NovelToon NovelToon
Menantu Pewaris Kaya

Menantu Pewaris Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Menantu Pria/matrilokal / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: ZHRCY

Duke tumbuh miskin bersama ayah angkatnya, dihina dan diremehkan banyak orang. Hidupnya berubah ketika ia dipaksa menikah dengan Caroline, cucu keluarga konglomerat Moreno, demi sebuah kontrak lama yang tak pernah ia mengerti.

Di mata keluarga besar Moreno, Duke hanyalah menantu tak berguna—seorang lelaki miskin yang tak pantas berdiri di samping Caroline. Ia diperlakukan sebagai budak, dijadikan bahan hinaan, bahkan dianggap sebagai aib keluarga.

Namun, di balik penampilannya yang sederhana, Duke menyimpan rahasia besar. Masa lalunya yang hilang perlahan terungkap, membawanya pada kenyataan mengejutkan: ia adalah putra kandung seorang miliarder ternama, pewaris sah kekayaan dan kekuasaan yang tak tertandingi.

Saat harga dirinya diinjak, saat Caroline terus direndahkan, dan saat rahasia identitasnya mulai terkuak, Duke harus memilih—tetap bersembunyi dalam samaran, atau menunjukkan pada dunia siapa dirinya yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SALAH SANGKA

Ketika Tuan Marcellus, Rocky, dan Duke tiba di ruangan Tuan Smith, sekretarisnya mengalihkan pandangannya dari komputer dan menatap mereka dengan ekspresi acuh tak acuh.

“Tuan Smith sedang sibuk. Jadi kalau kalian tidak memiliki janji, sebaiknya datang lain kali,” Katanya, sambil kembali fokus pada keyboard.

Amarah tampak di wajah Tuan Marcellus, tetapi ketika dia melihat ekspresi tenang Duke, dia tahu tidak boleh bertindak tanpa perintah dari tuan mudanya, jadi dia diam.

“Aku tahu kami tidak memiliki janji dengan Tuan Smith, tapi aku memiliki sesuatu yang mendesak untuk dibicarakan dengannya. Bisakah kau memberitahu bahwa suaminya Nona Caroline ada di sini untuk menemuinya?” kata Duke dengan setengah senyum.

“Benarkah? Aku tidak akan mengulanginya. Jadi kalian sebaiknya pergi.” Kata sekretaris itu, mengetik dengan agresif tanpa menatap Duke.

Duke menghela napas lembut sambil memandang Tuan Marcellus dan sedikit menganggukkan kepala.

“Permisi, tolong beritahu Tuan Smith bahwa Tuan Marcellus ada di sini untuk menemuinya.” Kata Tuan Marcellus dengan dahi berkerut.

Sekretaris itu langsung berhenti mengetik dan menatapnya dengan mata terbelalak serta senyum gemetar di bibirnya.

“Apakah anda tangan kanan Tuan William itu?” tanyanya, buru-buru berdiri dari kursinya.

Kemudian dia sedikit membungkuk dan berkata, “Maafkan saya, Tuan Marcellus. Ini pertama kalinya saya bertemu Anda. Mohon maaf atas kebodohan saya.”

Ekspresi tidak percaya melintas di wajah Rocky saat dia menggeleng pelan, merasa kasihan pada sekretaris itu karena kesombongan dan ketidaktahuannya.

“Beritahu bosmu tentang kedatangan kami.” Kata Tuan Marcellus dengan dahi berkerut.

“Baik, Tuan. Mohon tunggu sebentar.” Kata sekretaris itu.

Lalu dia buru-buru duduk, mengambil telepon, dan melakukan panggilan.

Pandangan Tuan Smith beralih dari dokumen-dokumennya ke telepon. Dia menghela napas lalu menjawab.

“Ada apa, Ryan?” tanya Tuan Smith sambil memutar-mutar penanya.

“Tuan, suami Nona Caroline ada di sini untuk menemui Anda,” gumam Ryan, menatap mata marah Tuan Marcellus.

