Aira memergoki suaminya selingkuh dengan alasan yang membuat Aira sesak.
Irwan, suaminya selingkuh hanya karena bosan dan tidak mau mempunyai istri gendut sepertinya.
akankah Aira bertahan bersama Irwan atau bangkit dan membalas semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazilla Shanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan Para Investor
"Nah gitu dong, Mas. Jadi nanti sepulang kerja kita langsung ke apartemen dulu ya? Aku mau ambil barang-barang dulu agar bisa langsung pindah ke rumah kamu. Nggak sabar banget mau jadi Nyonya Irwan," ucap Lisa dengan antusias.
Irwan hanya tersenyum tipis.
Obrolan mereka terhenti ketika seorang pelayan membawa pesanan mereka, dan mereka berdua langsung makan siang dengan lahap sambil mengobrol ringan.
Setelah mereka makan siang, Irwan tiba-tiba saja mendapatkan telepon dari Mamanya. Takut ada yang penting, akhirnya Irwan langsung mengangkat panggilan itu.
"Halo, assalamualaikum Ma," ucap Irwan.
"Walaikumsalam, Mama ada dirumah kamu nih. Tapi kok tumben sepi ya, Aira sama Syifa kemana?" tanya Bu Dewi.
"Mama kenapa kerumah nggak bilang dulu sama aku?" tanya Irwan.
Ia bingung harus memberikan alesan apa pada Mamanya, meskipun Mamanya itu tidak menyukai Aira.
"Ya kenapa juga Mama harus bilang? Mama kesini mau ketemu sama Syifa, kemarin malam Mama mimpi nggak enak, makannya Mama langsung kesini," jawab Bu Dewi.
"Aira pergi dari rumah, Ma. Dia juga bawa Syifa yang baru pulang dari rumah sakit. Aku masih mencari mereka, tapi belum tau ada di mana," jawab Irwan.
"Apa? Aira pergi? Ngapain juga dia pergi, biasanya juga dia bodoh dan bakalan menerima Lisa. Ya udah mumpung Aira nggak ada, kenapa nggak kamu percepat aja pernikahan kamu sama Lisa, Irwan?" Bukannya prihatin, Bu Dewi malah menyuruh Irwan segera menikah.
"Nanti kita obrolin aja di rumah, Ma. Mama istirahat dulu aja di rumah, nanti malam aku rencananya akan bawa Lisa untuk tinggal di rumah," jawab Irwan.
"Eh, kenapa malah mau tinggal serumah duluan? Nanti kalau Lisa hamil gimana? Jangan deh, Mama takut kamu kena grebek sama tetangga disini. Mending nikah aja dulu secara agama, nanti kalian juga bisa bebas kan," kata Bu Dewi.
"Aku tanya dulu sama Lisa, Ma," jawab Irwan.
"Ya udah Mama tunggu kabar baiknya. Kamu juga sewain jasa bersih-bersih dong, rumah kamu kotor banget, pasti kamar buat Mama tempati juga nggak bersih," omel Bu Dewi.
"Iya, Ma," jawab Irwan sambil mengakhiri panggilannya.
"Apa kata Mama kamu, Mas?" tanya Lisa penasaran.
"Mama minta kita nikah dulu secara agama sebelum kita tinggal serumah, Sayang. Kamu emangnya nggak apa-apa kalau kita nikah hanya pake penghulu biasa aja dulu? Bukannya aku nggak mau mengadakan resepsi Sayang, tapi aku perlu mengurus surat cerai sama Aira atau tanda tangannya nanti kalau dia setuju untuk di madu," jawab Irwan sambil menjelaskan.
"Ya udah deh nggak apa-apa, tapi aku juga ingin Mas kawin yang mahal. Aku wanita cantik dan berkelas Mas," ucap Lisa.
"Aku pasti memberikan mas kawin yang spesial buat kamu, yang penting kita sah dulu," jawab Irwan.
"Baiklah kalau begitu," sahut Lisa senang.
"Kasihan sekali nasib kamu, Aira. Kamu lihat aja nanti, kalau hanya aku yang akan jadi Nyonya Irwan. Dan kamu? Akan di usir dari rumah tanpa mendapatkan apapun!" batin Lisa.
"Apa aku sebaiknya minta mas kawin mobil aja ya sama Mas Irwan?" batin Lisa.
Ia rasa meminta mas kawin mobil adalah ide yang bagus, pasti mobil bukan nominal yang besar bagi Irwan. Lisa tidak tahu saja kalau sebenarnya yang kaya adalah Aira bukan Irwan.
Setelah selesai makan, mereka pergi dari restoran itu dan kembali ke perusahaan Alexander karena jam masuk tinggal lima menit lagi.
Irwan dan Lisa masuk kedalam mobil, dan segera melaju meninggalkan restoran itu. Di dalam mobil mereka sambil bercerita dan sesekali diiringi dengan tawa hingga tak terasa mereka telah sampai di kantor.
"Pak Irwan, semua investor telah menunggu di ruang meeting," ucap resepsionis yang segera menghentikan langkah Irwan dan Lisa.
"Kamu nggak bilang kalau ada meeting?" tanya Irwan pada Lisa tanpa embel-embel sayang.
"Maaf, Pak karena di jadwal memang Pak Irwan tidak memiliki jadwal meeting hari ini," jawab Lisa sambil menunduk.
Irwan buru-buru melangkahkan kakinya ke arah lift. Diikuti oleh Lisa yang juga mengikuti langkah Irwan dari belakang.
"Mas, aku beneran nggak tau kalau ada meeting sekarang. Ini pasti meeting dadakan," ucap Lisa membela diri agar Irwan tidak marah padanya.
