NovelToon NovelToon
GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Pemain Terhebat / Keluarga
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: bungdadan

Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.

Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.

meski demikian, dia seorang yang cerdas.

Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.

Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.

Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.

Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.

Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.

Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERMALAM DI STASIUN

Wulan, di matamu, aku melihat dunia. Namun hanya sesaat, tak selamanya.Tangis dan tawamu bagai candu. Namun sayang, semua hanya angin lalu.

Binar mata indahmu memikat. Namun bayangmu, cepat menghilang saat.

Cerita manis yang kita ukir sepanjang jalan, kini hanya jadi kisah yang getir.

Cinta sesaat, seperti mimpi indah. Datang membawa bahagia, lalu pergi entah kemana.

Namun, kenangan akan dirimu, akan tetap tersimpan di hatiku .Tentu saja kalau aku tidak lupa he he.

Bagaimanapun juga, yang namanya manusia pasti tak akan luput dari khilaf dan lupa.

Tengah malam hari di stasiun Kroya masih tampak ramai. Suara bersahutan, tanda kereta akan segera berdatangan.

Tut...tut...tut... bunyi peluit panjang. Tanda saatnya turun, perjalanan usai sudah. 

Pintu terbuka, langkah kaki berderap, meninggalkan pintu kereta, kenangan terukir di setiap lap. Beban koper, tas, dan segala bekal.

Turun ke peron, menyambut suasana baru yang kekal.

Lampu-lampu stasiun menyinari langkah, udara segar menyambut kedatangan, bukan lagi gerah.

Senyum menyebar, mata lirik kanan kiri mencari persinggahan untuk beristirahat.

Di balik jendela dalam kereta, pandangan mata si cantik tetap tertuju padaku.

Aku tetap berdiri di samping kereta ,tentunya dengan menjaga jarak biar nggak kesrempet.

Si cantik masih saja mewek, ku lambaikan tangan iringi kepergiannya melanjutkan perjalanan menuju kota kembang.

"Tuuuuuuut.....tuuuuuuut....."; nyaring bunyi klakson penanda keberangkatan.

Announcer pun telah memperingatkan para penumpang untuk segera menaiki kereta.

Di sini, di stasiun Kroya, dua hati yang hampir menyatu telah berpisah.

Kereta menjauh, lambaian tangan ku turunkan.

Ku pegang dadaku seperti ada rasa grenjel - grenjel dalam saku bajuku.

Karena penasaran, ku ambil ; " benda apa sebenarnya ini nggrenjel ?."

Ternyata puntung rokok masih panjang. Aku lupa tadi siang waktu mau naik bis masih di Bendo ku taruh itu di saku.

Ku lakukan gerakan seperti Angling dharma mengeluarkan jurus dasendria untuk mengambil korek di saku celanaku.

"Jessss...bulesss...." ; ku nyalakan dengan penuh penghayatan sambil berjalan cari mushola dan warung kopi.

Langkah kaki ku selingi dengan mengusap rambut , ku hembuskan asap ke atas ,dan membetulkan kerah baju.

Ibu - ibu disekitar stasiun ,ada pedagang ,penumpang ,petugas dan lain - lain tampak terpesona melihat pria tampan sepertiku berjalan mencari mushola dan warung.

Ariel peterpan saja kalah jauh, bagaikan langit dan sumur sat bila dibandingkan denganku .

Namun, semesta sudah tau bahwa itu hanya perasaanku saja.

Pada kenyataanya, mana ada yang tau pikiran orang yang melihatku ? Tentunya hanya Tuhan dan yang bersangkutan yang tau.

Sepertinya aku harus bermalam di stasiun. Karena belum ada bis yang ku tumpangi menuju Sokaraja.

Kemarin lewat telfon pondok aku sudah memberi kabar kerabatku untuk menjemput di Sokaraja esok hari.

Aku mengerjakan shalat Jama' takhir magrib dan isya di mushola stasiun. Sebelumnya sudah aku niati saat masuk waktu magrib pas perjalanan dalam kereta.

Sekalian buat istirahat, aku akan bermalam di stasiun Kroya. Untungnya aku biasa begadang, sehingga paling aku nunggu sampai ada bis di warung kopi saja.

"Bu...kopi hitam setunggal bu ! " ; aku memesan kopi di warung pinggir stasiun milik ibu muda ,sepertinya baru umur 35 atau 40 tahunan.

"Nggih mase...,pait nopo manis ? "; tanya ibu warung yang logatnya sama sepertiku, sama - sama ngapak.

"Sing pait mawon bu..., soale sampun manis ningali njenengan ahaiii...." ; aku mengajaknya bercanda.

"Mase...mase...ana - ana bae lah, sekedap nggih kulo ndamelaken !" ; dia tersenyum dengan lesung pipit di kedua pipinya. Ia segera mengambil teko kecil berbahan stainlis untuk menyeduh air.

