NovelToon NovelToon
Madu CEO Koma

Madu CEO Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Konflik etika / Nikah Kontrak / Pihak Ketiga / Pernikahan rahasia
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

"Jika memang kamu menginginkan anak dari rahim ku, maka harganya bukan cuma uang. Tapi juga nama belakang suami mu."
.... Hania Ghaishani .....


Ketika hadirnya seorang anak menjadi sebuah tuntutan dalam rumah tangga. Apakah mengambil seorang "madu" bisa menjadi jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aneh

Pagi itu datang tanpa hangat. Langit di luar jendela mansion tampak kelabu, sepertinya musim hujan sudah dimulai. Angin berhembus semakin dingin, sama seperti hati Hania yang tak kunjung menemukan rasa aman, meski ia mencoba. Wanita berseragam warna navy itu, duduk di kursi kecil samping ranjang Brivan. Baru saja selesai membersihkan tubuh sang suami. Dia juga sudah menyuntikan obat dan mengganti cairan infus.

Tubuh lelahnya duduk diam, seperti patung. Wajah Hania masih pucat, mata sembab tapi tak ada air mata, lelah menangis dalam gelisah tak menentu setiap malam. Meski berusaha damai, namun tetap saja ada sisi diri Hania yang tidak terima dengan keadaanya sekarang.

Tapi apa yang bisa dia lakukan? Mau marah pada siapa? Mau menyalahkan apa? Mungkin ini ujian, mungkin juga ini karma. Hania tidak begitu tahu. Yang pasti dia ingin marah, dia kesal, ia lelah merasakan kegelisahan yang bahkan ia tak tahu kemana arah ketakutannya.

Semua ia khawatirkan, tentang hari esok yang masih abu abu, meski dia sudah tau apa yang akan terjadi. Sudah ada dalam kertas yang ia tanda tangani. Namun tetap saja, segala kemungkinan bisa terjadi. Hania takut akan itu .... setiap malam hanya bisa ia habiskan dengan pikiran yang berlebihan dan berujung menangis. Lemah.

Hania menghela nafas, menatap sekilas pada botol infus yang beberapa menit lalu ia pasang. Memastikan tetesannya sesuai. Pandangannya beralih pada wajah Brivan yang tampak damai. Setelah Obat di berikan, wajah pria itu akan terlihat lebih lelap, deru nafasnya pelan. Monitor berbunyi ritmis seperti biasa, sedikit lebih turun tapi kata Fira, itu biasa terjadi, Efek obat yang mereka berikan. Hania pun tidak terlalu khawatir. Karena Fira pasti lebih tahu dari pada dia.

"Brivan, hari ini adalah hari terakhir aku disuntik hormon. Suntikan terakhir sebelum nanti benihmu di tanamkan dalam rahimku." Seulas senyum getir tersungging di bibir wanita itu, tangannya perlahan meremas perut bagian bawah.

"Aku tidak pasti dengan apa yang terjadi ke depannya. Karena takdirku selalu penuh kejutan ... Sama seperti hal-nya hadirku di sini."

"Jika aku boleh protes, sejujurnya aku berat melakukan ini. Jika aku bisa menolak, aku ingin menolak ....Aku tidak mau menikah denganmu." Hania menggeleng cepat.

"Aku tidak mau," gumamnya mengulang, lebih lirih dan dingin.

"Pernikahan adalah sesuatu yang menjadi impian setiap wanita, termasuk aku. Aku tidak ingin menikah dengan pria sekaya kamu ... Aku juga tidak pernah memimpikan itu. Aku sadar diri, aku hanya seorang buruh pabrik garment. Aku hanya ingin hidup sederhana .... punya rumah untuk pulang .... Bersama dengan orang yang mencintai dan aku cintai. Menghabiskan waktu sore, naik sepeda motor sambil jajan ...." Hania tersenyum dengan tatapan menerawang jauh, membayangkan apa yang ia ucapkan.

"Selalu saling menggenggam, menjalani jalan kehidupan yang tidak akan selalu mudah, tapi akan tetap saling mendukung. Tapi sepertinya itu sangat jauh untuk sekarang ...."

Hania sedikit menunduk, menumpukan siku di tepi ranjang Brivan. Dengan satu tangan Hania menopang dagunya, kini wajahnya sangat dekat dengan Brivan. Entah apa jadinya jika pria itu tiba-tiba membuka mata. Dia pasti terkejut melihat ada wanita asing berada didekatnya seperti ini. Tapi Hania tidak yakin itu terjadi dalam waktu dekat.

