Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.
bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.
Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.
Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Sesuai janji Roy dan timnya sudah menunggu di lapangan, Rama pun datang bersama Seli, Mita, Raka dan juga Ria yang juga terpaksa ikut.
lapangan juga sudah dipadati oleh seisi sekolah hanya untuk melihat sang kapten basket yang menantang anak baru di kelasnya.
"Rama lo yakin mau ngelawan Roy?" tanya Mita sedikit berbisik pada Rama yang sepertinya sama sekali tidak gugup dan terlihat sangat percaya diri.
"Iya. kebetulan udah lama gue nggak main basket lagi, dan kayaknya seru bisa ngelawan kapten basket yang tak terkalahkan" ucap Rama dengan tenangnya.
Sementara Seli, Mita dan Raka jadi bergidik ngeri jika melihat ada orang yang tidak takut sama sekali setelah mendapat ancaman dari sang kapten basket sekolah.
"Entar, jadi lo udah lama nggak main basket? sejak kapan?" tanya Raka sedikit terkejut dengan pernyataan Rama tadi.
"Kayaknya udah dua tahun gue nggak main basket lagi, kayaknya seru deh" ucap Rama sambil menampilkan senyum manisnya tanpa rasa khawatir sedikitpun. Mendengar hal itu pun Raka hanya bisa menepuk jidat, tidak habis pikir dengan jalan pikiran murid pindahan di kelasnya itu.
"Nggak papa, gue juga udah tau kok gue nggak bakal menang, tapi gue bakal nikmati permainannya" ucap Rama sebelum berlalu menuju lapangan. Sekilas Rama menatap Ria yang berdiri tak jauh di belakang masih sambil menunduk sedikit mengangkat wajah nya yang langsung mendapat tatapan dari Rama yang kemudian langsung melempar senyum manisnya, dan hal itu pun berhasil membuat Ria sedikit melupakan lamunannya dengan pipi yang sedikit memanas.
"Dateng juga lo, gue kira lo bakal pergi ke UKS atau pulang lebih awal" ucap Roy dengan mengangkat dagunya menatap remeh anak baru di depannya.
"Gue rasa dari pada ke UKS atau pulang, akan lebih bagus lagi kalau bisa main basket sama kapten basket yang katanya tak terkalahkan" ucap Rama masih dengan senyumnya yang terlihat palsu di mata Roy.
"Ck! berhenti masang muka memuakkan lo itu di depan gue bocah sialan" Roy membuang permen yang ada di mulutnya sambil mengangkat tangannya menyuruh timnya untuk menyingkir karena Roy hanya berniat melawan satu lawan satu.
"Eh kalian mau ke mana?" tanya Rama berhasil membuat semua tim Roy yang hendak pergi berhenti sambil menatap bingung ke arah Rama, begitu pula dengan Roy yang sepertinya mengerti apa maksud Rama.
"Lo yakin mau ngelawan kita sekaligus?" tanya Roy yang membuat teman-temannya terkejut kalau itu yang Rama inginkan.
"Ya, kapan lagi gue bisa dapet kesempatan langka kayak gini, melawan tim basket yang tak pernah terkalahkan" ujar Rama dengan semangatnya seperti anak kecil yang mendapat mainan baru dari ayahnya.
"Tapi bos_" Roy mengangkat tangannya, ia tidak ingin mendengar keluhan apapun dari timnya yang masih tidak percaya akan melawan satu orang.
"Oke kalo itu yang lo mau, semoga lo nggak nyesel setelah kalah nantinya"
"Kita lihat aja nanti"
***
Sejak Rama menyetujui tugas dari laki-laki berjubah putih malam itu untuk membunuh iblis yang akan menghancurkan bumi, Rama diberi kekuatan yang tidak bisa dimiliki oleh manusia biasa, karena untuk bisa membunuh iblis yang punya kekuatan yang mampu menghancurkan bumi Rama juga harus punya kekuatan yang jauh melampaui iblis itu.
Dan untuk mendapatkan kekuatan yang bisa melampaui iblis itu Rama harus melatih fisiknya agar tidak hancur saat kekuatan dalam tubuhnya terus meningkat.
Rama cukup percaya diri saat tahu ia punya kekuatan yang tidak bisa ditandingi oleh manusia biasa, bahkan ia sempat menguji kekuatannya untuk menghancurkan beberapa batu dan menumbangkan pohon di hutan.
***
Pertandingan antara tim Roy dan Rama pun berlangsung dengan sengit, dan dalam waktu singkat tim Roy memimpin dengan 3 skor, bahkan Rama tidak dapat kesempatan untuk menggiring bola.
