Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.
Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.
Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.
Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 "Pembekalan dan Persiapan Akhir"
...Matahari pagi menyinari gubuk Kakek Genji, menerobos celah-celah dinding dan menerangi debu-debu halus yang menari di udara. Kenzo sudah terjaga sejak sebelum fajar, duduk bersila di samping Kakek Genji yang juga sudah memulai aktivitasnya. Suara dentingan palu yang berirama memenuhi pagi itu....
..."Ini adalah 'prototipe' pertama kita, Kazuki," kata Kakek Genji, mengangkat sebuah bilah tombak yang sudah diasah mengkilap. Bentuknya lebih ramping dan panjang dari tombak desa pada umumnya, dengan ujung yang sangat runcing. "Sesuai 'desain' yang kau berikan."...
...Kenzo memegang bilah itu dengan hati-hati. Terasa seimbang, tajam, dan surprisingly, ringan. Ia mengamati detail tempaan yang presisi. "Luar biasa, Kakek Genji! Ini adalah karya seni sekaligus alat tempur yang revolusioner."...
...Kakek Genji tersenyum bangga. "Aku menggunakan teknik penempaan berlapis untuk bilah ini, seperti yang kau sarankan. Lebih banyak lipatan, lebih kuat, tapi lebih fleksibel."...
..."Fleksibilitas itu penting, Kakek," Kenzo mengangguk. "Untuk menahan benturan tanpa patah. Dan ini juga akan mengurangi kerusakan material. Jadi, ini lebih 'sustainable'."...
...Kakek Genji hanya menggaruk kepalanya mendengar istilah 'sustainable' itu, tapi ia bangga dengan hasil kerjanya. "Gagangnya aku buat dari kayu jati hutan, Kazuki. Paling kuat di sini."...
..."Dan pegangan kulit yang melingkar ini, Kakek, akan memberikan cengkeraman maksimal. Ini adalah 'ergonomi' yang penting untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan akurasi," Kenzo menambahkan, memegang bagian pegangan. "Kita akan menamainya... Tombak Predator. Untuk menghormati target utama kita."...
...Kakek Genji tertawa renyah. "Tombak Predator. Aku suka itu. Kedengarannya menakutkan."...
...Tepat saat itu, pintu gubuk terbuka. Ichiro masuk, wajahnya menunjukkan kelelahan namun matanya berbinar. Di belakangnya ada Kaito dan Tatsuya yang menggendong keranjang penuh dengan aneka tumbuhan dan beberapa kulit binatang kecil. Kuro berjalan di samping Tatsuya, mengibaskan ekornya....
..."Manajer kecil!" seru Tatsuya, antusias. "Kami kembali! Dan kami membawa banyak 'intelijen'!"...
...Ichiro berjalan mendekat. "Hasil pengawasanmu di tebing sudah terkumpul, Kaito. Dan Tatsuya menemukan banyak sekali tanaman obat di arah timur." Ia melihat tombak baru di tangan Kenzo dan Kakek Genji. "Wah, apa ini?"...
..."Ini adalah 'prototipe' Tombak Predator," Kenzo mengumumkan, menyerahkan tombak itu kepada Ichiro. "Dibuat khusus untukmu, Ichiro-san. Coba rasakan keseimbangannya."...
...Ichiro memegang tombak itu. Matanya melebar saat merasakan bobot dan keseimbangannya. Ia mengayunkannya beberapa kali. Gerakannya terasa lebih cepat, lebih ringan, dan lebih presisi....
..."Luar biasa..." gumam Ichiro. "Ini terasa seperti perpanjangan tanganku sendiri. Jauh lebih baik dari tombakku yang lama."...
..."Itulah kekuatan 'inovasi' dan 'desain yang efisien', Ichiro-san," kata Kenzo bangga. "Kakek Genji telah mengaplikasikan keahliannya dengan panduan strategis dariku. Kita akan membuat ini menjadi senjata standar untuk 'Unit Keamanan' kita."...
...Kaito dan Tatsuya juga ingin mencoba. Mereka terkesima dengan perbedaan antara Tombak Predator dan senjata lama mereka....
..."Aku juga ingin satu!" seru Tatsuya. "Aku pasti bisa menjatuhkan babi hutan yang lebih besar dengan ini!"...
