Budi seorang remaja tampan tak terduga mendapat warisan yang membuat nya menjadi kuat dan sakti
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat
Jalan keluar yang di lalui Budi dan Clara ternyata di bawah gunung, mereka harus kembali mendaki untuk mencapai perkemahan mereka .
Para guru masih mencari cari di sekitaran sungai , walau tak ada tanda tanda dari Budi dan Clara mereka tetap mencari tanpa putus asa, mereka merasa harus bertanggung jawab menemukan dua siswanya, baik masih hidup atau sudah meninggal.
" Hei bukannya itu Budi!" Seorang siswa yang sedang ikut mencari melihat Budi berjalan naik dengan menggendong Clara , para siswa bersorak melihat Budi dan Clara selamat, para guru yang di beritahu Budi datang dengan cepat menghampiri mereka berdua.
" Kalian tak apa apa?" Tanya pak Sarjono memeriksa Budi dan Clara dengan seksama. Andini dan Riska menangis sambil memeluk sahabatnya, pak Sarjono meminta Budi menceritakan apa yang terjadi .
" Begini pak, saat kami mau mengambil air, gelondongan bayang pohon tiba tiba datang dari atas seperti ada yang sengaja, kami berlari , namun glondongan kayu itu terus saja mengarah pada kami, hingga kami melompat ke sisi, tak tahunya di sana ada lobang yang tertutup semak , dan kami terjerumus kedalamnya, beruntung dasar lobang itu air hingga kami selamat" terang Budi, pak Sarjono melihat ke Clara , Clara mengangguk membenarkan.
" Kalau begitu, nanti kita bilang ke pemuka adat di sini, supaya mengambil tindakan pada lubang itu, kita hanya pendatang, tak bisa melakukan apa apa," ucap pak Sarjono .
" Di kasih plang saja pak, agar tak ada yang terjerumus lagi" saran Budi, para guru yang lain mengangguk. Mereka membuat plang dari kardus bekas Sarimi dan menempelkan pada batang kayu yang mereka pasang sebagai tiang .
Begitu para guru sudah bubar, Tony dan Bambang memeluk Budi ,
" Huaaa, gw kira gw ga bakal ketemu loe lagi" ucap Bambang yang kumat mode errornya ,
" Hei lepas lepas, gw masih normal" teriak Budi berusaha lepas dari pelukan mereka berdua,
" Ah loe mah, ga tau apa orang khawatir " gerutu Bambang
" He he he, iya iya, terima kasih, kalian memang sahabat ku yang baik dech" ucap Budi membuat Tony dan Bambang tersenyum senang .
" Yang aku ke tenda dulu, kamu istirahat yang bener" Clara yang akan ke tenda berpamitan pada Budi
" Apaaa! Sayang!" Semua yang di sana kaget mendengar Clara memanggil Budi sayang,
" He he he, berkah dalam musibah " jawab Budi terkekeh melihat reaksi semua murid termasuk Tony dan Bambang .
" Huaa, gw juga mau kalau gitu" ucap Bambang sedih, matanya melirik kesana kemari
" Andini kita masuk ke lobang itu yuk" ajak Bambang penuh harap.
" Ogaaaah, yang ada mati " ucap Andini menolak keras.
Ha ha ha
Para siswa tertawa mendengarnya.
" Loe ada ada aja, emang keberuntungan loe kaya Budi, yang ada patah patah tulang loe sampe di dasar lobang" tegur Tony .
" He he he, iya yah, kita jatuh ke kasur aja yuk empuk" ucap Bambang , Andini memerah mukanya.
" Huuuu, maunya" sorak siswa yang lain.
Anton di tendanya mengepak kan tinju dan memukul Edo
" Gmana sih kalian kok masih selamat dia!" Bentak Anton kesal pada Sueb dan Edo.
"Ya gmana bos, keberuntungan mereka berdua sangat baik, padahal jatuh nya sangat tinggi" ucap Sueb membela diri.
" Huh , kalian, keluar sana aku pusing!" Anton mengusir keduanya karena kesal .
Anton merasa kesal , uang sepuluh jutanya melayang tapi Budi masih selamat, ia tak menyalahkan Edo dan Sueb, dia juga tahu Budi dan Clara menghilang selama dua hari hanya saja keberuntungan Budi sangat bagus hingga ia selamat, ia tak tahu Budi mendapatkan harta Karun yang tak ternilai harganya ,bila ia tahu mungkin Anton bisa mati berdiri Karena jengkel.
Budi beristirahat di tendanya setelah menjelaskan pada Tony dan Bambang tentang hubungan nya dengan Clara .
