'Kegagalan adalah sukses yang tertunda.'
'Kegagalan bisa jadi pelajaran dan cambuk untuk terus maju menuju sukses.'
Dan masih banyak kalimat motivasi ditujukan kepada seseorang yang gagal, agar bisa bertahan dan terus berjuang.
Apakah kalimat motivasi itu berlaku dalam dunia asmara?
Nathania gagal menuju pertunangan setelah setahun pacaran serius penuh cinta. Dan Raymond gagal mempertahankan mahligai rumah tangga setelah tiga tahun menikah.
Mereka membuktikan, gagal bukan berarti akhir dari kisah. Melainkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, lebih bernilai. Lahir dari karakter kuat, mandiri dan berani, setelah alami kegagalan.
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Ketika Hati Menyatu"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. KHM
...~•Happy Reading•~...
Suara hati Raymond mencambuk dengan belati, menusuk dan memotong kesadarannya untuk memisahkan bagian baik yang jujur dari pesona beracun Belvaria yang bisa menghancurkan masa depannya.
Air mineral dingin yang diminum mulai mendinginkan kepala dan hatinya yang panas. Kesadarannya timbul dari pemikirannya yang jernih tanpa bercampur emosi.
'Aku benar-benar terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Kalau aku menuntut hak sebagai suami, dia akan bilang aku tidak melakukan kewajibanku sebagai suami. Padahal dia yang tidak mau menerima haknya. Tapi tidak ada orang bisa membuktikan itu adalah kemauannya.' Perasaan terjebak membuatnya marah dan frustasi.
'Oh, Lord. Berikan aku jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan ini. Kini aku rasakan akibat kesalahan yang kulakukan pada masa kebodohanku.'
Kini dia tahu kesepakatannya dengan Belvaria adalah salah. Semua kejadian di masa lalu seakan slide film yang sedang diputar.
..."Ray, mengapa kita tidak bisa tinggal bersama lagi? Kau sudah punya pacar di sini?" Pertanyaan pertama Belvaria saat menyusul pulang ke Jakarta....
..."Kau mau digeruduk masa? Kalau mau pacaran, pacaran saja. Ngga usah bikin persoalan. Aku lagi konsen kerja." Raymond menjawab desakan Belvaria yang mau tinggal bersamanya....
..."Kalau begitu, kita menikah saja, supaya kita bisa tinggal bersama." Belvaria menyodorkan solusi untuk mengatasi gelora muda mereka yang pernah tinggal bersama. Sehingga kalau bertemu, tidak tahan untuk terjun dan bergulat bebas....
..."Tidak segampang itu. Aku laki-laki, belum mampu hidupin anak orang. Belajar kendalikan kemauan yang di bawah perut." Raymond tetap tidak terima untuk menikah....
..."Kau banyak alasan. Aku jadi curiga, kau sudah punya wanita lain."...
..."Terserah pikiranmu. Aku lagi konsen dengan kerjaanku."...
..."Kalau benar tidak ada, kita menikah untuk legalkan hubungan kita. Kau tidak usah biayai hidupku sekecil apa pun. Kau hanya membiarkan aku berkarier seperti sekarang dan tidak buru-buru punya anak."...
..."Kau serius?" Tanya Raymond karena dia tahu pengeluaran seorang model terkenal....
..."Serius." Belvaria hanya mau menguji, Raymond benar tidak punya uang, atau sedang menghindarinya....
..."Ya, sudah. Urus surat-suratmu." Ucapan Raymond membuat Belvaria terkejut....
..."Ray, sorry. Aku cuma mau tanya saja. Uangmu yang banyak di luar itu habis ke mana?"...
..."Beli peralatan gambar yang canggih, sewah kantor dan bayar orang yang bantu. Jangan coba-coba berpikir untuk tanam modal. Aku sedang menguji kemampuanku. Ayahku saja, aku tidak izinkan. Kalau tidak mau dengan suami kere, mundur sebelum besok."...
..."Tidak, aku hanya penasaran. Kau dapat kontrak panjang jadi model fashion brand, pasti dibayar mahal. Kenapa tiba-tiba bilang tidak bisa biayai kalau nikah."...
..."Itu aku sudah bilang, buat modal kerja. Aku kuliah sambil kerja untuk cari uang jajan. Taunya uang jajannya banyak, simpan buat modal usaha setelah kembali ke sini. Ada yang mau ditanyakan lagi."...
..."Tidak. Aku akan siapkan dokumenku. Tapi kau tidak bilang orang tuamu?"...
..."Kalau mau bilang dulu, berarti tunda nikahnya. Orang tuaku tidak akan biarkan tanpa bunyi-bunyian. Sudah menikah saja, baru pulang lapor. Itu praktisnya, karna aku lagi banyak kerjaan."...
