Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Semua ketakutan
"Kamu kenapa kok kelihatan gelisah gitu, Mas?" Kopsah melihat suami nya yang tidak bisa tenang.
"Tidak apa apa kok." jawab Tamrin sambil tersenyum karena dia tidak mau cerita yang sebenar nya.
"Enggak mungkin kalau tidak ada apa apa, biasa nya kamu tidak begini kok!" Kopsah tidak percaya pula dengan jawaban suami nya.
"Aku tidak boleh cerita, habis nanti aku di amuk Purnama kalau sampai cerita dengan Kopsah!" batin Tamrin yang ingin memegang teguh janji nya.
"Selingkuh apa kamu, Mas!" tuding Kopsah malah kemana mana.
"Gila kamu, maka nya jangan suka mengatai orang saja biar pikiran mu bisa positif!" Tamrin menjauh karena malas debat.
Takut sekali rasa nya Tamrin bila sampai kelepasan bicara soal danau itu, nanti malahan Kopsah akan cerita kemana mana karena istri nya ini kan biang gosip. yang di wanti wanti Purnama itu malah Ridwan, karena Emak Ridwan adalah teman nya Kopsah julid selama ini sehingga mungkin saja Ridwan menurun emak nya.
Malah sekarang Tamrin yang terus di desak oleh sang istri, bila Purnama sampai tau maka bisa saja Tamrin akan di amuk nya. sudah tau mulut istri ember tidak bisa di jaga, malah banyak tingkah mau cerita pula, jadi jelas itu tidak mungkin bisa tersimpan rapi masalah yang terjadi di danau kemarin.
Mana bayangan seolah orang mandi pun tidak bisa hilang dari pikiran nya, Tamrin sama seperti Joko sekarang karena dia malah takut setelah mendengar suara orang yang sedang mandi. suara air menimpa lantai itu membuat hati nya begitu merinding, ada rasa mau lari saat mendengar nya.
Pokok nya sejak kejadian itu membuat hidup Tamrin sama sekali tidak bisa tenang, ketakutan yang amat nyata ia lah dia berpikir kalau malam ini selendang merah akan datang lalu membunuh nya. Tamrin sudah punya pikiran seburuk itu, karena dia sama sekali tidak pernah ada urusan dengan setan sehingga tidak paham bagai mana cara kerja nya.
"Awas saja kalau kamu sampai selingkuh ya, Mas!" Kopsah menunjuk wajah Tamrin.
Tok, Tok.
Baru saja Kopsah selesai bicara, malah ada suara pintu rumah di ketuk malam malam begini. Tamrin sudah parno tidak karuan, karena otak nya mengatakan ini adalah hantu itu yang mau datang untuk membunuh nya, pokok nya apa saja yang bersuara maka Tamrin kita suara itu.
"Assalamualaikum, Mas! ini aku Hasan." ujar tamu nya.
"Sana bukain pintu, malam tegang gitu!" Kopsah sungguh bingung akan tingkah suami nya.
"Bu-buka kan lah, Sah." suruh Tamrin pula karena takut mau gerak dari tempat duduk.
"Awas saja kau kalau ngobrol sampai malam, biar ku tanya lah teman mu ini kenapa kau jadi melongo begitu." Kopsah bergegas membuka pintu.
Tampak Hasan di depan pintu juga kelihatan nya ketakutan, sambil pakai mantel dia berjalan masuk karena di luar hujan sudah turun dengan deras nya membasahi bumi. kalau saja tidak di dera rasa takut nya, maka sudah pasti Hasan tidak akan mau keluar dari rumah hanya untuk mendatangi Tamrin saja.
Mending juga tidur di rumah sendirian, sebab Hasan memang masih bujangan sehingga bebas lah mau kemana saja tanpa ada yang tanya tanya. bahkan rasa nya malam ini Hasan mau menginap di rumah Tamrin, karena rumah Tamrin lah yang paling dekat dengan rumah nya, rumah Joko masih agak jauh.
"San, kau kan yang pergi dengan suamiku kemarin malam?" tanya Kopsah langsung pada Hasan.
