NovelToon NovelToon
Di Atas Sajadah Merah

Di Atas Sajadah Merah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Arunika adalah seorang wanita yang memendam cinta dalam diam, membangun istana harapan di atas sajadah merah yang pernah diberikan oleh Raka, pria yang diam-diam memikat hatinya. Setiap sujud dan lantunan doa Arunika selalu tertuju pada Raka, berharap sebuah takdir indah akan menyatukan mereka. Namun, kenyataan menghantamnya bagai palu godam ketika ia mengetahui bahwa Raka telah bertunangan, dan tak lama kemudian, resmi menikah dengan wanita lain, Sandria. Arunika pun dipaksa mengubah 90 derajat arah doa dan harapannya, berusaha keras mengubur perasaan demi menjaga sebuah ikatan suci yang bukan miliknya.
Ketika Arunika tengah berjuang menyembuhkan hatinya, Raka justru muncul kembali. Pria itu terang-terangan mengakui ketidakbahagiaannya dalam pernikahan dan tak henti-hentinya menguntit Arunika, seolah meyakini bahwa sajadah merah yang masih disimpan Arunika adalah bukti perasaannya tak pernah berubah. Arunika dihadapkan pada dilema moral yang hebat: apakah ia akan menyerah pada godaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 11. Detik-detik Kelulusan

Tidak ada keharusan untuk datang ke sekolah bagi siswa-siswi kelas tiga. Tetapi mereka tetap datang, begitulah juga Arunika.

Sekolah hari itu terasa berbeda. Bukan karena ada ujian, melainkan karena hawa-hawa perpisahan yang menyelinap di udara. Lorong-lorong kelas tampak lebih sunyi. Beberapa kursi kosong, sebagian hanya terisi tas dan buku catatan yang ditinggal begitu saja.

Arunika duduk di bangkunya. Ia menatap papan tulis yang masih berisi coretan matematika dari pelajaran kemarin. Anehnya, ia merasa berat melepaskan semua ini, seakan papan tulis itu menyimpan kenangan tiga tahun penuh cerita.

"Eh, Run!" suara lembut Raka memanggilnya dari bangku belakang. Ia mencondongkan tubuh, mencoba menyapa tanpa menarik perhatian guru piket yang sedang berkeliling.

"Kamu ikut acara foto bareng nanti kan?"

Arunika menoleh, sekilas. Ia hanya tersenyum tipis, lalu mengangguk.

Hari itu, para guru yang sedang mengawal ujian naik kelas untuk anak-anak kelas satu dan dua, terus mengingatkan mereka untuk tidak berisik.

"Anak-anak kelas tiga, tolong jaga ketenangan ya. Jangan sampai mengganggu adik-adik kalian."

Mereka menurut. Tapi bisikan-bisikan kecil, tawa tertahan, dan suara kursi berderit tetap terdengar. Semua orang tahu, ini mungkin kesempatan terakhir mereka duduk bersama sebagai siswa SMA.

Arunika merasakan dadanya penuh. Kelulusan bukan sekadar akhir dari sekolah, tetapi juga dari kebersamaan yang setiap harinya ia jalani dengan Raka. Ia ingin waktu berhenti sejenak.

"Run, aku dengar kamu ambil beasiswa di UI ya?" Tanya Raka duduk di depannya.

"Iya," jawab Arunika lirih.

"Aku juga loh. Kita bisa bareng kalau gitu!" Sahut Raka semringah.

Arunika hanya tersenyum, wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Raka tiba-tiba menjulurkan tangan dan menempelkan buku tangannya ke dahi Arunika.

"Kamu sakit, Run? Wajah kamu merah banget?" Godanya.

Arunika buru-buru menyingkirkan tangan Raka, jantungnya berdegup tak karuan.

“Enggak! Aku sehat kok…” jawabnya terbata-bata.

Raka tertawa kecil, “Hehe… iya deh. Kalau kamu pingsan jangan salahin aku ya, soalnya aku gak bawa obat merah, paling bisa nganterin kamu ke UKS aja.”

