Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.
Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.
meski demikian, dia seorang yang cerdas.
Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.
Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.
Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.
Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.
Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.
Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASUK MADRASAH
Hari kedua di pesantren aku mulai belanja keperluanku , keperluan pribadi alat - alat mandi serta keperluan pendidikan.
Aku belanja keperluan di Pare ditemani seniorku yang dari purbalingga juga.
Belanjaanku berupa buku tulis , pulpen , kitab - kitab ada Ikhya 'ulumiddin , tafsir jalalain , dan lain sebagainya.
Sebelum aku masuk madrasah Roudlotul huda , yakni nama madrasah di Darul hikam ,aku menyesuaikan diri dulu dengan mengikuti ngaji harian yang rutin langsung di bacakan kitab oleh Yai.
Ba'da asar ada kajian ikhya , ba'da magrib tafsir jalalain , dua kitab itu yang selalu rutin di baca yai , kalau sudah khatam kembali dari awal lagi.
Kurang lebih hari ke tujuh barulah aku mendaftar madrasah.
Pertama kali aku langsung masuk kelas tiga ibtida di madrasah Roudlotul huda , dengan di tes tertulis ilmu tajwid oleh pengurus.
Alhamdulillah katanya tajwidku sudah bagus.
Lulus tes , aku di terima di madrasah yang di pimpin oleh Yai Hudalloh sebagai kepala madrasah.
Sebelum masuk , aku juga di tashih gerakan shalat oleh yai Hudalloh.
Mata pelajaran seperti nahwu kitab Sabrowi , jurumiyyah , 'imrithy sebenarnya dulu waktu kecil aku sudah pernah ngaji ,namun tidak terlalu serius.
Wali Kelas tiga ibtida adalah Yai Khaudil ulum , materinya meliputi nahwu di mulai dari sabrowi ,ashlul kalimah ada qowa'idul i'lal kemudian shorof ada tashrif istilah ,tajwid ada tukhfatul athfal yang mana semua aku pernah belajar sebelumnya.
Untuk tajwid jazariyah ,nahwu Jurmiyah , tashrif lughowi ,'imrithy ,maqsud , alfiyyah ibnu malik ada juga 'uqudul juman , jam'ul jawami' ,fiqih ada fathul qorib ,fathul mu'in ,fathul wahab dan lain sebagainya nanti dijenjang berikutnya kelas empat ,lima ,hingga tsanawi.
Kegiatan Darul hikam terbagi menjadi dua yakni madrasah dan pondok.
Kegiatan di madrasah dimulai dari ba'da dzuhur ,kami menyebutnya "sekolah".
Sedangkan kegiatan pondok kami menyebutnya "ngaji."
Tiap malam habis isya ada kegitan madrasah mengulang kembali pelajaran buat hari esok yang dinamakan takror.
Menjelang tengah malam ada kegiatan pondok qiyamullail di masjid.
Kamis pagi rutin kegiatan tartilan yang dibimbing oleh Yai Khanifudin adik dari Yai 'Izuddin.
Setiap malam jum'at ada kegiatan baca maulid ad diba'i , hari jum'at sore habis asar rutin tahlilan.
Diluar kegiatan madrasah ada juga kegiatan pondok seperti ngaji pasaran , kegiatan ngaji rutin jam sembilan pagi ,kemudian ba'da asar , ba'da magrib langsung di bimbing oleh Yai diluar hari libur.
Aturan pondok semua santri harus shalat berjamaah lima waktu , semua santri harus sudah berada di masjid sebelum yai datang.
Di pondok tidak boleh membawa Hp , tidak boleh keluar kecuali hari libur jum'at dan keperluan darurat.
Pondok Bendo sangat mengutamakan kedisiplinan , menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tidak boleh tirakat yang aneh - aneh.
Al 'ilmu bi al ta'allum , kalau ingin 'alim ,ingin punya 'ilmu ya harus rajin belajar , rajin mutholaah ,rajin ngaji ,rajin baca kitab itulah prinsip Bendo.
Di sini aku mulai merasakan cahaya , merasakan kehangatan ,menuai penawar ketidak tahuan.
Walau hati terasa masih gundah karena terbilang santri baru , gelap gulita masih membayang.
Namun, ada cahaya ilmu pengetahuan datang. Menerangi jalan, mengusir segala keraguan , menyapu kegelisahan.
