NovelToon NovelToon
Hello, MR.Actor

Hello, MR.Actor

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / Cinta pada Pandangan Pertama / Pengasuh
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Be___Mei

Sebuah insiden kecil membuat Yara, sang guru TK kehilangan pekerjaan, karena laporan Barra, sang aktor ternama yang menyekolahkan putrinya di taman kanak-kanak tempat Yara mengajar.

Setelah membuat gadis sederhana itu kehilangan pekerjaan, Barra dibuat pusing dengan permintaan Arum, sang putri yang mengidamkan Yara menjadi ibunya.

Arum yang pandai mengusik ketenangan Barra, berhasil membuat Yara dan Barra saling jatuh cinta. Namun, sebuah kontrak kerja mengharuskan Barra menyembunyikan status pernikahannya dengan Yara kelak, hal ini menyulut emosi Nyonya Sekar, sang nenek yang baru-baru ini menemukan keberadan Yara dan Latif sang paman.

Bagaimana cara Barra dalam menyakinkan Nyonya Sekar? Jika memang Yara dan Barra menikah, akankah Yara lolos dari incaran para pemburu berita?

Ikuti asam dan manis kisah mereka dalam novel ini. Jangan lupa tunjukkan cinta kalian dengan memberikan like, komen juga saran yang membangun, ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Be___Mei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hello, Mr. Actor Part 11

...-Andai semua jernih sejak awal, pelangi tak akan terbit setelah badai-...

...***...

Embusan angin sore terasa dingin menerpa tubuh Yara. Gadis ini masih mengenakan seragam mengajar, dia juga nampak lesu bak bunga layu.

Selesai menunaikan sholat Ashar, ia tak berniat pergi dari Rumah sakit, meski ... diusir Barra.

Diusir? Ya, dia diusir pria yang tadi malam mengutarakan cinta padanya. Entah itu serius atau tidak, yang jelas pada malam itu hati Yara dibuat berdenyut hebat.

Termangu di kursi taman, sikap Barra sangat berbanding terbalik dengan dirinya tadi malam, tapi bukan hal itu yang membuat Yara bersedih. Arum, bagaimana keadaan gadis kecil itu? Andai dia tahu Arum alergi kacang, akh ... jika semua hal diketahui sejak awal, tak akan kata sesal dalam dunia.

"Nona ... Bos Barra mencari anda."

Wajah masam itu seperti kapal tanpa kapten, akhirnya melihat dermaga di ujung pulau.

Langkah cepat mengantarkan Yara sampai ke ruang inap Arum, hati yang digelayut cemas terasa bebas berdenyut, ia lega sebab Arum telah siuman. "Sayang, maafkan Bunda. Bunda nggak tau kamu alergi kacang. Bunda janji, mulai sekarang nggak akan makan selai kacang lagi."

Melihat kasih dan sayang Yara yang begitu tulus pada putrinya, Barra diam mematung. Pria ini merasakan perih di hati, sebab telah berkata kasar padanya tadi. Entah terbuat dari apa hati seorang Yara, ia tak pergi meski diusir, juga diperlakukan sedingin es.

"Bunda jangan nangis. Arum nggak pa-pa. Tadi cuman sedikit sesak napas. Sekarang lihat!" Arum menarik dan mengulur napasnya sembari tersenyum lebar, "Napas Arum sudah enakan."

"Ya Allah, aku jahat banget sama kamu, Nak." Alih-alih ikut tertawa, Yara memeluk Arum dan bergumam dalam isak tangis. Sungguh, ia sangat menyesal telah membuat gadis kecil sepolos Arum menderita.

"Ehem!" Barra, pria ini memberi sinyal akan keberadaannya.

Yara menoleh pada Barra, ia melangkah mendekati pria dengan setelan lengkap ini. Sepertinya dia sedang ada pertemuan tadi, dan bergegas ke Rumah sakit setelah mendapat kabar buruk tentang putrinya. Memikirkan hal itu, membuat rasa bersalah dalam diri Yara semakin beranak pinak.

"Maafkan saya, Pak Barra. Saya akan bertanggung jawab."

"Memang. Kamu memang harus bertanggung jawab sama Arum. Bayangin aja, gadis sekecil dia harus kesakitan, gatal-gatal, sesak napas, sampai pingsan beberapa jam."

Ya salam. Gavin sudah mendeteksi adanya ketertarikan Barra terhadap Yara, dan dia tak menyangka sang aktor bersikap seperti ini pada gadis yang dia suka.

