menakut-nakuti pemodal. Luca telah menyelamatkan Moretti dari kebangkrutan, tetapi kini ia merusak citranya sendiri.
"Bianchi Financial Group sedang diselidiki oleh IRS atas dugaan penipuan pajak, Mr. Henderson," balas Luca dengan nada yang dingin dan logis. "Anda ingin menahan kredit dari Moretti yang stabil, untuk membantu Bianchi yang rentan? Itu adalah risiko yang buruk."
"Tuan Rossi," Henderson menyela, "Ini bukan lagi soal risiko finansial. Ini risiko moral. Kami tidak berurusan dengan The Ghost."
Luca menatap Henderson lurus, tatapannya membeku. Untuk pertama kalinya, ia tidak bisa menggunakan logika murni. Nama itu lebih kuat dari data.
"Saya akan membersihkan nama saya, Mr. Henderson," kata Luca, bangkit. "Dan ketika saya melakukannya, saya akan ingat siapa yang tidak mendukung kami saat kami paling membutuhkan. Anda boleh meninjau pinjaman itu. Tapi saya akan pastikan Bank Anda membayar harga yang tinggi."
Menghadapi Masa Lalu: Kontak di Chinatown
Luca tahu dia harus bergerak di luar sistem. Untuk menghentikan Isabella menyebarkan masa lalunya, ia harus mencari tahu bagaimana Isabella mendapatkan informasi itu. Informasi tentang The Ghost hanya diketahui oleh segelintir orang di Eropa.
Malam itu, Luca pergi ke Chinatown, ke sebuah restoran gelap yang hanya melayani anggota lama organisasi. Luca mencari Silas, seorang mantan penyelundup senjata yang kini hidup tenang sebagai pemilik restoran, tetapi masih memiliki jaringan kontak di Eropa.
Silas, pria tua dengan bekas luka di mata kirinya, menyambut Luca dengan tatapan hati-hati.
"Luca Rossi," sapa Silas. "Aku dengar kau menjadi Cleaner sekarang. Jas mahal, mobil mewah. Kau melupakan cara kita hidup."
"Aku butuh sesuatu, Silas," kata Luca, langsung ke intinya, menyerahkan sebatang emas sebagai pembayaran. "Aku butuh tahu siapa yang menggali masa laluku di Naples dan Palermo. Aku butuh nama orang yang mencari informasi tentang The Ghost."
Silas menatap batang emas itu, lalu menatap Luca. "Itu sudah lama, Luca. Informasi itu terkubur sangat dalam. Kecuali jika... seseorang yang sangat berkuasa mencarinya."
"Isabella Bianchi," kata Luca.
Silas tersenyum pahit. "Bianchi? Gadis yang cerdas. Dia tidak mencari data. Dia mencari jiwamu."
Silas setuju untuk menggunakan kontaknya. Saat Luca pergi, Silas memberinya satu peringatan: "Orang yang menjual masa lalumu padanya pasti tahu kelemahan terbesarmu, Luca. Kelemahan yang membuatmu lari dari Eropa. Berhati-hatilah. The Ghost adalah pembunuh. Tapi Luca Rossi... dia adalah orang yang terluka."
Kata-kata Silas bergema di kepala Luca. Kelemahan terbesarnya. Itu bukan ketakutannya pada penjara. Itu adalah penyesalannya. Luka lama yang membuatnya meninggalkan Eropa.
Luca kembali ke kantor, di mana ia menerima serangan balasan dari Isabella. Rocco Bianchi, menggunakan penarikan kredit dari Bank Sentral, telah bergerak untuk merebut sebuah kompleks properti kunci milik Moretti yang vital untuk jalur distribusi mereka.
Luca harus mempertahankan aset itu tanpa menarik perhatian penegak hukum yang kini mengawasinya karena berita The Ghost.
Luca dan tim IT-nya bekerja melawan waktu. Luca melihat jejak digital serangan itu. Itu adalah serangan yang elegan, dirancang untuk memecah belah dokumen kepemilikan. Luca mengenalinya. Itu adalah signature Isabella.
Duel ini tidak akan pernah berhenti.
Luca membuka saluran komunikasi rahasia. Ia mengirimkan satu foto: foto buram dari koran Eropa lima tahun lalu, dengan tulisan tangan lama Luca di baliknya. Foto itu adalah pengingat akan insiden yang membuatnya meninggalkan Eropa—momen yang ia anggap sebagai penyesalan terbesarnya.
Luca tidak mengirim pesan. Dia mengirim rasa sakit.
Lima menit kemudian, serangan digital Isabella melambat. Ada pause yang nyata di tengah serangan.
Isabella membalas, melalui pesan terenkripsi: "Kau ingin bermain kotor? Kau akan kalah."
Luca: "Aku sudah kotor, Isabella. Kau yang memaksaku untuk membawamu ke sana."
Ancaman Fisik dan Konsekuensi
Perlambatan serangan Isabella memberi Luca waktu yang dibutuhkan untuk mengamankan aset properti. Tapi jeda itu berumur pendek.
Saat Luca bersiap meninggalkan kantor, alarm di firewallnya berbunyi, bukan karena serangan digital, melainkan karena pergerakan fisik yang tidak terautentikasi.
Tiga pria bersenjata memasuki lobi Moretti Corp, menyamar sebagai kurir. Mereka tidak mencari Luca. Mereka mencari Sofia Moretti.
Bianchi menyadari Luca tidak bisa dibunuh. Jadi, mereka menyerang sekutu utamanya.
Luca bergegas keluar dari kantor. Vito sudah menunggu di dekat lift darurat, wajahnya pucat.
"Tiga orang di lobi, Pak Luca. Mereka dari Bianchi. Mereka naik ke lift utama."
Luca dan Vito berlari ke tangga darurat. Di tengah pelarian menuruni tangga yang sunyi, Luca menyadari betapa bodohnya dia. Dia telah memperingatkan Isabella dengan serangan emosional. Isabella membalasnya dengan serangan yang mengancam nyawa.
Saat mereka mencapai lantai lobi, tembakan terdengar. Tidak ada teriakan.
Luca dan Vito bergerak cepat. Mereka melihat Sofia, terpojok di balik meja resepsionis, tetapi dia tidak sendirian. Vincenzo Rota, yang berada di lobi untuk rapat darurat, telah mengantisipasi bahaya. Vincenzo dan dua anak buahnya, berlumuran keringat dan darah, telah mengamankan para penyerang. Tembakan telah dihentikan.
Vincenzo menatap Luca, napasnya tersengal. "Kami bersiap, Luca. Kami tahu ini akan terjadi. Bianchi tidak akan berhenti."
Luca menatap Sofia, yang terlihat tenang meskipun syok. Ia kemudian menatap Vincenzo.
"Bersihkan ini, Vincenzo," perintah Luca. "Jangan ada jejak. Aku tidak mau polisi di sini."
Luca menarik Sofia menjauh. Dia harus membersihkan luka yang diciptakan Isabella.
"Kau aman," bisik Luca pada Sofia.
"Aku tahu," balas Sofia, matanya kini dipenuhi tekad baja. "Mereka mencoba membunuhku. Perang sudah dimulai, Luca. Kau harus mengakhirinya."
Luca mengangguk. Dia sekarang tahu. Dia tidak lagi bersembunyi. Dia adalah The Ghost, dan dia harus menggunakan semua keahlian kotornya untuk membersihkan ancaman yang paling indah dan paling mematikan yang pernah ia hadapi: Isabella Bianchi.
Dia harus pergi ke jantung Bianchi.