..."Tentu saja," Kenzo mengangguk. "Tapi produksi akan memakan waktu. Kita akan membuat secara bertahap. Untuk sementara, ini adalah aset eksklusif untuk 'Kepala Operasional' kita."...
..."Baiklah, cukup dengan mainan baru ini," kata Kenzo, kembali ke mode seriusnya. "Sekarang, Ichiro-san, Kaito-san, apa hasil 'intelijen' hari ini? Tatsuya, letakkan dulu hasil buruanmu, dan fokus. Kita akan melakukan 'debriefing'."...
...Ketiga anggota tim, kini dengan alat yang lebih baik dan semangat yang lebih tinggi, mengangguk. Kenzo sudah siap untuk menyusun strategi berikutnya, menggabungkan intelijen baru dengan senjata baru, dan semakin mendekatkan dirinya pada tujuan membangun kerajaan barunya....
...Malam itu, gubuk Ichiro berubah menjadi markas operasional. Di atas peta kulit, Kenzo terus menjelaskan strategi....
..."Ini adalah 'zona penyergapan'," Kenzo menunjuk sebuah titik di peta, di jalur yang Kaito identifikasi sebagai rute transit serigala. "Kita akan menempatkan Kaito-san di sini, di atas pohon, dengan posisi memanah yang jelas. Kamu adalah 'penembak jitu' kita, Kaito-san. Tugasmu adalah melumpuhkan serigala yang mencoba melarikan diri."...
...Kaito mengangguk, matanya fokus. "Aku akan siapkan panah-panah terbaikku."...
..."Ichiro-san dan Tatsuya, kalian adalah 'tim penyerang utama'," lanjut Kenzo. "Kalian akan bersembunyi di semak-semak lebat di sini, dekat jalur. Kuro akan berada di samping Tatsuya, siap untuk melacak atau mengalihkan perhatian jika diperlukan."...
...Tatsuya mengelus kepala Kuro. "Kuro tidak akan mengecewakan."...
..."Timing adalah segalanya," Kenzo menekankan. "Berdasarkan laporan Kaito, serigala-serigala itu kembali ke sarang menjelang siang. Kita akan menempatkan umpan di sini," ia menunjuk sebuah area. "Umpan berupa sisa bangkai rusa yang kalian temukan kemarin. Itu akan memancing mereka untuk memperlambat langkah atau berhenti sejenak."...
..."Umpan?" Ichiro bertanya, "Apakah itu etis?"...
..."Ini adalah 'strategi', Ichiro-san," Kenzo menjawab, ekspresinya tegas. "Ini adalah perangkap cerdas. Kita ingin efisiensi. Setelah mereka mendekat, itulah saat kalian beraksi. Ichiro-san dengan Tombak Predator. Tatsuya dengan kekuatannya. Tujuan utama: melumpuhkan, bukan membunuh secara sembarangan."...
..."Lumpuhkan?" Kaito menyela. "Bukannya lebih mudah dibunuh saja?"...
..."Membunuh adalah pemborosan sumber daya," Kenzo menjelaskan. "Jika kita bisa melumpuhkan, kita bisa 'mengolah' kulitnya dengan lebih baik. Dagingnya masih bisa dimanfaatkan. Dan jika ada anak serigala, kita bisa 'mengelola' populasinya di masa depan."...
...Ichiro, Kaito, dan Tatsuya saling pandang. Konsep "mengelola populasi" dan "memanfaatkan sumber daya" dalam konteks serigala adalah hal baru bagi mereka....
..."Baiklah," Ichiro menghela napas. "Jadi, kapan 'operasi' ini akan dimulai?"...
..."Fajar besok," Kenzo mengumumkan. "Kita akan berangkat sebelum matahari terbit, menempatkan diri di posisi masing-masing sebelum serigala-serigala itu memulai perburuan mereka. Dan kita akan menunggu."...
...Ichiro mengangguk, ia mengasah bilah Tombak Predator-nya. Kaito mengecek tali busurnya. Tatsuya mengelus Kuro, memberinya instruksi dalam bisikan....
...Kenzo mengamati mereka, merasakan denyutan kegembiraan. Ini adalah timnya. Misi pertama mereka. "Ingat," katanya lagi, "keselamatan adalah prioritas utama. Kita bukan sekadar pemburu. Kita adalah 'Unit Keamanan'. Kita beroperasi dengan strategi. Ada pertanyaan?"...
...Tidak ada yang bertanya. Mereka sudah siap....
......
