NovelToon NovelToon
Love Journey Story

Love Journey Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:814
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Geamul

Novel ini menceritakan kisah perjalanan cinta seorang perempuan yang bernama Syajia, nama panggilanya Jia.

Seorang perempuan yang sangat sederhana ini mampu menarik perhatian seorang laki-laki dari anak ketua yayasan di kampusnya dan seorang pemilik kafe tempat ia bekerja.

Tentu keduanya mempunyai cara tersendiri untuk bisa mendapatkan Jia. Namun Jia sudah terlanjur menaruh hatinya pada anak ketua yayasan itu.

Sayangnya perjalanan cinta tidak selalu lurus dan mulus. Banyak sekali lika-liku bahkan jalan yang sangat curam dalam kisah cinta Jia.

Apakah Jia mampu melewati Kisah Perjalanan Cinta nya? Dan siapakah yang akan mendapatkan Jia seutuhnya? Ikuti terus kisahnya di dalam novel ini yang mampu membawamu terjun kedalam Kisah Perjalanan Cinta Syajia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Geamul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Lebih Baik

Hari ini Jia sedang makan siang di kantin bersama Nana. Lalu Bima datang menghampiri mereka dan menarik Jia untuk ikut bersama Bima, dan tak lupa Bima minta izin pada Nana untuk membawa sebentar sahabatnya.

“Kita mau kemana sih Bim?”

“Ayo ikut aku aja!”

Sesampainya di taman, mereka pun duduk bersisian di sebuah kursi.

“Ada apa Bim?” tanya Jia mulai penasaran.

“Maafin aku ya, karena selama ini aku udah maksain kamu untuk nerima perasaan aku. Aku tahu kok, kamu gak akan pernah bisa menerimaku. Dan, terimakasih selama ini kamu udah banyak bantu aku,” jelas Bima.

“Kamu gak salah kok Bim. Semoga, kamu bisa mendapatkan orang yang lebih baik dariku ya Bim,” sahut Jia. Bima pun hanya tersenyum dan mengangguk.

Tak lama kemudian Al menghampiri mereka yang sedang duduk di kursi itu. Jia sangat terkejut saat melihat kedatangan Al.

“Al?” Jia menoleh ke arah Al, lalu menoleh kembali ke arah Bima. Bima pun langsung pamit meninggalkan Al dan Jia.

“Aku, pergi ya,” ucap Bima sembari mengedipkan sebelah matanya pada Al, pertanda bahwa ia sudah menyelesaikan tugasnya.

Al pun menjatuhkan bokongnya di kursi bekas Bima. Keduanya masih terdiam sampai akhirnya Al membuka mulutnya juga.

“Hmm ... maaf ya,” ucap Al kaku.

“Maaf untuk apa?”

“Untuk sikap gue selama ini sama lo.”

Jia tertawa kecil, “Gak apa-apa, aku udah terbiasa kok sama sikap kamu.”

“Makasih ya, selalu bisa ngertiin gue. Ini ... gue ada hadiah buat lo,” ucap Al sembari memberikan bingkisan kecil.

“Apa ini?” Jia menerimanya dan langsung membuka bingkisan itu. Ternyata, isinya adalah sebuah pulpen.

“Wah ... makasih ya Al,” sambung Jia dengan respon sumringah. Al hanya tersenyum dan mengangguk.

“Oh iya, lo ... mau kan belajar bareng lagi?” tanya Al.

“Hmm ... boleh. Kebetulan, sekarang kita mau ujian dan sebentar lagi kita akan masuk semester akhir,” sahut Jia antusias.

Sepertinya, Al masih belum bisa mengatakan perasaanya yang sebenarnya. Meskipun ia tahu, bahwa Jia pasti akan langsung menerimanya. Tapi, Al akan merencanakan semuanya di waktu yang tepat.

“Tapi, aku gak bisa belajar di rumah kamu, soalanya setiap hari minggu aku harus nemenin Ayah di rumah sakit.”

“Ayah lo dirawat?” tanya Al terkejut.

“Iya Al,” lugas Jia.

“Ya udah, kita belajarnya di rumah sakit aja gimana?”

“Kamu serius?”

“Serius, sekalian jagain Ayah lo.”

Jia pun menyetujui ucapan Al, dan mereka melemparkan senyuman yang selama ini mereka tahan-tahan. Di sela-sela itu, Al selalu membuat lelucon dengan Jia sampai mereka tertawa bersama menghabiskan waktu istirahat.

“Ji, makasih ya. Lo udah bantu nyelesain masalah gue sama Bima.”

“Iya sama-sama, aku seneng kok bisa bantu kamu.”

Jam pun sudah menunjukan untuk masuk kelas. Keduanya bergegas untuk masuk kelas dan mengikuti jam berikutnya.

***

Hari minggu pun tiba, pagi ini Al bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit dan belajar bareng bersama Jia. Tak lupa Al membawakan Pak Yanto buah-buahan sembari membesuk. Tak lama-lama bersiap, ia pun langsung menancapkan gas motornya.

Sesampainya di rumah sakit, Al langsung mencari ruangan yang sudah dikirim oleh Jia lewat whatsapp. Ia menelusuri ruangan-ruangan di rumah sakit, dan Al pun akhirnya menanyakan pada suster setelah lama mencari ruanganya.

Saat akan mengetuk pintu, tiba-tiba ada yang membuka pintunya dan ternyata itu adalah Jia. keduanya pun saling terkejut.

“Al? kamu udah sampai, ayok masuk!” Jia mempersilahkan Al untuk masuk.