“Betapa beraninya dia! Dia itu hanya orang yang tidak berguna. Apakah dia pikir kehadirannya bisa mengubah keputusanku dan memberikan proyek itu pada istrinya? Hah, dasar bodoh. Suruh dia pulang!”

“Tapi, Tuan, dia datang bersama Tuan Marcellus.”

“Tuan siapa! Kenapa kau tidak katakan sejak tadi? Cepat suruh mereka masuk sekarang juga!”

Senyum cerah muncul di wajah Ryan saat dia meletakkan telepon dan menatap Tuan Marcellus.

“Silakan masuk. Bos saya sudah menunggu kalian,” katanya dengan senyum lebar.

Namun senyumnya segera pudar ketika melihat tatapan dingin Duke padanya saat berjalan melewati meja.

“Hah, Tuan Marcellus! Senang sekali bisa melihat Anda! Silakan duduk.” Kata Tuan Smith sambil menepuk kedua tangannya.

Mengabaikan ucapannya, Tuan Marcellus tetap berdiri dan mempersilakan Duke duduk di sofa.

‘Apa yang sedang terjadi? Mengapa tangan kanan Tuan William menghormati pecundang ini?’ pikir Tuan Smith, menatap Duke yang duduk.

Saat mata mereka bertemu, Duke menyeringai kecil dan berkata, “Tuan Smith. Ini pertama kali kita bertemu, jadi izinkan aku memperkenalkan diri. Aku Duke, Duke William.”

“An-da si-apa...? Putra Tuan William? Saya kira Anda menghilang bertahun-tahun lalu?” kata Tuan Smith sambil mengusap telapak tangannya ke celana untuk mengeringkan keringat.

“Aku sudah kembali. Tapi aku tidak datang untuk bernostalgia. Aku datang mewakili istriku.”

“Benar! Ya, Nona Caroline. Haha, dia wanita yang sangat berbakat. Proyek itu! Hahaha, apa yang saya katakan semalam hanya karena marah, saya tidak bermaksud begitu. Dia bisa mendapatkan proyek itu.”

Menatap senyum kaku di wajah Tuan Smith, Duke duduk dan menyandarkan punggung ke sofa sambil menggosok bibirnya dengan jari telunjuk.

“Aku tidak ingin kau memberikan proyek itu pada istriku karena aku, aku ingin kau memberikannya karena dia sudah bekerja keras mendapatkan kontrak itu dan dirampas darinya,” ujar Duke dengan nada sedikit kesal.

“Dirampas?” gumam Tuan Smith dengan bingung.

Keheningan menyelimuti ruangan, dan tiba-tiba Rocky berlutut. Dia lalu menatap Duke sebentar, sebelum menoleh ke arah Tuan Smith.

“Aku adalah sekretaris Nona Caroline. Orang yang Anda ajak bicara kemarin. Aku berbohong tentang semuanya. Nona Caroline tidak pergi kencan dengan suaminya, sebenarnya dia menunggu Anda di hotel Ocean Breeze!” teriak Rocky sambil menempelkan telapak tangannya ke paha.

“Apa?” gumam Tuan Smith dengan terkejut.

“Saya memberikan alamat yang salah pada Nona Caroline agar dia tidak mendapatkan kontrak itu. Semua itu adalah ide Nona Agnes. Dia membayarku untuk melakukannya. Akh membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit ibuku.”

“Bagaimana bisa kau melakukan hal seperti itu pada bosmu demi uang! Kau membuatku marah pada Nona Caroline demi keuntunganmu sendiri! Tidak tahu malu!”

Ekspresi jengkel muncul di wajah Duke. Dia menyipitkan mata dan bergumam, “munafik.”

"Apakah Anda mengatakan sesuatu, Tuan?" tanya Tuan Smith dengan rendah hati, menatap Duke.

“Aku sudah mengatakan semua yang ingin aku katakan. Aku akan pergi.”

"Secepat itu? Kau tahu anakku baru saja datang dari luar negeri beberapa hari yang lalu, dan dia membawa anggur yang luar biasa! Tolong biarkan aku menuangkan segelas untukmu."