" Namun Budi hanya pura pura tidur, pikirannya melihat potongan kenangan dari Raja Karang Setra . Dunia ini ternyata memiliki beberapa alam, ada alam bawah , alam tengah, dan alam atas, selain itu ada juga alam gaib , yang terbagi lagi menjadi beberapa tingkat ,yang tertinggi Alam Peri, kedua Alam Iblis, ketiga Alam Siluman, dan ke empat Alam hantu . Selain alam hantu Mereka berkembang biak seperti manusia, dan mempunyai kerajaan , dan mereka berumur panjang ,hanya kiamat nanti mereka akan mati, bila ada yang termusnahkan oleh ilmu yang lebih tinggi mereka akan kembali menjadi sosok lain dengan kekuatan paling dasar.
Alam yang kita huni adalah alam tengah, sedang tempat asal Raja Karang Setra alam atas, di mana , orang orangnya berilmu tinggi.
Telur yang di ambil Budi , tak ada dalam ingatan Raja Karang setra, Budi mengira telur itu dari unggas yang terperosok ke dalam lobang, dan tak bisa keluar hingga bertelur di sana. Ia akan menyelidiki nya saat di rumah nanti.
Pagi hari ,semua berkemas , acara kemah jadi berantakan karena hilangnya Clara dan Budi. Namun semua guru tak menyalahkan Budi dan Clara karena mereka tahu itu murni musibah mereka justru bersyukur mereka berdua selamat kalau salah satu ada yang sampai meninggal sudah tentu sekolah mereka akan menjadi jelek , belum lagi menghadapi orang tua Clara yang pastinya akan menuntut sekolahnya mereka.
Sesampainya di rumah Budi mengeluarkan dengan seksama , telur apa sebenarnya.
Namun sampai ia ke rental computer pun tak ada informasi yang ia dapatkan , hanya telur burung Onta saja yang mendekati.
" Di goreng saja kalau masih bagus, kalau calang yah di buang" ucap Budi dalam hati.
Malam hari empat sekawan kembali berkumpul, mereka yang mendengar Budi terperosok ke dalam jurang karena menghindari kayu glondongan menjadi marah, mereka yakin ada yang menargetkan Budi.
" Sudah tak usah di pikirkan , yang penting aku selamat" ucap Budi santai, " Nurul kamu masak yah" kata Budi kemudian
" Masak apa?" Tanya Nurul , dia tentunya senang bisa memasarkan Budi.
" Coba kita buka dulu, telur ini masih layak di konsumsi apa tidak " jawab Budi sambil menunjuk telur besar yang ada di meja dapur.
" Besar amat!!" ucap anto kaget ?" Melihat ukuran telur .
" Ini telur apa?" Ade melihat dengan seksama
" Kurang tahu, aku dapat di lobang tempat aku terperosok " jawab Budi.
" Telur burung Onta kayanya" kata Anto,
" Masa hijau , setahuku yang warna hijau telur burung Kaswari" ucap Ade.
" Dah buka saja, kita buat omelet kalau masih bagus, " ucap Nurul , dia menyuruh mereka membuka dan menuangkan pada kuali besar, yang sudah di beri mentega .
Dengan hati hati mereka memecahkan telur itu , saat pecah ada aroma harum yang menyeruak memenuhi ruangan.
" Wah wangi amat, apa aman di makan" Tanya Budi
" Seingetku aman kecuali berbau busuk" timpal Ade , Ade mengambil sedikit telur itu dan berlari keluar , tak lama ia kembali lagi.
" Aman barusan aku memberikan pada ayam , dan sehat sehat saja" ucap ade
" ya udah langsung masak aja" seru anto ga sabar bagaimana rasa dari telur itu,
Dengan cepat Nurul memasak telur itu kini wangi telur itu semakin kuat, membuat siapapun yang menciumnya merasa lapar.
" Siap kan piring " teriak Nurul , dengan cepat Budi dan Ade menyiapkan piring, sedangkan Anto mengambil air untuk minum mereka .
" Wah harumnya " Ade yang telah mendapat kan bagiannya menjadi sayang untuk memakannya.
" Kalau ga di makan sini buat gw " ucap Anto, di piringnya sudah tinggal separo , Ade buru buru memakan omelet telurnya .
" Heeeeg"
Anto bersendawa setelah makan , mereka berempat kekenyangan .
" Mantap " ucap Ade yang baru menghabiskan makanannya.
" Uuugh"
Tiba tiba mereka semua merasakan sakit di sekujur tubuhnya ,dan kepala seperti akan pecah
" Apa telur itu beracun" ucap Anto sambil memegangi kepalanya.
" Tadi sudah di test ke ayam, tapi ayam nya ga kenapa napa" ucap Ade, sebelum di masak mereka mencoba memberikan pada ayam , setelah itu baru mereka memasaknya .
" Jangan jangan racunnya bereaksi setelah di masak" ucap Anto , membuat mereka terbelalak kaget , kalau benar begitu maka mereka semua akan celaka
Baru saja Budi akan berbicara ,
Bluk
Bluk
Bluk
Satu persatu mereka tumbang, dengan memegangi kepala