NovelToon NovelToon
Pesona Wanita Penggoda

Pesona Wanita Penggoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cintamanis / Duda / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Melisa terpaksa menjalani kehidupan yang penuh dosa, demi tujuannya untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Goda Pak RT

Pagi harinya saat keduanya kembali mereguk kasih, suara dering telepon membuyarkan keduanya, bahkan Rudy sempat menghentikan pergerakannya.

"Ada telepon ayah....."

"Biarin Mel, nanti juga berhenti sendiri." Jawab Rudy dengan kian men3-kan di bawah sana.

Tangan Melisa mer3-m4s kedua bahu Rudy saat ia akan mendekati gelombang cintanya, belum lagi gencatan senj*ta yang ayahnya lakukan tidak teratur pergerakannya.

Dan lagi sering telepon itu bunyi lagi, Melisa melirik ke arah ponsel ayahnya, terlihat nama yang ia kenal.

"Ayah hentikan!! Bibi telepon tuh." D3sis Melisa mengigit b1 bir bawahnya sendiri.

Otomatis pergerakan Rudy dihentikan sejenak, ia sempat melirik nama Lisa, adik kandung isterinya yang ternyata menghubunginya.

Tanpa melepaskan perkututnya nya dilahan sawahnya Melisa, Rudy pun menyambar ponselnya dan langsung menekan tombol hijau pada layar handphonenya.

"Iya Lis, ada apa?" Tanya Rudy yang kini mulai meraup oksigen.

"Kamu sedang sibuk?" Tanya Lisa yang seolah tahu kegiatan yang Rudy lakukan.

Lisa bahkan jelas mendengar deru nafas kakak iparnya yang tengah memburu, sudah pasti Rudy sedang bermantap-mantap ria dengan Melisa, isteri keduanya.

"Yah begitu Lis, ada apa ya?" Jawab Rudy dengan santai dan entengnya tanpa malu mengatakannya.

Dan benar saja batin Lisa, sudah bisa ditebak bahwa mereka sedang sibuk nani-nu, terlebih Melisa sangat cantik dan muda, tentu saja Rudy akan lebih bersemangat pada apa yang dimiliki dari diri isteri muda macam Melisa.

"Lis, kamu masih mendengarku....?" Tanya Rudy yang seolah bingung kenapa tiba-tiba adik iparnya itu diam membisu.

Namun perlahan sembari menunggu jawaban dari adik iparnya, p!n99uL Rudy telah bergerak perlahan kembali, membuat Melisa yang dibawahnya menjerit ke-3n4k-4n.

Lisa yang saat ini sedang larut dalam lamunannya akan hal l!4r yang dilakukan Rudy mulai sadar kembali bahwa ia tujuan menelepon suami dari kakaknya karena ingin menyampaikan hal penting.

"Oh iya jadi begini Rudy, mbak aku akan di operasi besok pagi, aku harap kamu juga hadir untuk memberikan semangat, bagaimana pun kamu suaminya."

Perkataan Lisa mengingatkan bahwa isteri tuanya itu memang akan dioperasi Minggu depan. Dan Minggu inilah akhirnya waktu itu akan tiba, Rudy hampir melupakan hal itu karena terlalu berlarut dalam n!km4tny4 surga duni4w! yang mereka rengguk.

"Ya aku ingat, untuk itu aku menunggu kabar dari kalian." Bohong Rudy yang nyatanya ia melupakan hal itu.

Itu semua karena tubuh Melisa yang membuatnya syandu, dan hanya ingin selalu m3ndek4p dan membajak lahan sawahnya terus-menerus.

Padahal karena terlalu fokus memb!k!n anak membuat Rudy hanya ingin berduaan dengan Melisa, dunianya saat ini tertuju hanya untuk isteri mudanya seorang.

Sungguh gila pesona dari mantan anak tirinya itu, tidak pernah Rudy mencintai dengan g!l4-g!l4an pada wanita lain, selain apa yang ia rasakan pada Melisa.

"Oke aku hanya member tahu hal itu saja, pukul 10 operasinya. Jangan lupa..!!"

Greb.....

Telepon pun langsung Lisa tutup tanpa ada jawaban dari kakak iparnya, itu semua karena telinganya sedikit gat*l dan gerah karena sempat mendengar jeritan kecil yang keluar dari mulut Melisa.

"Ada apa yah? Ibu kenapa?" Tanya Melisa sembari meringis Ng!lu pada area bawahnya.

"Bibi kamu bilang kalo ibu kan di operasi, besok ayah ke sana." Jawab Rudy yang kini mulai menaikkan tempo pergerakannya.

'Ekhm! Melisa ikut ya." Rajuk Melisa sembari merem*s bahu Rudy.

"Tidak usah, kamu lebih baik dirumah saja, jangan banyak capek." Balas Rudy yang kini makin lincah miliknya bergerak.

"Tapi selama ini kan ayah juga yang buat Melisa capek." Sindir Melisa dengan kedua tangan berpegangan pada bahu Rudy.

Rudy terkekeh sebentar saat Melisa menyindir dirinya yang selalu memasuki sawahnya dan berakhir kelelahan.

"Itu jelas beda sayang, ini kan karena ayah gak mau menyia-nyiakan punya kamu, lagian ingat ayah harus banyak membuahi kamu supaya kamu bisa cepat H4m!l."

