NovelToon NovelToon
Petaka Rumah Kosong

Petaka Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Sistem / Hantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Richy211

Sebuah rumah kosong di pinggiran kota menyimpan sebuah misteri akan adanya arwah gentayangan dan memberikan teror kepada para penghuni baru melalui kejadian-kejadian yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richy211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Keesokan malam hari, Pak Sugiono mendapat jatah untuk ronda bersama dua warga lainnya. Tepat pukul 20.00 WIB atau sehabis sholat Isya, Pak Sugiono berpamitan kepada istri dan anaknya untuk pergi ronda.

Tak lupa, Pak Sugiono membawa sarung, penutup kepala dan senter yang berukuran besar. Jarak pos ronda dari rumah Pak Sugiono cukup jauh dan lokasinya lumayan dekat dengan sekolahan di mana Sari bersekolah di situ. Berjalan seorang diri di malam hari sungguh membuat jantung berdetak lebih kencang. Meskipun Pak Sugiono ini seorang laki-laki, namun ia pasti punya rasa takut baik itu dengan manusia yang ingin berbuat jahat apalagi dengan hantu alias makhluk halus.

Saat sampai di pos ronda, dua temannya ternyata belum datang. Alhasil ia menunggu di sana seorang diri. Untuk mengatasi rasa bosan dan dinginnya malam, Pak Sugiono pun menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya.

Kepul asap yang keluar dari mulut Pak Sugiono lantas memenuhi sebagian pos ronda. Tiba-tiba, Pak Sugiono mencium bau harum seperti bunga kanthil dan kemenyan yang menusuk ke hidungnya.

Ia tampak mengendus-endus dan mencoba mencari tahu dari mana asal bau yang menyengat itu. Setelah ditelusuri, hingga Pak Sugiono beranjak dari tempat duduknya, namun ia tidak menemukan apa-apa.

Pak Sugiono pun tertegun sendiri dan masih penasaran kenapa tiba-tiba ada bau aneh. Di saat yang sama, kedua warga yang menjadi teman jaga malam ronda itu pun datang. Namanya Pak Sugeng dan Pak Dodi.

"Ada apa Pak? Kok sampeyan kaya orang bingung begitu?" Tanya Pak Sugeng.

"Gini Pak. Apa kalian mencium bau kemenyan dan bunga kanthil di pos ronda ini?" Pak Sugiono justru balik bertanya.

"Em kayanya tidak Pak. Apa jangan-jangan tadi ada demit lewat!" Timpal Pak Dodi yang jadi ketakutan.

"Duh, bisa jadi Pak Dodi. Konon katanya kalau ada bau-bau aneh seperti itu pasti ada demit yang datang," raut wajah Pak Sugeng pun jadi sedikit pucat.

Lambat laun bau aneh itu pun menghilang dan Pak Sugiono beserta kedua bapak-bapak itu mulai melakukan kegiatan ronda kembali.

Tak terasa malam kian larut, waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB dan tandanya mereka harus melakukan ronda keliling ke rumah-rumah warga, termasuk melewati rumah Pak Sugiono.

"Mari bapak-bapak kita mulai keliling kampung, habis itu kita kembali ke pos ronda sampai jam 24.00 WIB baru boleh pulang ke rumah," ucap Pak Sugeng yang didapuk menjadi ketua tim.

Rumah demi rumah, jalanan demi jalanan dilewati oleh Pak Sugiono, Pak Sugeng dan Pak Dodi. Dalam perjalanan, Pak Sugiono pun cukup merasa takjub karena meski di area kampung atau pinggiran kota, namun rumah-rumah warganya terlihat bagus dan rapi alias jarang yang terbuat dari bilik kayu.

Mungkin bisa dibilang rumah yang ditinggali oleh Pak Sugiono sekarang ini adalah yang paling sederhana di antara rumah yang lainnya.

Hingga tibalah mereka bertiga melewati rumah milik Pak Sugiono dan saat ia sendiri melihat rumah itu dari kejauhan di malam hari memang auranya tampak mencekam. Terang saja aura rumah yang ada penghuninya bisa dibilang jauh berbeda dengan rumah biasa atau yang tidak berpenghuni.

Baru saja, mereka bertiga sampai di area rumah Pak Sugiono tiba-tiba Pak Sugeng mendengar suara benda jatuh keras sekali seperti buah kelapa.

"Bruk!"

"Apa itu ya Pak?" Pak Sugeng yang mendengar suara itu langsung mencari tahu.

"Sepertinya suara buah kelapa jatuh Pak," ucap Pak Sugiono.

"Bagaimana kalau kita lihat saja Pak?!" Ajak Pak Dodi.