Irwan hanya diam saja. Ia terlanjur marah karena ini menyangkut reputasinya. Ia tidak mau dipandang jelek oleh orang terutama para investor.
Setelah lift terbuka, Irwan langsung keluar dan berjalan cepat untuk ke ruangan meeting. Sedangkan Lisa, ia pergi ke mejanya lebih dulu untuk mengambil tablet serta pulpen agar ia bisa mencatat apa saja hasil meeting nanti.
Lisa berjalan ke ruangan meeting dan membuka pintu. Pintu terbuka, dan Lisa masuk sambil menunduk karena semuanya melihat ke arahnya. Lisa berjalan cepat ke arah kursi yang berada di samping Irwan.
"Saya benar-benar minta maaf karena saya tidak tahu jika ada meeting hari ini," ucap Irwan dengan wajah pucat.
Imagenya benar-benar hancur saat ini, apalagi melihat wajah yang sangat tidak bersahabat dari para investor perusahaan Alexander Group.
"Jujur saja kami ingin menyampaikan jika Pak Irwan adalah CEO yang buruk. Anda hanya sibuk berkencan dengan Sekretaris Anda itu, sampai tidak ada gebrakan baru dari perusahaan Alexander Group yang bisa meningkatkan profit perusahaan," ucap Pak Saka yang di angguki oleh semua investor.
"Sebaiknya perusahaan langsung di pimpin oleh Bu Aira saja. Kita lebih yakin jika Bu Aira bisa memimpin perusahaan dengan baik jauh daripada Pak Irwan," sahut Pak Iwan.
"Benar itu, Pak Irwan bisa fokus dengan selingkuhannya tanpa perlu repot-repot memikirkan perusahaan," imbuh Pak Saka.
"Untuk kejadian tadi saya benar-benar minta maaf, tapi kalian tidak bisa menuduh saya seperti itu. Sudah hampir 3 tahun saya menduduki kursi CEO di perusahaan ini, dan selama itu pula tidak ada komplain apapun. Itu berarti kalian puas dengan kerja saya kan? Saya tadi keluar karena meninjau lokasi proyek baru, bukan selingkuh seperti yang kalian tuduhkan," ucap Irwan membela diri. Ia berusaha tenang karena tidak ingin jika dirinya sampai di copot dari jabatannya.
"Bahkan kabar Pak Irwan yang selingkuh sudah menyebar satu kantor. Bagaimana bisa Pak Irwan mengelak? Kita bukan anak kecil yang bisa Pak Irwan bohongi, kita tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang Pak Irwan katakan tadi," sahut Pak Iwan.
"Benar itu, segera hadirkan Bu Aira dalam meeting besok atau kita akan mencopot paksa Pak Irwan karena kita memiliki saham yang cukup banyak di perusahaan Alexander ini," imbuh Pak Arsen.
"Setuju, sesuai dengan kesepakatan jika pemegang saham utama tidak ada, maka yang lain berhak memutuskan CEO pengganti di perusahaan," imbuh Pak Saka.
Pak Dani yang diam-diam mendengarkan lewat telepon yang tersambung dengan Pak Saka tersenyum senang. Memang itu rencananya, setelah melihat Irwan siang ini semakin mesra dengan selingkuhannya membuat Pak Dani segera mengambil langkah bekerja sama dengan para investor untuk mencopot Irwan dari jabatannya sebagai CEO.
"Aduh bagaimana ini, kenapa bisa terjadi? Disaat Aira sedang pergi dari rumah, nggak mungkin aku bisa menemukan wanita gendut itu dengan cepat," batin Irwan.
"Saya mohon berikan saya waktu satu tahun lagi untuk membuktikan kinerja saya Pak," ucap Irwan memohon.
"Apa Pak Irwan pikir kerugian yang akan di dapatkan kami dalam satu tahun ini sedikit?" tanya Pak Iwan.
"Ini kenapa orang-orang pada nyalahin Mas Irwan, ya. Bukannya perusahaan ini milik Mas Irwan? Kenapa Mas Irwan harus di copot jabatannya di perusahaannya sendiri?" pikir Lisa tak mengerti.
"Saya akan bekerja dengan baik, Pak. Saya jamin tidak akan ada kerugian yang akan kalian dapatkan," jawab Irwan mencoba meyakinkan.
"Keputusan kami sudah bulat Pak Irwan, kami tidak ingin di bodoh-bodohi oleh Pak Irwan. Jika memang Pak Irwan besok tidak bisa mengajak Bu Aira, terpaksa kami mengganti Pak Irwan dengan CEO yang akan kita tunjuk sendiri sesuai kesepakatan nantinya," ucap Pak Saka memaksa.
"Tidak bisa begitu dong, Pak Saka. Pak Saka jangan malah memprovokasi yang lainnya, apalagi perusahaan ini jelas milik istri saya. Harusnya istri saya yang memberikan keputusan. Kalian tidak bisa seenaknya begitu saja langsung mencopot saya," jawab Irwan emosi.
"Kita akan mendengar secara langsung dari Bu Aira besok sebagai pemilik sah. Bu Aira tidak mungkin egois yang tetap mempertahankan orang yang tidak berkompeten untuk menjabat sebagai CEO di perusahaannya," sahut Pak Saka yang di setujui oleh investor lain.
"Apa? Jadi perusahaan ini bukan milik Mas Irwan? Pantas aja dia takut banget buat nikahi aku secepatnya, karena bukan dia yang punya kuasa," batin Lisa yang tiba-tiba kecewa karena Irwan yang tidak jujur padanya.
Hueek! hueek!