###

Pagi harinya, Surya pagi menyambut pasangan berbeda usia yang sangat jauh rentangnya, Rudy bersiap memakai pakaian kerjanya, dan Melisa pun hanya menyiapkan sarapan pagi dengan roti oles dan kopi kesukaan suaminya.

"Ayah nanti ke jadi ke rumah sakit?"

"Iya Mel, kamu nanti mau di bawakan apa? Ingat gak perlu masak." Ucap Rudy yang kini sudah meneguk kopi hitamnya.

"Kenapa Mel gak boleh ikut? Aku kan ingin melihat ibu dan menunggu ibu di operasi."

"Jangan dulu sayang, kamu tahu sendiri kan bibi kamu gak suka pada kita. Terlebih lagi Lisa tidak menyukaimu karena p3rs3L!ngkuh4n kita."

Melisa pun menanggapi perkataan suaminya dengan angukan kepala, ia tahu betapa bibinya yang satu itu selalu menyebalkan di mata Melisa.

Belum lagi melihat raut wajah masamnya jika bertubrukan mata dengan Melisa, pasti selalu memalingkan wajahnya untuk menghindari menatap Melisa.

Melisa juga memaklumi, wajar bibi nya itu marah dan sebal padanya. Terlebih Melisa bermain api dengan pria beristri dan itu suami dari kakaknya. Tentu saja ada kemarahan dalam diri bibinya.

"Baiklah ayah, tapi nanti telepon Mel ya, untuk kasih tau kondisi ibu."

"Oke sayang, ya udah Ayah berangkat dulu. Setelah itu ayah ma kerja sebentar ada rapat penting."

Melisa berdiri dan mengambilkan tas kantor ayahnya, ia juga keluar untuk mengantarkan ayahnya sampai ke halaman rumah

"Ayah pergi dulu ya sayang."

"Iya ayah, hati-hati ya. Salam buat ibu."

"Oke sayang " ucap Rudy.

Rudy masuk ke dalam mobil dan sejenak menatap Melisa yang melambaikan tangan, sebenarnya ia berat meninggalkan Melisa di rumah sendiri.

Pasti Melisa merasa jenuh, apalagi istri mudanya itu ingin sekali melihat Lusi istrinya, yang sudah lama mengasuh dan menganggapnya puterinya.

Namun Rudy tidak ingin menambah masalah dengan memperkeruh hubungan mereka yang retak karena ulahnya sendiri bermain api dengan Melisa.

Jangan ditanya keluarga isterinya begitu menantang pernikahannya dengan Melisa, belum lagi kebencian mereka pada isteri keduanya begitu kentara terlihat.

Rudy melajukan mobilnya dan membalas lambaian tangan isteri mudanya, sedangkan Melisa pun kembali hendak masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan aktivitasnya.

"Mel......." Sapa seseorang pria yang Melisa kenal.

"Owh pak RT, ada apa pak?"

"Romantis sekali sama Ayahnya?"

Melisa menaikan satu alisnya, ia yang ingin menghindar dan masuk kembali kini membalikan badannya untuk mendekati pak RT yang rumahnya hanya 2 rumah di sampingnya.

"Maksudnya pak RT apa ya?"

"Enak ya gak ada ibu dirumah, hujan-hujan malah main kuda-kudaan sama ayahnya." Jawab pak RT namun dengan nada rendah.

Seketika itu kedua bola mata Melisa membulat sempurna, badannya bergetar karena ia merasa amat takut saat pak RT mengetahui hubu*gan nya  dengan ayah Rudy.

Melisa takut jika menjelaskan bahwa ia isteri muda dari ayahnya sendiri itu akan menjadi bahan pergunjingan semua orang dan satu kampung.

Bukankah ibunya menyuruh untuk merahasiakan suaminya, Melisa menjadi lemas saat itu.

Bingung akan mengatakan sejujurnya atau tetap diam saja, namun jika ia mengabaikannya sudah pasti pak RT akan koar-koar.

"Melisa gak tahu pak RT ini ngomong apa sih? Ngaco banget. Lagian apa salahnya sih dekat dengan ayah sendiri." Cetus Melisa mula sewot dan meradang.

"Begitu ya? Jadi menurut kamu itu hal biasa ya? Apakah hal biasa itu seperti ini....."

Gleg!!

Sungguh Melisa begitu kesusahan melihat video durasi yang cukup lama menampilkan dirinya sedang dig3mpvr Rudy.

Melisa gemetaran, ia tak habis pikir kapan pak RT merekam video antara dirinya dengan Rudy. Tapi sungguh melihatnya wajahnya memucat.

"Gimana Mel? Begini ya ternyata h*bung4n sebenarnya antara kamu dengan ayah kamu?" Sindir pak RT dengan tersenyum menyeringai.

"Apa mau pak RT sih?" Tanya Melisa ketus menatap tajam pada pak RT yang terkenal ganjen padanya.

Pak RT itu mengusap lembut pipi putih Melisa, namun dengan ka54r Melisa menampiknya tangan pak RT.

"Jangan sewot gitu cantik."

"Jangan tidak sopan ya pak RT?" Seru Melisa marah pada apa yang dilakukan pak RT.

"Cuma sedikit aja pega*g kan gak apa kan Mel?? Lagian ayah kamu malah dapat hal yang lebih dari kamu kan?"

"Sebenarnya pak RT maunya apa sih?"

"Kamu ....aku mau kamu Mel....!!" Seru pak RT dan menatap genit pada Melisa.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!