"Mase saking pundi ? " ; sambil mengaduk kopi ibu warung bertanya padaku.

"Saking Kediri bu, ajeng wangsul teng Purbalingga .Oh iya, bis dari sini yang ke Sokaraja jam pinten nggih bu ?."

"Sekitar jam sekawan mas ,kadang nggih jam tigo wonten tapi mboten mesti."

"Kulo nderek ngentosi teng mriki nggih bu..." ; pintaku mau numpang nunggu jam empat di warungnya.

"Oh nggih monggo mase...." ; dengan senang hati dia mengijinkan aku menunggu di tempatnya berjualan.

Kopi hitam sudah disajikan dihadapanku, ditemani mendoan dan pisang goreng tertata rapi di meja.

Di atas meja ,rokok pemberian dari pak Hanan tak henti - henti ku pandangi bungkusnya.

Bungkusnya tidak akan ku buang ,akan ku simpan setelah isinya habis sebagai kenangan.

"Pak Hanan, doakan calon mantumu ini yang masih belum kuat menahan segala godaan ! "; saking dilanda galaunya, bungkus rokok pun ku ajak bicara. Ku bolak - balik , putar - putar rokok dari beliau.

Sekarang hanya zian yang masih terus ada di pikiranku. Sedangkan bayangan wulan sudah terhempas bersama laju kereta. Orangnya sudah pergi, bayangnya pun ikut pergi.

Sedangkan zian, orangnya memang pergi, namun bayangnya tak mau ikutan pergi. Masih saja tertinggal dalam hati dan pikiranku.

"Pripun mase, kok malah ngelamun ? " ; suara ngapak ibu warung mengagetkanku.

"He he, engga ini bu...,lagi nunggu kopinya dingin, masih panas banget ini." ; ku jawab asal - asalan saja, sekedar menghormati pertanyaan.

"Masnya kerja di Kediri ? " ; ibu warung mulai kepo.

"Mboten bu, saya mondok di Kediri ."

"Owh...teng Lirboyo ? "

"Mboten bu , teng Bendo ,njenengan ngertos Bendo ? "

"Mboten mase ,saya taunya Lirboyo ,soalnya keponakan saya ada yang mondok di sana."

"Ooh...ngoten toh" ; ku jawab singkat tanpa menambahkan pertanyaan lagi.

Ibu warung masuk ke dapur, di depan hanya ada saya dan satu orang pelanggan bapak -bapak.

Waktu baru menunjukkan pukul 01:30 dini hari. Penantianku masih dua jam lebih. Mulai jenuh juga harus nunggu sampai subuh.

Tiba - tiba....

"Permisi...."; suara lembut serak - serak basah datang menyapa.

Perempuan menarik koper kecil warna merah ber roda dua menghampiri warung tempatku ngopi.

Dia mengenakan Jilbab ungu bermotif batik bunga kenanga.

Dia bertanya padaku dengan sangat ramah ; " ngapunten mase...,yang punya warung di mana nggih ? ."

Dengan sigap aku berdiri memanggil yang punya warung ; " bu'..bu'..., wonten tiang nik bu' ! ."

Dari balik dapur ibu warung menjawab ; "nggih - nggih sekedap, saweg tanggung niki."

Sepertinya ibu warung sedang mencuci piring .Nunggu yang punya warung keluar, Aku mempersilakan mbak jilbab ungu untuk duduk di sebelahku.

Sialnya imajinasiku kembali berpetualang setelah melihat dia duduk di dekatku. Wajahnya dan Penampilannya sederhana namun terlihat sangat anggun mengenakan gamis yang warnanya sama dengan jilbab yang ia pakai.

Ada - ada saja momen romansa yang ku alami .Setelah kami duduk bersebelahan ,pas banget ada lagu Iwan "yang sedang - sedang saja" di putar pada DVD yang ada di warung.

"Dia tidak cantik, Mak...Dia tidak jelek, Mak...Yang sedang-sedang saja...Yang penting dia setia."

"Aku suka dia, Mak...Aku sayang dia, Mak...Kasih dan rinduku ini...Tentunya untuk si dia."

Liriknya seakan mewakili apa yang sedang ku pikirkan saat ini.

1
Raja Semut
tolong KLO mau buat novel pakai bahasa Indonesia aja ngak semua org baca novel itu tau bahasa Jawa, saya malah bnyk ngeskip cerita nya lantaran ngak tau artinya, sama satu lagi ngak perlu terlalu mendetail untk kasih tau org ckup poin poin yg pnting aja
IG : @dadan_kusuma89: Saya pernah bikin yang full bahasa Indonesia bro, tapi malah nggak di kontrak ha ha ,karakternya jadi kurang natural karena bentuknya tulisan bukan visual , novel ini nanti akan di filmkan bro
total 1 replies
IG : @dadan_kusuma89
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!