Dia Milikku

Bastian menatap pada pria yang sudah sebaya ayahnya. Pria yang bernama lengkap Gery geisler, seorang pria yang berprofesi sebagai pejabat kota X. Senyum angkuh yang pria itu sunggingkan cukup membuat Bastian menatap muak pada wajah sialan itu. Dan kenapa sialan? Bastian jelas tahu siapa pria tua itu, dia sudah mencari tahu semuanya sebelum memutuskan kembali ke kota ini.

Gery geisler adalah pria yang menikahi putri satu satunya pendiri AG Enterprice yang dengan cepat meningkatkan statusnya. Awalnya pria itu hanyalah pemuda biasa yang kerjanya serabutan, namun sejak menikah dengan Angela harper, putri tunggal presdir AG Enterprice, pria itu melesatkan statusnya menjadi begitu tinggi dan punya kekuasaan dalam menjalankan AG Enterprice.

Bastian juga tahu bagaimana sepak terjang pria tua itu yang membawa selingkuhannya ke rumah bahkan sebelum istrinya, yakni Angela meninggal dan tidak lama setelah itu bisnis ayah dari Odette dan Sandrina itu merosot jatuh. Bisnisnya tidak berjalan dengan baik yang membuat pak Gery akhirnya beralih pada politik dan menjadi seorang pejabat pemerintah sekarang.

Sepeninggal resepsionis pak Gery dan Bastian yang dipersilakan duduk oleh pria itu, suasana sedikit terasa kaku antara dua pria beda usia tersebut

"Bastian, seperti yang kau tahu, pernikahan ini... Bukankah lebih baik melakukannya dengan keturunan asli mendiang istriku?" ujar Pak Gery membuka percakapan. Pria tua itu masih mencoba peruntungan membujuk Bastian. Berharap pria muda akan mengubah pilihannya tempo hari.

Samar-samar senyum meremehkan hadir di wajah Bastian. Pak Gery kira dia bisa dibohongi semudah itu hanya dengan kalimat bujukan murahan.

"Pak Gery sepertinya tahu betul kalau situasinya tidak bisa dibalikkan, artikel tentang hubungan ini sudah bermunculan. Lagipula Odette dan Sandrina sama sama keturunan Anda, kan?" ujar Bastian tenang yang menyentakkan pak Gery. Dahinya langsung berkerut dalam keterkejutan, namun tidak berlangsung lama saat pak Gery dengan sengaja mengubah mimiknya menjadi seperti orang yang kebingungan.

"Mereka berdua keturunanku? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan?" ujarnya seakan bingung dengan perkataan Bastian sedang matanya kini menatap penuh fokus pada pria muda didepannya yang dengan santainya tersenyum.

"Sandrina geisler, bukankah dia anak perempuan Anda yang lahir diluar nikah? Biasanya disebut sebagai anak ha ram." kata Bastian dengan keyakinan yang memenuhi matanya. Tidak Bastian! Andai kau tahu kebenaran yang kamu cari tahu itu tidak sepenuhnya benar, bukan Sandrina yang anak haram, tapi Odette. Pria tua didepanmu itulah yang merampas identitas putrinya yang asli untuk putri kesayangannya yang palsu. Ah, andai saja Bastian bisa diberitahu seperti itu.

"Jadi, apa kita bisa membuat kesepakatan?" lanjut Bastian saat pak Gery terdiam. Bastian pikir Pak Gery tidak akan menghindari pernyataan itu.

"Ucapanmu itu terlalu aneh, nak. Aku tidak tahu dimana kamu mendengar omong kosong itu, tapi--" Pak Gery mencoba untuk mengelak dari fakta yang tidak sepenuhnya benar itu. Tatapan tajam Bastian dengan cepat dapat menangkap kegugupan tipis yang hadir pada wajah tua sang pria. Jadi pak tua itu ingin menghindar dari fakta yang ditemukan oleh Bastian

"Bisakah Anda bertanggung jawab dengan perkataan Anda sekarang?" tanya Bastian lebih ke tudingan agar pak Gery mau bicara yang sejujurnya

"Dengar, nak! Kenapa bicaramu jadi terdengar kasar begitu denganku? Apa yang ku katakan adalah kebenarannya." pak Gery berucap seakan memang kebenaran saja yang keluar dari mulutnya. Bastian terkekeh kecil dengan reaksi calon ayah mertuanya itu. Tangannya bergerak mengeluarkan sesuatu dibalik jasnya

"Oh! Benarkah begitu? Apa saat Anda membawa putri kandung Anda sebagai anak adopsi. Tidakkah Anda memikirkan akan ada akibat seperti ini?" tanya Bastian dengan nada mengejek, sedang tangannya mengeluarkan sebuah kertas berbentuk dokumen.