Saat masuk, Al dikagetkan oleh seorang laki-laki yang sedang duduk di dekat ranjang Pak Yanto. Keduanya pun saling menatap tajam. Lalu Jia pun memperkenalkan Al pada Pak Yanto.

“Yah, kenalin ini Alvino, teman kampus Jia.”

Al mencium tangan Pak Yanto lalu memberikan buah-buahan yang di bawanya, “Assalamu’alaikum Om, saya Al, dan ini ada sedikit makanan untuk Om,” ucap Al memperkenalkan diri.

“Iya, terimakasih ya,” ucap Pak Yanto.

“Oh iya, kenalin Al, ini Mas Surya pemilik kafe tempat aku kerja,” sambung Jia.

Surya pun menjulurkan tangan, dan Al meraih tangannya dengan erat sembari menyebutkan namanya masing-masing.

“Ayah, Jia izin belajar bareng sama Al ya di luar. Ayah gak apa-apa kan Jia tinggal sebentar?”

“Iya gak apa-apa,” lugas Pak Yanto.

“Gak apa-apa kan Mas aku tinggal sebentar?” tanya Jia sedikit tak enak.

“Iya tenang aja, aku bakalan temenin Ayah kamu kok,” jawab Surya dengan santai.

Entah kenapa, Al merasa sangat tersaingi dengan keberadaan Surya. Ia pun sangat ingin selalu mengawasinya, dan harus terus menjaga Jia agar tidak berpaling darinya.

Jia dan Al pun pergi ke taman yang berada di rumah sakit. Mereka mulai membuka bukunya satu persatu. Namun, Al merasa tidak fokus karena ia terus menerus memikirkan Surya.

“Hmm ... Ji,” Al membuka mulutnya.

“Hem?” Jia berdeham.

“Kayaknya, kamu dekat banget sama pemilik kafe itu."

"Enggak juga sih. Tapi, semenjak Ayah di rawat di rumah sakit, dia suka nemenin Ayah.”

Al hanya berdeham, ia berusaha menangkap ucapan Jia. Tapi, Al malah mencurigai lelaki itu.

Apa alasan Surya selalu menemani Pak Yanto? Apa mungkin, ada sesuatu yang direncanakannya? Pikiran Al pun selalu dipenuhi dengan dugaan-dugaan yang tak pasti adanya.

Saat di ruangan Pak Yanto.

“Sebelumnya, kamu udah ketemu sama Alvino?” tanya Pak Yanto pada Surya.

“Belum Om, baru kali ini aku ketemu Alvino. Tapi sebelumnya, aku pernah lihat Jia diantar ke kafe sama dia,” jawab Surya.

“Kamu tahu tentang Jia dan Alvino?”

“Gak tahu sih Om, tapi waktu itu aku sempat tanya sama Jia. Jia bilang mereka hanya temenan. Memangnya kenapa ya Om?” Surya mulai heran dengan pertanyaan Pak Yanto.

“Oh, enggak kok. Om cuma pengen tahu aja.”

Surya hanya mengangguk, meskipun di benaknya masih bertanya-tanya.

“On hanya khawatir sama Jia, kamu ngerti kan? Pasti kamu akan ngerti jika suatu nanti kamu mempunyai seorang anak perempuan,” sambung Pak Yanto.

“Aku ngerti kok Om,” jawab Surya langsung.

“Om tenang aja ya. aku pastiin bahwa Jia akan baik-baik saja,” Surya berusaha menenangkan Pak Yanto.

“Tolong jaga Jia ya!” pinta Pak Yanto.

“Iya Om, insya Allah pasti aku jagain,” sahut Surya sembari mengusap pundak Pak Yanto.

Pak Yanto merasa sangat tenang mendengar ucapan Surya. Ia sudah menganggapnya sebagai keluarga bahkan sebagai anaknya sendiri yang selalu mengerti dengan perasaannya. Dan Pak Yanto pun sangat menyayangi Surya sebagaimana ia menyayangi anak-anaknya.

Jia dan Al berusaha menyelesaikan semua tugasnya, di sela-sela itu mereka saling bercerita satu sama lain. Terdengar juga tawaan-tawaan dari suara keduanya.

Hari pun telah sore dan cahaya senja mulai terlihat. Al memutuskan untuk menyudahi belajarnya dan ia langsung pamit untuk pulang.

“Ji, gue pulang ya. titip salam buat Ayah lo.” Al membereskan buku-bukunya dan memasukinya dalam tas.

“Iya Al, nanti aku sampein ke Ayah.”

“Bilangin maaf juga ya karena gak pamit langsung sama Ayah Lo." Al beranjak dari dudukunya lalu menggendong tasnya.

“Iya Al gak apa-apa kok, kamu hati-hati di jalan ya!”

“Ya udah, assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam.” Jia melambaikan tangannya pada Al, Al pun langsung pergi ke tempat parkir motor yang tak jauh dari taman rumah sakit.

Jia pun terus memandang Al sampai Al menghilang dari pandangannya. Lalu, Jia langsung bergegas kembali ke ruangan Pak Yanto.

1
Aixaming
Aku gak pernah menyangka kalau membaca cerita bisa membuatku merasa sebahagia ini.
Ayu Geamul: terimakasih ya sudah membaca ceritaku🙌🏻
total 1 replies
Dianapunky
Cocok di hati nih.
Ayu Geamul: terimakasih kak 🥰 jangan lupa mampir lagi untuk baca bab selanjutnya 🤗☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!