Arunika hanya menunduk. Ia tak berani menatap matanya, takut semakin ketahuan betapa ia salah tingkah.

Suasana kelas mulai ramai, beberapa teman sibuk bercanda sambil menunggu pengumuman kelulusan ditempel di papan mading.

“Run…” panggil Raka lagi, kali ini lebih pelan.

“Hm?”

“Nanti kalau pengumuman keluar, kita lihat bareng, ya. Aku nggak mau kalau kamu lihat duluan terus pergi. Kita harus ngerayain sama-sama.”

Arunika terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. Senyum kecil tersungging di wajahnya, meski ia berusaha menutupinya dengan menunduk lebih dalam.

Bel istirahat berbunyi. Dari kejauhan, suara langkah cepat terdengar semakin mendekat. Seorang guru piket muncul dengan selembar kertas panjang di tangannya—lembar pengumuman kelulusan. Seketika suasana kelas mendadak hening, semua mata tertuju pada pintu.

Guru itu berjalan melewati koridor, menempelkan kertas itu di papan mading depan ruang guru. Hanya hitungan detik, puluhan pasang kaki berlari ke arah sana.

“Pengumuman! Pengumuman keluar!” teriak seseorang.

Arunika ikut berdiri, tapi langkahnya terasa berat. Jantungnya berdegup kencang, telapak tangannya dingin.

“Run, ayo bareng aku,” suara Raka menenangkan, menggenggam pergelangan tangannya singkat sebelum melepas lagi. “Kita lihat sama-sama.”

Kerumunan menyesaki depan papan mading. Semua anak berebut mencari nama masing-masing. Suara tangis lega, tawa, dan teriakan penuh sukacita bercampur jadi satu.

Arunika menunduk, matanya menyisir barisan nama. Hingga—

“Arunika … lulus!”

Tangannya bergetar, matanya berkaca-kaca. Ia hampir tak percaya, sampai Raka menepuk bahunya.

“Run! Kamu lulus. Aku juga. Kita berhasil!”

Arunika menoleh, melihat senyum lebar Raka, dan tanpa sadar ikut tersenyum meski pipinya masih merah padam.

Hari itu, lorong sekolah yang tadinya sunyi mendadak pecah dengan sorak gembira. Semua anak merayakan akhir perjalanan mereka—dan awal dari cerita baru.

Beberapa siswa nampak kesal dan melampiaskan kekesalannya dengan memarahi rumput di taman. Arunika geli sendiri, ia lega tak ada ujian yang harus ia perbaiki nilainya. Walau tidak tau berapa nilai yang ia peroleh, tapi berita kelulusan itu sangat melegakan.

"Run, kamu nggak punya hape?' tanya Raka. Arunika menggeleng.

"Astaga ini jaman apa Run, sampai-sampai kamu nggak pegang ponsel?" tanya Raka tak percaya.

"Nggak boleh sama Ayah," jawaban Arunika membuat Raka diam.

"Kalau ada, nanti tukar nomor ya. Aku mau kita sama-sama kuliah. Aku juga ambil UI!' sambung Raka dan Arunika hanya mengangguk.

'Apa kamu mau pulang?" tanya Raka.

"Nunggu Ayah jemput!" jawab Arunika.

"Aku mau ajak kamu ke kantin ...," Arunika buru-buru menggeleng.

"Takut Ayah datang dan nggak liat aku ..."

"Oh, Oke! Aku ke kantin ya!" pamit Raka.

Arunika mengangguk, Raka pun pergi bersama beberapa temannya ke kantin. Arunika tau Raka ikut teman-temannya hanya diam mendengarkan. Remaja itu memang pendiam, ia hanya mau bicara banyak pada Arunika saja.

"Kamu bisa buat Raka ngomong?" tanya salah satu siswa bingung.

"Siapa?" tanya Arunika lirih.

"Ya kamu, Arunika! Kamu bisa buat si raja bisu bicara! Kami setengah mati loh buat dia ngomong!' sengit siswa itu.