Perubahan sikap Tuan Smith yang tiba-tiba tidak asing bagi Duke, dan dia tidak ingin berlama-lama dengan orang munafik.

Jadi dengan wajah datar, dia berdiri dari sofa dan berkata, "Aku akan melewatkannya. Akh harap kau membuat keputusan yang bijak, Tuan Smith."

“Haha, saya mengerti. Sekarang setelah saya tahu Nona Caroline dikhianati, sudah seharusnya dia mendapatkan proyek itu.” Kata Tuan Smith sambil mengulurkan tangannya ke arah Duke.

Namun Duke mengabaikannya dan berjalan melewati Tuan Smith menuju pintu.

“Aku tidak ingin identitas Tuan Muda tersebar. Kecuali kau ingin menjadi musuh keluarga William, aku sarankan apa yang kau ketahui hari ini tetap menjadi rahasia.” Kata Tuan Marcellus, menatap Tuan Smith lalu Rocky.

“Mulut saya terkunci!” kata keduanya serentak.

Ketika pintu kantor terbuka, Ryan buru-buru berdiri saat melihat Tuan Smith, Duke, Tuan Marcellus, dan Rocky keluar.

Saat Duke dan yang lainnya berjalan mendekat, dan tatapan dinginnya bertemu dengan Ryan, dia menoleh ke Tuan Smith dan berkata, “Sekretarismu ini hanya jadi pengganggu.”

“Saya akan memecatnya sekarang juga!” kata Tuan Smith cepat-cepat sambil sedikit membungkuk.

Dalam sekejap, ekspresi Ryan penuh keterkejutan.

Beberapa menit setelah Duke, Rocky, dan Tuan Marcellus pergi, dia kembali dari keterkejutannya dan menatap Tuan Smith.

“Tuan, kesalahan apa yang saya buat sampai dipecat?” Ryan menangis.

“Kau telah meremehkan orang yang salah. Sekarang bereskan mejamu dan pergi dari sini secepatnya.” Jawab Tuan Smith.

Lalu dia berbalik dan masuk ke kantornya.

Saat dia duduk di belakang meja, teleponnya berbunyi, jadi dia mengangkatnya.

“Tuan Smith, senang sekali Anda mengangkat.” Suara Agnes terdengar di telinganya saat dia bersandar di kursi.

“Ada apa, Nona Moreno?” gumam Tuan Smith dengan dahi berkerut.

“Aku tahu sepupuku berbuat salah, tapi itu seharusnya tidak menghentikan Anda untuk berbisnis dengan perusahaan kami. Itu sebabnya aku ingin kita bertemu dan membicarakan proyek itu.”

“Tidak perlu, Nona Agnes. Nona Caroline sepertinya orang yang paling tepat untuk menangani proyek ini.”

“Tapi... Aku..., ”

“Selamat tinggal.”

~ ~ ~

Limusin berhenti di depan sebuah rumah kecil, dan pandangan Duke beralih dari kaca depan ke arah Rocky.

“Terima kasih sudah mengantarku. Aku harus pergi. Ibukupasti sudah menunggu.” Katanya sambil menundukkan kepala.

“Kau tahu apa yang harus dilakukan, kan?” Duke berkata dengan ketenangan di matanya.

“Ya, Tuan. Aku tidak akan mengecewakanmu!”

“Bagus. Sampai jumpa nanti.”

Menatap Duke, Rocky mengangguk. Lalu dia membuka pintu mobil dan keluar.

“Bisakah kita mempercayainya?” tanya Tuan Marcellus, menatap Duke lewat kaca spion.

“Kita bisa,” gumam Duke, mengalihkan pandangan dari rumah dan kembali menatap ke kaca depan.

1
laba6
👍👍👍👍
laba6
update thor
laba6
update
Coffemilk
up
Coffemilk
update
sarjanahukum
lagi thorr
sarjanahukum
update
oppa
up
cokky
update thor
cokky
up
lerry
update
lerry
up
lerry
kakek yg tolol
🦍
up
🦍
update
okford
up
okford
update
Billie
upppppppppppp
Billie
uppppppppppppppp
corY
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!