Ini PDKT jenis apa? Kok bikin merinding!

Gavin tak tega melihat kecemasan dalam diri Yara. Dia memilih keluar dari ruangan itu.

"Ayah jangan marah sama Bunda. Arum sudah sembuh, kok."

'kamu dan aku'. Sejak kemarin Barra tak lagi menggunakan panggilan formal padanya. Namun, Yara belum terbiasa menanggapi panggilan itu seperti yang Barra lakukan padanya.

Ditambah kata-kata Arum barusan, 'Ayah dan Bunda', mereka seperti keluarga kecil yang sedang berargumen tentang masalah ini dan itu. Ck! Kenapa Yara merasakan panas di wajahnya? Apa karena dia kelelahan?

"Ayah nggak marah. Cuman lagi ngasih tau Bunda kamu aja. Eh---!" Barra tiba-tiba merasa canggung.

Ia melirik pada Yara, "Kamu jelasin ke Arum kalau aku nggak lagi marahin kamu. Jangan sampai dia salah paham terus merajuk! Aku ada perlu sama Gavin," ujarnya segera pergi dari ruangan itu.

"I-iya, Pak."

Barra yang canggung, dan Yara yang salah tingkah, sungguh sebuah pertunjukan yang manis di mata Arum.

Menarik napas kemudian mengembuskan pelan, Yara memberi penjelasan pada Arum bahwa apa yang terjadi tak seperti yang dia pikirkan. Yah, walaupun Barra sempat marah-marah padanya, tapi dia melewatkan kejadian ini saat bicara pada Arum.

Di luar kamar, senyum kecil Barra terlihat samar, dia melihat interaksi manis putrinya dan Yara di ruangan itu. Jemari kecil Yara mengusap lembut pipi dan pucuk kepala Arum, terlihat sekali sikap keibuannya.

"Jangan lama-lama, Bos. Nanti diselip orang."

Menoleh pada Gavin kemudian berdiri tegak sembari melipat kedua tangan di dada, "Siapa yang berani nyalip aku?"

"Eh, jadi beneran Bos naksir Nona Yara?"

Tatapan mengintimidasi Barra membuat Gavin diam, ia tahu jawaban atas tanyanya. Dan lebih baik dia diam saat ini, daripada bonus akhir bulannya terpangkas karena ikut campur dalam urusan hati sang aktor.

"Kamu jagain mereka, aku mau sholat dulu."

"Siap, Bos!" ujar Gavin. Ada rasa lega setelah melewati masa tegang karena urusan hati seorang Barra.

Baru tiga langkah Barra pergi, ia berbalik dan bicara penuh penekanan pada Gavin. "Jagainnya dari sini aja. Nggak usah masuk, apalagi ngobrol sama Yara!"

"Si-siap, Bos!" ujar Gavin lagi dengan suara parau, kerongkongan tiba-tiba terasa serat.

...***...

"Please! Kasih aku kerjaan."

Selain menjadi beban hidup Yara, Latif juga sering membuat pusing hidup seorang Valery. Seperti saat ini, melalui panggilan telepon dia merongrong gadis yang sedang maskeran ini dengan permintaan aneh.

Aneh? Tentu saja aneh. Seorang Latif yang sukanya main game, judi online, mabuk-mabukan, utang sana sini, bahkan hal terakhir yang dia lakukan taruhan ayam jago, mendadak minta pekerjaan pada Valery.

"Jangan rese deh. Aku lagi maskeran!"

"Demi dunia yang indah ini, aku beneran butuh kerjaan."

"Buat apa? Kamu kan duta nganggur sedunia!"

"Vale, aku nggak seburuk itu. Aku sudah kapok, seriusan. Aku nggak mau ditinggal Neng Yara gara-gara nggak kerja. Aku 'kan punya utang yang harus dibayar."

Ternyata ucapan Latif kemarin-kemarin itu bukan isapan jempol belaka, buktinya sekarang dia menagih pekerjaan lagi pada Valery. Melepaskan maskernya dan mengambil duduk di tepi ranjang, Valery mulai menyikapi dengan serius.

"Ada angin apa? Kamu kesambet jin apa? Tiba-tiba pengen jadi manusia begini!"

"Neng Vale, ih. Emang selama ini aku hantu? Jangan gitu, dong."

"Kelakuan kamu kayak hantu, sih. Suka bikin Yara kehabisan air mata. Bikin Yara sesak napas, pake gondol gaji tiga bulan dia pula. Manusia mana yang tega begitu sama keponakan sendiri? Kamu doang 'kan?!" ketus Valery tanpa rasa bersalah pada Latif.

