Rawa Belakang Rumah

Angin semilir menerpa halaman rumah yang begitu angker kelihatannya, daun-daun kering bertebaran kemana-mana bersama dengan angin yang meniup perlahan seolah mereka memang tidak ingin dibersihkan oleh siapa pun. penghuni yang berisi dua orang itu telah tidur pulas dalam mimpi nya masing-masing, tubuh yang terasa lelah sehingga mata pun terbawa begitu berat tidak bisa untuk dibuka lagi.

Padahal saat ini mereka masih di hantui dengan rasa takut yang begitu besar terutama bagi Andre, untuk Bima sendiri entah mengapa dia sudah tidak punya rasa takut seolah ada kekuatan baru yang menyertai dirinya sehingga merasa nyaman dan tenang ketika ada di dalam rumah.

Bima sendiri pun tidak tahu tapi malam ini pun dia tertidur tanpa bermimpi hal yang buruk, walau sebelumnya Andre pun takut untuk memejamkan mata karena dia berpikiran nanti bisa ketemu lagi dengan mimpi buruk nya yang sama seperti tadi malam, sekitar jam satu malam barulah Andre bisa tertidur pulas.

Suara hewan malam dari arah belakang membuat suasana rumah kian terasa angker saja, mereka sudah tidak mendengar kalau sampai mereka mendengar maka dapat di pastikan akan ketakutan kembali karena tidak bisa tenang mendengarkan suara jangkrik yang terasa begitu angker saat malam tiba seolah bisa menjadi suara pemanggil setan.

"Jadi kenapa kita di suruh datang ke sini?" Xavier menatap Jalak.

"Ya mau memantau mereka lah, masa kita di sini mau clubbing." jawab Jalak.

"Rumah apa yang di beli bocah ini kok bentuk nya saja seperti ini, aku yang iblis saja tidak tertarik mau tinggal di rumah yang seperti ini." Xavier merutuk pelan.

"Pasti dia tertarik oleh hawa sesuatu makanya memilih untuk tinggal di sini saja." Jalak menjawab nya cepat.

Suasana rumah memang terasa begitu seram dan juga angker jadi rasanya mereka agak heran kalau ada manusia yang memilih untuk membeli rumah ini, padahal kan Andre hanya pemuda biasa yang tidak tahu apa-apa soal hal gaib tapi malah tidak takut untuk membeli rumah yang ada di sini.

Kecuali dia memang paham akan soal iblis sehingga tertarik untuk mengungkap fakta yang ada di rumah ini, wong melihat setan berkedip saja mereka sudah ketakutan ini malah membesarkan nyali untuk tinggal di rumah ini. mereka yang dua iblis level atas saja merasa heran dengan keberanian dua manusia itu, apa yang telah pemuda tersebut pikirkan.

"Kau menyadarinya, Xavier?" Jalak menatap pohon rambutan yang ada di depan.

"Ya, tapi aku tidak peduli karena ini hanya akan mengejar kita saja apa bila kita perhatikan." Xavier seolah tidak melihatnya.

"Gila, bagaimana bisa ada setan yang bertumbuh dengan pohon juga!" Jalak saja sampai syok.

"Diam lah mulutmu itu, Jalak!" Xavier membentak ular ungu.

Jalak yang dibentak pun menjadi tidak melihat lagi karena dia menyadari pasti ada yang tidak beres sehingga Dewa iblis tidak mau berurusan dengan iblis yang ada di pohon rambutan, meski dia tidak paham namun sebisa mungkin di tahan saja rasa penasaran itu dari pada nanti malah jadi masalah.

Kalau sampai dikejar oleh para iblis maka mereka akan repot juga karena sudah pasti nanti akan di mintai tolong untuk menyempurnakan, satu hal yang Jalak dari bahwa iblis yang menunggu pohon rambutan ini memiliki dendam yang begitu kuat entah pada siapa namun mereka tidak ingin bertanya walau ada sedikit rasa penasaran di dalam hati.

"Sial!" Xavier tiba-tiba saja mengumpat.

"Ada apa?" Jalak kaget karena dia masih memikirkan soal iblis di pohon rambutan tadi.

"Salah satu pemuda itu telah mengambil batu yang ada di sini." kelihatan bahwa Xavier begitu cemas.

"Kenapa memang nya kalau sampai mereka mengambil batu yang ada di sini?" ular ungu sungguh tidak paham.

"Kau ini iblis atau bukan sih, begini saja kok tidak tau!" Xavier naik darah membentak Jalak yang masih terus bertanya.

Yang di bentak memilih untuk diam saja karena nanti malah kena amuk lagi, sebab yang bersama nya adalah dewa iblis sehingga pengetahuan dia jelas lebih banyak dari pada Jalak. maka nya dia memilih untuk diam, kalau dengan yang lain maka sudah pasti Jalak menyala dan dengan Xavier lah dia bisa diam.

Ketemu dengan pawang membuat Jalak terlihat lebih kalem, lagi pula dia sama sekali tidak tau soal arwah yang tumbuh bersama dengan pohon rambutan. entah apa yang sudah terjadi di rumah ini, hanya Xavier yang pasti nya agak paham karena pengetahuan nya jelas lebih banyak dan juga lengkap sekali.

"Aku tidak tau nih, jadi tolong lah jelaskan." ujar Jalak.

"Lebih baik kau diam saja dulu, aku masih mau melihat keadaan nya!" sergah Xavier.

"Begitu saja kau sudah marah, kan aku cuma tanya saja." Jalak merengut kesal akan amarah Xavier.

"Kau tidak bisa diam maka nya aku malah tambah ruwet saja!" Xavier sedang berjongkok untuk melihat akar pohon tersebut.

"Jubah dia itu menutupi." rutuk Jalak pelan nyaris tidak bisa di dengar oleh Xavier.

Xavier memperhatikan nya dengan seksama agar jangan sampai salah, perasaan nya sudah tidak karuan karena dia yakin ada yang tidak beres di sini. bila di lihat dengan mata nya dia, maka terlihat kalau akar pohon ini mengeluarkan darah.

"Seseorang mati atau di bunuh dan di kuburkan di sini." ujar Xavier.

"Ah pasti pembunuhan lagi, kalau wanita maka sudah pasti hasil pemerkosaan." sahut Jalak.

"Yah, ini memang seorang wanita!" jawab Xavier cepat.

"Aku yakin dia bisa mati di perkosa, pelaku nya pasti membunuh dia dan di kuburkan di sini." gumam Jalak.

"Bukan hanya pemerkosaan saja, ini ada yang lebih parah karena dendam nya begitu kuat serta dengan darah." jelas Xavier lagi.

"Ah siapa lah yang sudah berbuat begini, pasti penghuni pertama ada sangkut paut nya." tebak Jalak sangat yakin.

Xavier masih tidak bisa mengatakan kalau penghuni pertama yang sudah membunuh, tapi tetap saja tidak bisa melihat arwah yang ada di sini. maka dewa iblis pun berjalan mencari tempat yang ada di lebih bagus, sebab semua tempat punya drama.

"Yang belakang lebih kuat!" gumam Xavier.

"Astaga, bukan cuma satu saja ini yang mati." teriak Jalak langsung kaget.

Begitu juga dengan Xavier karena dia sangat kaget melihat rumah yang di beli oleh Andre, bagai mana bisa rumah yang sangat mengerikan ini malah di beli oleh mereka berdua seperti ini, entah karena terdesak atau karena memang tidak tau apa apa.

Selamat siang menjelang sore ya guys.