Dengan menyalakan senter sebagai penerangan, ketiga orang itu mengarahkannya ke sebuah pohon kelapa yang lokasinya tak jauh dari rumah Pak Sugiono.

Namun apa yang terjadi di sana? Mereka justru mendapati sebuah tengkorak kepala manusia yang berwujud seperti hantu pocong lengkap dengan ikatan tali di atasnya.

Melihat hal ini, ketiga bapak-bapak itu langsung lari terbirit-birit dan kembali ke pos ronda. Untung saja, mereka tidak ada yang sampai jatuh atau kencing di celana. Niat hati harus keliling ke semua rumah warga, namun baru sampai di komplek rumah Pak Sugiono mereka justru melihat penampakan hantu yang mengerikan.

Dalam hati Pak Sugiono lantas berpikir "Apa mungkin tengkorak itu adalah wujud hantu pria yang selama ini ada di rumah mereka?"

Masih dengan napas yang ngos-ngosan karena spontan berlari, kini mereka duduk kembali di pos ronda.

"Sumpah Pak seumur-umur saya jaga malam tidak pernah melihat penampakan hantu yang mengerikan seperti itu," kata Pak Sugeng sambil mengatur napas.

"Benar sekali Pak, saya pun baru pertama kali ada kejadian yang menakutkan seperti ini. Apa itu gara-gara tadi ada bau kemenyan dan bunga kanthil yang tercium oleh Pak Sugiono?"Ucap Pak Dodi sambil menutupi wajahnya dengan sarung.

Pak Sugiono yang seolah merasa bersalah atas peristiwa yang menimpa Pak Sugeng dan Pak Dodi hanya bisa terdiam.

"Pasti benar, hantu itu mau menggangguku tapi kasihan kedua bapak ini malahan jadi ikut kena batunya," gumam Pak Sugiono dalam hati.

Rasa takut yang mendera, membuat Pak Sugiono tidak berani pulang ke rumah malam ini dan ia meminta tolong untuk menginap di rumah Pak Dodi yang kebetulan hanya ditinggali oleh dia dan istrinya saja.

" Pak Dodi! Apa saya boleh menginap di rumah bapak untuk malam ini, besok subuh saya langsung pulang ke rumah. Saya masih takut soalnya tidak berani pulang malam-malam,"

"Boleh-boleh saja Pak, kebetulan di rumah hanya ada saya dan istri jadi Pak Sugiono bisa tidur di ruang tamu," kata Pak Dodi.

Kegiatan ronda yang seharusnya berlangsung hingga pukul 24.00 WIB pun harus diakhiri lebih awal gara-gara ada hantu tengkorak.

Pak Sugiono lantas ikut pulang bersama dengan Pak Dodi ke rumahnya, sedangkan Pak Sugeng kembali ke rumahnya sambil menaiki sepeda motor karena jarak rumahnya cukup jauh.

Sesampainya di rumah Pak Dodi, Pak Sugiono pun dipersilahkan masuk dan menyuruhnya tidur di ruang tamu. Pasalnya, di rumah itu hanya ada dua kamar dan kamar yang satunya milik anak perempuannya yang tengah bekerja di luar kota.

Jadi, dia tidak berani menyuruh Pak Sugiono untuk tidur di kamar itu karena takut barang-barang yang ada di sana berantakan.

Suara adzan subuh berkumandang, Pak Sugiono yang menginap di rumah Pak Dodi karena tidak berani pulang ke rumahnya langsung meminta izin untuk pulang. Kebetulan Pak Dodi dan sang istri pun sudah bangun di waktu subuh.

"Terima kasih Pak Dodi, karena telah mengizinkan saya untuk menginap di rumah ini. Sekarang saya mau izin pulang ke rumah, takut nanti istri saya mencari saya kalau tidak ada di rumah," ucap Pak Sugiono seraya bersalaman dengan Pak Dodi dan sang istri.

"Sama-sama Pak, iya betul nanti istri Pak Sugiono di rumah khawatir," kata Pak Dodi sambil mengantar Pak Sugiono hingga ke depan rumah.

1
gaby
Makanya kalo blm ckup secara finansial, jgn nikah dulu. Ujungnya utang sana sini, lalu bunuh diri. Bny di dunia nyata kaya gini nih, dah tau susah pny anak banyak bgt, utang numpuk. Kalo kiranya ga sanggup bayar, jgn berhutang. Ngutang ko niatnya ga mau byr
Mericy Setyaningrum: hehe bener Kak jangan berhutang lebih baik nabung
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, kayanya bagus. Yg smangat y upnya
Mericy Setyaningrum: Makasih Kak udah mampir
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
Ada kak
Wiwit
cerita, masak mkan, ga ada kegiatan lain kh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!