Membuka mata, menyinari setiap pemikiran.
Dengan pena dan kertas, kita lukis asa, di setiap lembar halaman, hikmah terukir nyata.
Guru adalah lentera, membimbing langkah, membawa kita pada gerbang hikmah.
Ilmu bukan hanya tulisan , angka dan rumus, Ia adalah kunci, membuka pintu luas.
Menembus batas, meraih bintang di angkasa, menggapai mimpi dengan ilmu sebagai bahasa.
Bersama sahabat yang lain, mereka menuntut ilmu tak kenal lelah, aku harus bisa seperti mereka.
Jadikan pengetahuan, bekal di setiap langkah.
Agar kelak, kita menjadi penerang masyarakat ,agama nusa dan bangsa, membawa perubahan, dengan ilmu yang membara.
Perlahan aku mulai bisa menyesuaikan diri dengan keseharian di pondok dan sudah mulai punya banyak teman.
Hati mulai nyaman bersorak, menyambut teman. Senyum merekah, tawa riang membahana.
Cahaya baru, dalam persahabatan.Tak ada lagi sepi sunyi merana.
Kini ada cerita, kisah bersama. Tangan saling menggenggam, erat terpaut, semoga jalinan ini abadi terukir.
Dimata mereka, binar bahagia terpancar, Semoga persahabatan ini, takkan pernah pudar.
Bersama kita hadapi dunia dengan semangat baru, asa membara.
Kehidupan santri penuh solidaritas ,jiwa korsa sejati lapar satu lapar semua , masalahku masalah kita , bahagiaku kebahagiaan kita , sedihku kesedihan kita.
Tiada hari tanpa kitab , tiada hari tanpa mutholaah , ku pacu semangat belajar , menulis pelajaran yang tertinggal.
Tidak butuh waktu lama aku sudah mulai lancar membaca kitab kuning , memahami gramatika bahasa arab.
Mau tak mau yang namanya santri harus bisa berbahasa arab fushah , karena semua materinya menggunakan bahasa arab ,al quran , hadits semuanya berbahasa arab.
Dibawah bimbingan Sang Kyai dan para guru ku mulai mengerti arti dan tujuan hidup.
Meskipun keimananku masih relatif pasang surut , namun jika terus menerus dapat asupan ilmu ,aku yakin lama kelamaan bisa menjadi lebih baik.
Dengan dilatih disiplin berjamaah di pondok ,namanya orang baru pasti terasa berat ,tapi harus dipaksa agar terbiasa.
Apapun kalau sudah terbiasa ,pasti akan terasa ringan , habis ringan baru naik ke level berikutnya yakni ketenangan batin.
Yang namanya manusia tentu tak lepas dari masalah duniawi , terkadang masih melintas dalam angan wajah Zian yang ku kenal di kereta.
Apa kabarnya ,sedang apa dia , entah kapan dan berapa lama lagi agu bisa bertemu dengannya.
Informasi detail tentang dirinya pun aku tak punya , hati ini hanya bisa berharap dan berdoa.
Ketika bayangan itu datang ku alihkan dengan kesibukan lain misal membaca kitab , ngobrol dengan teman atau pergi ke warung cangkrukan ngopi.
Sesekali untuk hiburan atau tasyakuran aku dan teman - teman mengadakan masak dan makan bersama , istilah acara ini dinamakan "mayoran."
Mayoran dengan menu yang enak - enak masak ayam kalau sedang banyak duit , kalau duitnya lagi tipis ya cukup dengan sambel terong.
Meski sudah dialihkan dengan kesibukan lain pun kadang bayangan wajahnya tak mau kalah ,masih terus saja menghantuiku.
Tat kala aku sedang berkumpul dengan teman - teman , walau raga bersama namun pikiranku melayang - layang jauh entah kemana.
Mungkin salah satunya juga karena pengaruh setan.
Yang namanya setan pasti tidak pernah ridho kalau Ummat Nabi Muhammad SAW melakukan perbuatan baik.
Orang mau melangkah di jalan Allah pasti tak luput dari godaan duniawi , disitulah setan bermain memanfaatkan kelemahan manusia.
Semua itu harus terus menerus dilawan dengan meningkatkan ketaqwaan , rajin belajar , rajin mengaji , rajin ibadah yang bisa mendekatkan diri kepada ilahi robbi.