Pak Gery tidak menjawab, hanya menatap waspada terhadap dokumen apa yang pria muda itu sodorkan padanya. Walau ragu, Pak Gery tetap mengambil kertas itu dan membacanya

'Tingkat kecocokan DNA nya 99,9999%. Dua subjek ini teridentifikasi sebagai ayah dan anak' begitulah sebaris kata yang sempat dibaca pak Gery saat wajahnya mendadak memucat dengan fakta itu. Apalagi saat matanya melirik pada nama subjek yang di maksud. Gery geisler dan Sandrina geisler

"Bagaimana kau bisa tahu semua ini? Bastian, bocah sialan ini." teriak batin pak Gery yang menatap nyalang pada Bastian dengan tangan yang terkepal erat. Dia sangat kesal, andai pria didepannya ini bukan dari keluarga helford, mungkin pak Gery akan memgambil langkah ekstrim untuk melenyapkan pria muda yang saat ini duduk santai dengan wajah tersenyum didepannya

"Sepertinya saya tidak perlu menjelaskan bagaimana saya bisa mengetahui masalah ini. Tapi satu hal yang pasti, saya akan menikah dengan Sandrina, bukan Odette geisler" ujar Bastian tegas

"Apakah Sandrina satu-satunya yang kau inginkan?"

"Tentu saja tidak. Saya punya tawaran bisnis yang terpisah. Saya ingin melakukan M&A (merger dan akuisisi) AG Enterprice" jelas Bastian yang sudah menyatakan jelas tujuannya yang lain. Pria itu jelas akan mengeruk semua keuntungan yang dapat dimilikinya dari segala sisi.

"Apa itu berarti kau akan melakukan bisnis perdagangan ini lebih agresif dari sekarang?" tanya pak Gery yang mulai membaca tujuan utama Bastian. Pria itu ingin mengakuisisi perusahaan peninggalan mendiang istrinya, perusahaan yang saat ini berada di ujung tanduk. Mungkin tidak masalah baginya secara pribadi, toh itu bukan murni perusahaan hasil kerja kerasnya pak Gery. Sudah dapat ditebak siapa yang akan paling merasa bersalah jika perusahaan AG Enterprice di akuisisi. Jelas itu Sandrina, karena perusahaan itu adalah hasil jerih payah kakek gadis itu yang kemudian dilanjutkan oleh sang ibu dan berakhir hancur di tangan ayah durjananya.

"Benar, peningkatan kapasitas full-filment sangat penting. Penggabungan dan akuisisi yang agresif akan tetap berjalan" sahut Bastian

"Saya harap program ini akan diterima pertama kali oleh AG Enterprice," lanjut pria muda itu dengan lancar, seakan dia memang sudah merancangnya sedemikian rupa. Pak Gery tertawa pelan mendengar penjelasan Bastian, sungguh dia tidak peduli akan Bastian apakan AG Enterprice saat nanti di akuisisi pria itu, karena yang terpenting bagi pak Gery adalah dia harus bisa mengeruk sebanyaknya keuntungan dari perusahaan yang bisa dikatakan hampir musnah setelah penanganan yang buruk olehnya.

"Kau orang yang menakutkan, Bastian. Jadi, karena tujuan itu kau ingin menyandera putriku dengan pernikahan?" tanya pak Gery dengan mengejek. Wajahnya kini sudah kembali congkak saat mengatakan kalimat itu. Bastian balas tersenyum, perkataan pak Gery sama sekali tidak berpengaruh padanya. Memangnya kenapa jika dia ingin menyandera Sandrina dengan pernikahan? Apa pak Gery kira dia akan kalah hanya karena kalimat itu? Tentu tidak, jika Bastian selemah itu dalam negosiasi maka dia tidak akan berdiri disini saat ini dengan penuh kepercayaan diri.

"Tenang saja, rahasia pak Gery yang satu ini aman di saya. Saya tidak akan membocorkannya pada siapapun, termasuk pada orang tua saya dan juga Sandrina yang bersangkutan," kata Bastian memukul balik ujaran remeh pak Gery sebelumnya. Rahasia yang dimaksud Bastian adalah tentang Sandrina yang ternyata anak kandung pak Gery. Itu jelas berbanding terbalik dengan fakta yang tersebar luas di publik kalau Sandrina anak adopsi.

Wajah pak Gery berubah kembali menjadi kesal akan kalimat Bastian. Tapi dia tidak lagi menyahut ketika pria muda itu bangkit dari duduknya dan meminta izin padanya untuk pamit

"Saya ingin mengadakan pernikahan saya sesegera mungkin. Saya harap ayah mertua akan merestui hubungan kami dan tidak akan mengganggu prosesnya nanti" kata Bastian sebagai penutup sebelum akhirnya dia menghilang dibalik pintu ruangan pak Gery, menyisakan pak Gery dengan raut penuh kekesalan dan kemarahan. Bagaimana bisa dia diancam oleh bocah ingusan kemaren sore?

.

.

.