..."Ah, sudah. Jangan nikah dulu. Bikin pusing." Raymond mengibaskan tangan, batal....
..."Eh, jangan. Aku yang akan urus dokumenmu juga." Belvaria buru-buru mencegah, agar Raymond tidak berubah pikiran....
..."Baiklah...!" Dengan perasaan salah dan takut berbuat dosa lagi, Raymond terima. Akhirnya mereka mencatat pernikahan di catatan sipil. Tanpa ada pesta atau perayaan, hanya sah untuk hidup bersama sebagai suami istri....
...Selain itu, ada alasan yang tidak diutarakan untuk menikahi Belvaria adalah bagian dari tanggung jawabnya, karena pernah tinggal bersama selama dia kuliah dan berkarier di Eropa....
~*
Sekian lama menikah, semua berlangsung dengan baik. Sehingga dia tidak pernah berpikir untuk menanyakan kesepakan itu akan berlangsung sampai kapan atau berapa lama.
Dia curahkan semua energi dan konsentrasi membangun usahanya, begitu juga dengan Belvaria terus membangun kariernya. Sama-sama membangun tanpa berpikir untuk membahas yang lain. Rumah hanya sebagai tempat sah melakukan hubungan suami istri.
Setelah pijakan usaha Raymond mulai kokoh, punya kantor sendiri dan karyawan, dia mulai memikirkan kehidupan pribadinya. Terutama jika sudah bertemu orang tua dan keluarga kakaknya. Dia merasa ada yang janggal dengan rumah tangganya.
Karier Belvaria makin menanjak dan sukses. Rumah bukan lagi menjadi tempat favorit untuk tinggal. Dia memperoleh fasilitas nyaman di luar rumah. Sehingga terbuai oleh semua fasilitas yang diberikan.
Raymond terlambat menyadari saat melihat Belvaria terus berada di luar rumah dan dia sering pulang ke rumah yang kosong. Mereka mulai jarang bertemu.
Ketika melihat keluarga kakaknya, Raymond menyadari dia telah keliru membuat kesepakatan dengan Belvaria. Mereka hanya mempunyai status menikah tanpa merasakan arti berkeluarga. Dia dan Belvaria menjalani hubungan sebagai suami istri hanya di atas ranjang. Setelah itu, mereka jalani kehidupan masing-masing.
Dengan bertambahnya usia pernikahan yang sudah lebih dari tiga tahun, dia mulai melihat dan merasakan kamar tidur dan ranjang sangat dingin.
Raymond menyadari, bukan status sosial ekonomi mereka saja yang sudah berbeda, tapi situasi ranjang pun sudah sangat berbeda. Tidak ada lagi kehangatan dan pergulatan.
~*
Beberapa saat lamanya, Raymond masih duduk di ruang makan, walau air mineral sudah habis diminum dan gelas sudah kosong. Dia terus berpikir dan berharap ada solusi buat rumah tangganya, sebelum terlambat.
Setelah merasa suasana hatinya sedikit lebih baik dan tenang, Raymond masuk kembali ke kamar. Dia putuskan akan menunggu orang tuanya pulang, baru berbicara dengan Belvaria.
Namun dia terkejut melihat Belvaria sudah membungkus tubuhnya dengan selimut, emosinya kembali naik. Dia melangkah cepat mendekati tepi tempat tidur, lalu menarik selimut yang menutupi wajah Belvaria.
Hal itu tidak membuat Belvaria bergerak, dia seakan sudah tidur. "Jangan menipuku. Aku tahu kau belum tidur. Kalau pun, kau sudah mimpi, dengarkan yang kukatakan dan pikirkan baik-baik." Raymond berkata tegas sambil terus memperhatikan wajah Belvaria.
Walau Belvaria tidak bereaksi seakan sudah tidur, Raymond meneruskan. "Aku sedang memikirkan untuk menarik kembali kesepakatan yang kita buat. Seperti kau bilang tadi, aku tidak membeli keperluanmu."
"Mulai besok, aku akan membeli semua keperluanmu. Aku akan berikan penghasilanku dan kau berhenti berkarier. Urus rumah tangga ini, dan lakukan tugasmu sebagai istri." Raymond mengatakan yang sudah dia pikirkan dan putuskan. Agar Belvaria tidak punya alasan untuk menyerang, dengan alasan hak dan kewajiban sebagai suami istri.
Betapa terkejut Belvaria mendengar yang dikatakan Raymond. Sontak dia membuka mata dan melihat Raymond dengan mata membulat. "Kau semakin lihai berakting, Belvaria." Raymond tersenyum sinis, melihat reaksi Belvaria.
"Jangan seenaknya rubah kesepakatan, Raymond." Belvaria jadi emosi, lalu bangun dan duduk tegak.
"Belvaria. Lihat dirimu. Kau anggap kamar ini lokasi syuting? Kau semakin parah. Tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia maya."
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...