"Iya, Mbak." angguk Hasan agak kaget juga di beri pertanyaan begini.
"Malam kemarin kalian memang pergi ke danau atau pergi kerumah nya Mami itu?" tanya Kopsah.
"Mami? Mami yang jualan apem kelapa hitam!" kaget Hasan.
"Iya lah mau jualan apa lagi memang nya dia? ayo ngaku sekarang!" tegas Kopsah langsung.
"Kami di danau karena kan di suruh pak RT, maka nya kamu jaga malam itu di sana." jawab Hasan.
"Terus itu kenapa dia jadi kayak orang bego, dari tadi diam saja." Kopsah menunjuk suami nya.
"Sah sudah lah, aku cuma pengen diam saja malah kau permasalahkan." Tamrin mulai kesal juga.
"Masalah nya diam mu ini aneh, kau seperti orang ketakutan yang mendengar suara air turun." sentak Kopsah.
Tamrin tidak menjawab lagi dan Hasan juga menelan ludah susah payah, mereka tidak mungkin cerita apa yang sebenar nya sudah terjadi. biar lah Kopsah penasaran dengan apa yang sudah mereka alami, tapi mereka berdua tidak bisa cerita karena mereka lebih takut pada ancaman nya Purnama apa bila sampai rahasia ini bocor.
...****************...
"Tidur sendiri sana loh, Ko!" Pak Tejo risih karena anak nya ikut tidur dengan mereka.
"Sudah besar masih saja mau tidur sama orang tua, Ibu udah ngantuk banget ini." Ibu Joko sudah mulai terlelap.
"Pak, aku tidak berani mau tidur sendirian di kamar." jujur Joko pada Bapak nya ini.
Pak Tejo yang merasa ada sesuatu yang tidak beres itu pun langsung menoleh, tampak nya ada sesuatu yang sudah terjadi sehingga Joko terlihat sangat takut sekali apa bila sedang sendirian. Pak Tejo juga melihat hal hal aneh, bahkan mereka melihat nya kan selalu berdua sehingga paham lah satu sama lain.
"Malam itu di danau kami melihat sesuatu, Pak!" lirih Joko pelan sekali.
"Ayo bicara di luar." ajak Pak Tejo keluar dari kamar nya.
"Bapak jangan sampai bilang sama orang orang ya, Mbak Pur bisa ngamuk nanti." pesan Joko.
"Kau sudah bilang sama dia soal yang kau lihat?" tanya Pak Tejo.
"Sudah, malam itu kan kami berempat dan kami semua melihat nya." jelas Joko pelan.
"Apa wujud setan nya, Ko?" Pak Tejo juga kepo.
"Sama seperti yang membelit perahu kita tempo hari, kata Mas Ridwan dia melihat selendang merah sedang menari." jelas Joko.
Pak Tejo merinding karena dia ingat bagai mana malam itu saat mereka sedang mencari ikan, selendang merah entah dari mana dan langsung membelit perahu mereka sehingga sampai tidak bisa jalan mundur atau pun maju.
"Kalau aku dan Mas Tamrin serta Hasan, kamu melihat air seperti sedang di pakai mandi." jelas Joko lagi.
"Sudah, kamu jangan pernah jaga danau lagi kalau begitu." Pak Tejo takut bila anak nya sampai celaka.
"Aku juga takut mau keluar rumah, Pak! apa lagi mau kesana." jawab Joko.
Sama seperti hal nya yang lain, Joko tidak punya nyali untuk keluar rumah dan juga tidur sendirian karena dia masih di hantui dengan suara air yang jatuh seperti orang yang sedang mandi. mana malam ini kan hujan juga, semakin lengkap lah rasa takut nya.
Selamat siang, jangan lupa like dan komen nya ya.
perlihatkan saja dukun nya di bantai sama hantu penunggu danau.biar tau tuh Bustamin dan harahap
iblis merah membunuh mereka itu Krn keserakahan mereka apa memang iblisnya aja yg kurang ajar sesuka hati membunuh warga?