Manyun, namun, tak bisa mengelak dari kata-kata Valery, Latif hanya bisa pasrah saat ini. "Iya deh, aku hantu. Sekarang ada nggak kerjaan buat hantu ini? Jadi tukang jaga kuburan juga boleh, asal dapat gaji."

"His! Dasar gila! Urat malu kamu di mana sih, Tif?"

"Kamu nanyain urat malu sama hantu?"

Valery menyerah, ia terkekeh mendengar Latif yang pasrah dia maki-maki.

"Masya Allah, Neng Vale merdu banget ketawanya."

"Basi! Jangan gombal, geli dengernya."

Latif terkekeh, gema tawanya terdengar begitu renyah.

"Serius mau kerja?" tanya Valery.

"Serius. Seribu rius malah. Demi Neng Yara, aku bakal jadi hantu yang berubah jadi manusia. Suer!!" celoteh Latif di ujung telepon kembali menggelikan di telinga Valery.

"Nanti aku tanya Bang Jefrey. Awas aja kalau sudah dikasih kerjaan malah bikin masalah. Aku nggak bakal bantuin lagi, lho."

"Yes!" seru Latif senang sekali.

"Terima kasih dulu, ya, Neng. Duileh, kalau begini kan cakepnya nambah 1000 kali lipat, sumpah Neng Vale cewek paling cakep sedunia."

"Stop, Latif! Aku mual, mau muntah!" Panggilan diakhiri sepihak oleh Valery.

Sedang Latif melompat di taman dekat rumahnya, kegirangan sebab sebentar lagi akan dapat pekerjaan.

"Demi Neng Yara, jadi kuli juga nggak pa-pa."

...To be continued ......

...Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa like, komen dan saran yang membangun, ya....

1
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Mau loncat aku! tapi langsung inget, abis makan bakso!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Excellent!
Kamu seorang laki-laki ... maka bertempurlah sehancur-hancurnya!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Kalo cinta dimulai dari menghina, ke depannya kamu yang akan paling gak bisa tahan.
Drezzlle
udah di depan mata, tinggal comot bawa pulang
Drezzlle
ya ampun, kamu kok bisa sampai ceroboh Yara
Drezzlle
betul, kamu harus tegas
Drezzlle
tapi kamu masih di kelilingi dengan teman yang baik Yara
Drezzlle
nggak butuh maaf, bayar hutang
ZasNov
Asyiiikk.. Dateng lagi malaikat penolong yg lain.. 🥰
ZasNov
Kak, ada typo nama nih..
Be___Mei: Huhuhu, pemeran yang sebenernya nggak mau ditinggalkan 🤣 Gibran ngotot menapakan diri di part ini
total 1 replies
ZasNov
Ah inget tingkah Jena.. 🤭
Be___Mei: kwkwkwk perempuan angst yang sadis itu yaaaa
total 1 replies
ZasNov
Gercep nih Gavin, lgsg nyari tau siapa Jefrey..
Yakin tuh ga panas Barra 😄
Be___Mei: Nggak sih, gosong dikit doang 🤣🤣
total 1 replies
ZasNov
Modus deh, ngomong gt. biar ga dikira lg pedekate 😄
ZasNov
Akhirnya, bisa keren jg kamu Latif.. 😆
Gitu dong, lindungin Yara..
Be___Mei: Kwkwkw abis kuliah subuh, otaknya rada bener dikit
total 1 replies
ZasNov
Nah, dewa penolong datang.. Ga apa2 deh, itung2 Latif nebus seuprit kesalahan (dari ribuan dosa) dia sama Yara.. 😄
Mega
Lakok isa baru sadar to, Neng Yara. kikikikikikik
Be___Mei: 🤣🤣😉 iso dong
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Piala bergilir apa pria bergilir?
Be___Mei: Piala mak
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Rada ngebleng nih.
Masa iya Yara bener mamanya Arum
Be___Mei: Biar ringkes aja pulangnya si emaknya Arum 😭 🙏🤭
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Masa?

kenapa harus angin duduk, Mak?
total 3 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Cihh pendendam banget
Be___Mei: Biasa mak, penyakit orang ganteng 🤣🤣
total 1 replies
Mega
Ya Allah ISO AE akal e
Mega: Aku punya pestisida di rumah 😏 boleh nih dicampur ke kopinya.
Be___Mei: Beban banget kan manusia itu
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!