"Kalau kamu? Bagaimana pernikahanmu dengan Nyonya Audy? Sepertinya kalian sangat saling mencintai? Dulu ketemunya dimana? Kalian pacaran berapa lama? Apa kalau pacaran kayak drama-drama korea gitu? ... Pergi ke restoran mewah, liburan ke luar negeri?" Cerca Hania dengan antusias, wanita itu seolah melupakan rasa gelisah yang baru saja menghantuinya.

Mungkin hanya sekedar ocehan, untuk mengusir sunyi. Hania mulai bertanya dengan suara yang lebih ceria, walau itu terasa seperti menertawakan luka sendiri. Tapi setidaknya dia bisa sedikit terhibur.

"Pernah pacaran ala rakyat menengah kebawah nggak? Aku juga nggak yakin gimana pacaran ala jelata kayak aku ... Tapi yang aku lihat dari teman-teman di pabrik sih, ya. Biasanya mereka malam mingguan ke pasar malem, jalan-jalan ke Mall walau cuma makan di food court. Tapi aku nggak gitu suka makanan di Mall, mahal. Enakan juga pecel lele Bang romi."

"Ck .. kamu mah, ditanya diem aja. Sesekali jawab lah. Kan aku juga capek ngoceh sendiri ..." Hania menarik dirinya menjauh. Menatap wajah Brivan dengan cemberut

Ponselnya di nakas tiba-tiba bergetar. Hania pun mengambil benda pipih itu. Sebuah pesan dari salah satu temannya. Teman, mungkin. Setelah membaca pesan singkat yang masuk, Hania kembali meletakan ponselnya tanpa berniat membalas. Raut wajah yang baru biasa kini kembali muram.

Ketukan di pintu membuyarkan lamunan. Suster Fira masuk, diikuti oleh dokter Mario yang membawa kotak medis kecil berwarna silver. Senyum Fira sopan, tapi datar.

"Sudah siap?" Tanya Mario, Hania hanya mengangguk walau ia tidak akan pernah benar-benar siap.

"Hari ini saya sendiri yang akan memberikan suntikan terakhir, setelah hasil pematangan folikel kemarin bagus. Besok sore, kita ke rumah sakit," jelas dokter Mario singkat, seolah itu adalah hal biasa.

Mungkin memang biasa bagi Mario, tapi bagi Hania tidak. Hania hanya mengangguk. Matanya menatap datar pada pria berkaca mata itu, tubuhnya bergerak sedikit terpaksa.

Suster Fira sudah menyiapkan peralatan. Jarum suntik, kapas, alkohol. Dokter Mario mengenakan sarung tangan. Ia menatap Hania sesaat, lalu menunjuk sisi kanan perut bagian bawah wanita itu.

"Rasanya agak perih sebentar. Tapi kamu sudah biasa, kan," Mario sedikit terkekeh sumbang, Hania tau tawa itu sedang mengejeknya.

Hania mengangkat sedikit blus seragamnya. Perut bagian bawahnya yang putih dan sedikit lebam karena suntikan hari-hari sebelumnya kini kembali menjadi target. Fira membersihkan kulitnya dengan alkohol, dingin menyengat. Lalu jarum kecil itu menembus kulitnya.

Hania mengerjapkan mata. Tidak karena sakit. Tapi karena ini akhir. Akhir dari proses persiapan. Awal dari sesuatu yang tak bisa ia tarik kembali.

Beberapa detik. Lalu selesai.

"Bagus. Istirahat sebentar. Jangan terlalu lelah, besok kita akan melakukan tindakan selanjutnya. Dan kau akan segera menjadi pemberi pewaris untuk keluarga Maheswara. Akan aku pastikan semua benih Tuan Brivan bisa tumbuh dengan baik di rahimmu. Kau harus bener-benar menjaga dirimu dengan baik, Hania" ucap Mario, lalu keluar dengan Fira.

Hania terdiam, menghela nafas panjang sambil menatap langit-langit putih. Tangannya menyentuh perutnya, tempat kosong yang beberapa jam lagi akan menjadi rumah bagi benih yang bukan miliknya.