"Tapi kemarin Raka bisa bersuara keras pas protes soal ujian agama?" jawab Arunika tapi dengan nada lirih bahkan terkesan takut-takut.

Siswa itu hanya menatap Arunika datar. Sungguh ia tak mendengar apa kata Arunika. Malah gestur Arunika sedikit menjauh darinya.

"Kalian itu benar-benar cocok! Sama-sama bisu!" semprot siswa itu lalu meninggalkan Arunika.

Dari jauh, langkah mantap terdengar memasuki halaman sekolah. Seorang pria paruh baya dengan kemeja sederhana berdiri tegap, menunggu di bawah pohon besar dekat gerbang. Senyum tulus tersungging di wajahnya ketika melihat sosok putri kesayangannya keluar kelas.

“Arunika!” panggilnya hangat.

Arunika spontan menoleh. Matanya berbinar, seolah semua beban yang ia pikul sejak pagi terangkat begitu saja. Ia berlari kecil menghampiri ayahnya.

Purnomo merentangkan tangan, menyambut pelukan putrinya. Dalam dekapan itu, tercurah segala rasa lega, bahagia, dan syukur.

“Alhamdulillah, Nak,” ucap Purnomo sambil menepuk lembut punggung Arunika. “Ayah bangga sama kamu.”

Arunika menahan air mata yang nyaris tumpah. “Terima kasih, Yah. Arunika lulus.”

Purnomo mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia tahu, perjalanan putrinya masih panjang. Namun hari ini, ia hanya ingin merayakan satu hal: keberhasilan kecil yang akan menjadi pijakan besar untuk masa depan.

"Ayo pulang!' ajak Purnomo.

Arunika duduk di jok belakang, memeluk erat pinggang ayahnya. Kepalanya ia sandarkan di punggung lebar nan hangat milik cinta pertamanya.

Tak lama kendaraan itu pun melaju, sampai di hunian sederhana. Keduanya turun. Eka menyambut mereka dengan senyum tulus.

'Bunda ... Arunika lulus!" seru Arunika ketika turun dari motor.

Arunika berlari dan memeluk ibunya erat. Eka tersenyum, ia tentu bangga dengan keberhasilan putrinya.

"Selamat ya Nak!"

Bersambung

Ah ...

Next.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
raka kenapa ya?
nurry
💪💪💪💪💪
nurry
maju terus Raka terjang rintangannya, kamu pasti bisa 💪
nurry
kaya manggul beras sekarung kali ya kak othor 🤭🤭🤭
Deyuni12
Raka
kamu bisa datang d saat kamu sudah siap dalam hal apapun,buat ayah Purnomo terkesan dengan perjuangan mu
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
datanglah saat kau siap raka.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ayah.. 🥹🥹🥹... pasti sulit mengajarkan mandiri pada putri yang selalu ingin kau lindungi seperti dalam bola kristal, ya kan?setidaknya dirimu sudah mencoba ayah
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
memang berat, raka. tapi kalau cinta ya berjuang donk.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ayah, jangan rusak mental arunika dengan ke posesif an muuuu
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kalau perhatian di rumah cukup. tak perlu cari perhatian di luar lagi
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
arunika & media cocok
Deyuni12
keren
Deyuni12
butuh perjuangan,cinta tak segampang itu,,hn
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sedikit lagi, raka. arunika di fakultas ekonomi.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
arunika begitu banyak mendapatkan limpahan kasih orang tuanya. sementara raka?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kalian pasti akan dipertemukan oleh author. sabar ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
UI itu besar banget. wajar kalau pakai kendaraan. seharusnya ayah jemput di fakultasnya aja
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenapa kemarin gak tanya raka fakultas apa?
Ni nyoman Sukarti
ceritanya bagus....jadi kangen sm ibu dan bapak😇😇🙏
Ni nyoman Sukarti
Author....semua karya novel mu sangat bagus dan berkesan, baik dari alur cerita, tema dan karakternya, mempunyai value, edukatif dan motivasi bagi pembaca. Tidak membosankan. Sukses selalu ya Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!