"Apa hanya itu aja kemampuan Lo? gue bahkan bisa masukin bola sambil tutup mata" ucap Roy yang tidak segan melempar bola tepat masuk ke ring yang ada di belakangnya sambil menatap remeh Rama yang masih terlihat cukup tenang dan bahkan tersenyum setelah melihat bagaimana Roy bermain.
Saat tiba-tiba tanpa aba-aba Rama berlari melewati Roy dan langsung merebut bola yang baru saja Roy masukkan tadi, dan dengan gerakan lincah Rama melewati tim Roy yang berusaha merebut bola darinya, dan dalam satu lompatan yang cukup tinggi Rama pun berhasil memasukkan bola itu ke ring dengan sempurna.
"Ck itu cuman kebetulan doang" ucap Roy yang tidak suka melihat Rama yang baru saja mencetak skor pertamanya. Pertandingan pun kembali dimulai dengan Roy yang mulai serius melawan Rama yang juga semakin lincah merebut bola dan menggiringnya.
"Woah!! Rama…!! ganbatte Rama!!" teriak Mita menyemangati Rama dari tepi lapangan saat melihat Rama yang sudah bisa menyamai Roy.
"Ganbatte apaan dah tuh?" tanya Raka pada Mita yang sudah heboh menyemangati Rama.
"Ck! masa Lo nggak tahu sih, itu loh yang biasa di anime- anime itu, yang buat nyemangatin orang gitu loh" ucap Mita agak sedikit kesal.
"Oooh…” Raka pun ber-oh panjang sambil manggut-manggut paham.
"Emang dasar kudet ya Lo, lahir di zaman apa sih? gitu aja masa nggak tahu" ucap Mita sambil menatap Raka dengan malas.
"Ya lah... ratu gosip yang tahu segalanya” ucap Raka sedikit lirih.
"Lo ngomong apa tadi?" semprot Mita yang tidak sengaja mendengar bisikan Raka dengan wajah yang sedikit marah.
"Nggak, gue nggak ngomong apa-apa kok" ucap Raka mengelak sambil membuang muka seakan tidak peduli yang justru membuat Mita semakin ingin menonjok wajahnya itu.
Saat teriakan para siswa mengalihkan perhatian Mita yang benar-benar hendak menonjok Raka, Mita pun melihat ke lapangan saat teriakan semakin riuh.
"Roy udah mulai serius" ujar Raka yang juga menyadari hal yang sama dengan Mita.
Mita pun mulai serius memperhatikan Roy yang mulai tidak seperti dirinya yang biasanya.
Sementara itu Ria yang dari tadi hanya diam saja juga ikut memperhatikan Rama yang masih meladeni Roy yang sudah sangat serius, dan hal itu mengingatkannya pada pertandingan bulan lalu dimana Roy pernah membuat salah satu pemain basket sekolah lain cedera sampai masuk rumah sakit.
"Rama…"
"Apa Rama bakal baik-baik aja?" tanya Seli sedikit khawatir dan takut melihat Roy yang mulai mengerikan dalam mode seriusnya.
"Ya dia emang keras kepala sejak awal"
***
"Jadi, itu Roy sang iblis kapten basket?" ucap Rama sambil mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat dan tersenyum puas. Melihat kecepatan Roy yang mulai tidak wajar, Rama pun juga ikut meningkatkan kemampuan bermainnya untuk menyeimbangi lawannya.
Beberapa kali Rama sempat terjatuh karena Roy yang benar-benar takkan membiarkan Rama merebut bola darinya. Maka Rama pun mengubah strateginya saat Roy hendak melompat Rama pun ikut lompat bersamaan, tapi Roy yang menyadari hal itu pun langsung mendorong Rama dengan tubuhnya cukup keras dan berhasil memasukkan bola itu ke ring dengan sempurna.
"Rama!!"
Semua orang yang ada di sana pun berteriak histeris melihat Rama yang terjatuh cukup keras dan tidak langsung bangun. Seli dan Mita yang hendak menghampiri Rama pun di hadang oleh Raka yang langsung menyadari pergerakan Rama.
Dan benar saja, tak lama Rama pun mulai bangkit dengan darah yang mengalir dari kepalanya, Rama tetap memaksakan diri untuk berdiri dan menatap Roy yang sudah selesai dengan permainannya, terlihat dari tatapan Roy yang juga tengah menatapnya tajam membuat Rama menyadari sesuatu yang menurutnya cukup menarik.
"Lo emang pantes dijuluki iblis kapten basket, Roy" gumam Rama sambil menyeka darah yang mengalir dari kepalanya sampai pipi.
***