"Aku harap juga begitu, cepat selesaikan semua kontrak tidak masuk akal ini dan secepatnya pergi jauh. Kalau kamu?.... Menurutmu bagaimana, suamiku," bisiknya pelan di telinga Brivan.

Hania menolah cepat kearah layar.

Suara 'bip' yang biasanya tenang, kini terdengar sedikit lebih cepat.

HR: 92... 95... 99 bpm.

Hania terdiam.

"Kau tidak ingin aku pergi?" Tebak Hania, menatap Brivan yang masih terpejam.

Detik berikutnya, detak itu perlahan menurun kembali seperti semula.

HR: 96... 90... 86... stabil di 82 bpm.

"Kau aneh, Tuan Brivan."

Hania menatap Brivan yang masih terpejam, tapi ada senyum yang tersungging di bibir Hania. Entah kenapa dia merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan.

1
Aulia Zahra
Beneran itu suster Fira mau membantu kenapa tiba tiba dia berubah pikiran jd penasaran
Shakura
eh kok tiba2 Fira berubah pikiran mau bantuin Hania.. semoga beneran ya jangan ada udang di balik batu loh .

emaknya Brivan buruan pulang selametin anakmu.. jangan sampe telat..
Zii
kenapa vira berubah fikiran
Nina Ananda
oalahh kira² apa yg udah terjadi sama suster Fira kemarin² aja dia ngotot gak mau bantuin Hania sekarang malah datang sendiri langsung bilang mau bantuin Hania, jadi penasaran apakah udah terjadi sesuatu sama suster Fira 🤔
Desi Sari
ibunya brivan jd blm tau apa2 kondisi brivan dan audy yg udh gk hamil lg
Desi Sari
kepo alasan ap yg membuat fira tiba2 berubah pikiran
Tulip's 🌷
jadi penasaran, kenapa suster Fira tiba-tiba ingin membantu Hania
Tulip's 🌷
bener2 munafik banget si Mario, padahal dia yang bikin brivan tidur.
Putri Nurril
wowwwwww
emak nya brivan bakalan pulang. dan si nenek tapasya pasti gak bisa bergerak sesuka hati nya setelah ini
Sweet Mango
Ga sabar nunggu kejutan dari ayah dan ibu nya brivan. apa yang mau di perbuat Mario, Audy dan ivana di depan mereka ? suruh Audy pura² hamil atau gimana
N.M.Q
Sebentar lagi apa yang perbuat mario pasti akan tercium oleh ayah dan ibu nya brivan
Novi Manggala Qirani
Kayak nya Fira tahu sesuatu sampai akhirnya mau mambantu Hania, mungkin dia mendengar Mario dan ivana bicara
Sweet Mango
Mario pengen nguasain kekayaan Brivan, lewat Audy ?
Oh nggak bisa, yang mengandung anak brivan itu hania, jadi Audy gak ada hak emm
N.M.Q
Kalo kesadaran brivan bukan kuasa mu, berati kesehatan brivan juga bukan kuasamu Mario !!
kapan aja,, Brivan pasti bisa bangun melawan bius yang kau ciptakan !!
Novi Manggala Qirani
tu kan, hmm tapi Mario melakukan ini pasti tidak semata² demi Audy, dia juga punya tujuan tersendiri
Anita♥️♥️
ada apa dengan Fira??kenapa tiba" dia mau membantu Hania??
Kenara 💜
jeng jeng Audy kamu tidak bisa berbohong lagi. tolong ibunya brivan. jangan bilang²
Sahidah Sari
ada apa dengan suster Fira ya? apa yg sdh terjadi sama dia.trs knp dia tiba tiba mau bantu Hania tp syukur lah dia berubah pikiran.

apa ibunya Brivan ga tau ya klu Audy sdh keguguran dan anaknya lagi terbaring sakit.
Afiq Ditya
Kenapa tiba² Suster Fira mau membantu Hania untuk membuat Brivan bangun??tapi keadaannya yg kacau justru bikin penasaran,, hal apa yg buat Suster Fira berubah,,
Ibunya Brivan akan datang,, berharap bgt dia akan bisa membawa Brivan pergi bersamanya,jika Brivan menjauh dr Mario,itu artinya Brivan akan bisa segera sadar,,,
Yanti99
Fira kenapa tiba" berubah pikiran,,apakah dia punya rencana lain?
nah loh ibunya brivan mau ke indo jenguk brivan gimana ya nanti reaksinya kalau tau Audy udah ga mengandung lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!