Bagaimana kisahnya jika seorang pria yang paling di takuti dan paling di segani oleh orang-orang sekarang harus berurusan dengan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang ada di depan rumahnya.
bayi yang di tinggalkan disana bersama dengan keranjang bayi dan beberapa keperluan nya.
"Apa ini lelucon?" tanya Xander tidak percaya.
"Siapa yang berani meletakkan bayi di depan rumahku?" Xander mengangkat bayi mungil tersebut dengan hawa membunuh yang begitu kental.
"Percaya atau tidak aku akan menghabisinya,"
________
5 tahun kemudian...
"Papa! apa yang kau lakukan?" teriak Kelly.
"Memberi pelajaran pada orang yang berani membuatmu menangis," ucap Xander.
"Tidak ada yang boleh mengganggu putriku,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sofy adisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 31.
Xander sampai di mall tempat dimana Kelly berada. Ia melangkah masuk bersama dengan Altar yang ada di belakangnya. Xander mengerutkan keningnya saat Zein tengah berbicara dengan Vian, ia pun berjalan mendekat.
"Dimana Kelly?" tanya Xander tiba tiba.
Zein menoleh, ia pun mendengus. Kenapa Xander datang? Kenapa tidak nanti saja dia menyusul kesini. "Sedang bermain," balasnya.
Vian mengulurkan tangannya kepada Xander. "Tuan Xander. Aku Vian," ucapnya.
Xander menoleh, ia menatap uluran tangan Vian. Ah jadi di depannya ini pengusaha muda pemilik mall? Lumayan juga, pikirnya.
Xander menatap Zein penuh tanya. Ia pun membalas jabatan tangan Vian. "Jadi dimana putriku?" tanyanya.
"Putrimu baik baik saja bersama dengan keponakanku," ucap Vian.
Xander mendelik. "Keponakan mu?" tanyanya memastikan.
Zein menghela nafas pelan. "Keponakannya anak yang bernama Damian," ucapnya.
Xander menyipitkan matanya, jadi Damian bocah tengil itu ada disini? Pantas saja ia tidak melihat Kelly ada disini bersama Zein.
"Aku mau menjemput Kelly," ucap Xander.
Vian menganggukkan kepalanya, "Mereka ada di tempat bermain trampolin," ucapnya.
Xander menganggukkan kepalanya, ia pun berlalu pergi dari hadapan Vian dan Zein. Zein menggeleng kan kepalanya melihat tingkah Xander yang sangat posesif kepada Kelly.
"Apa dia selalu seperti itu?" tanya Vian pada Zein.
Zein mengangkat bahunya. "Mungkin," balasnya.
Vian tertawa kecil, ia mengusap dagunya. "Mungkin saat Kelly dewasa nanti Xander akan lebih parah dari ini," ucapnya.
Zein mengangguk mengiyakan. "Kau bisa melihatnya sekarang. Dia sangat posesif dengan Kelly dari kecil," ucapnya.
"Yah, dia terlihat begitu menyayangi Kelly dan berperan sebagai ayah yang baik,"
...∆∆∆...
Kelly berada di tengah Damian dan Alex, saat ini mereka tengah bermain susun balok kayu. Kelly yang sibuk dengan mainannya tidak sadar jika Alex dan Damian saling menatap tajam. Lebih tepatnya tatapan Alex adalah tatapan bingung karena Damian menatapnya dengan begitu tajam.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Alex bingung.
Damian hanya mendengus kecil dan tetap diam. Ia pun menyibukkan diri dengan mainan di depannya.
Alex menatap tidak percaya. "Hey! Aku bicara padamu!" ucapnya.
Damian memutar bola matanya dengan malas. "Aku tidak mau berbicara padamu," balasnya dengan ketus.
Alex menggaruk kepalanya heran, ada apa dengan teman barunya ini? kenapa aneh sekali? Alex pun menatap Kelly yang sibuk dengan dunianya sendiri.
"Kelly, apa kau---"
"Kelly!" panggil seseorang membuat Kelly menoleh dengan cepat karena ia mengenali suara yang memanggilnya.
"Papa!" teriak Kelly. Ia langsung berlari meninggalkan mainan di depannya dan melompat ke dalam pelukan Xander.
"Kau senang sekali bermain, hm?" tanya Xander sambil mengecup pipi Kelly.
Kelly menganggukkan kepalanya dengan semangat. "Papa tau? Kelly beltemu teman balu. Namanya Alex," ucap nya berceloteh.
Xander mengerutkan keningnya. Alex? Kenapa seperti nama laki laki? Ia menatap kearah depan dan menemukan Damian, bocah yang biasanya Xander panggil bocah tengil karena berani mendekati Kelly.
Kelly menunjuk kearah Alex. "Papa, itu teman balu Kelly. Namanya Alex," ucapnya.
Xander menatap kearah yang di tunjuk oleh Kelly. Ia langsung menatap datar, sial! siapa lagi bocah laki laki ini? Kenapa bocah tengil di sekitar Kelly bertambah satu?
Alex mendadak nyalinya menciut saat melihat tatapan Xander yang begitu tajam mengarah padanya. Ia menggaruk pelipisnya dengan bingung.
"Sebenarnya ada apa denganku hari ini?"
...∆∆∆...
Xander menatap tangannya yang di genggam Kelly saat putrinya itu sedang tertidur pulas di atas badannya setelah puas bermain seharian penuh. Xander membawa Kelly untuk pulang karena jika semakin lama ia meninggalkan Kelly disana akan ada lebih banyak bocah tengil yang akan mendekati Kelly.
Xander mengusap pipi Kelly dengan pelan. Masih beberapa menit lagi untuk sampai di mansionnya karena perjalanan lumayan jauh. Zein yang di paksa menjadi supir pun hanya menggerutu kesal sambil mengendarai mobil.
Akhirnya mereka pun sampai, Xander menggendong tubuh Kelly dengan perlahan agar putrinya tetap tertidur pulas. Xander memasuki kamar nya dan meletakkan tubuh Kelly di atas kasurnya.
"Kenapa kau tidak tetap kecil saja?" gumam Xander sambil menatap Kelly. Ia pun menjauh dari kasurnya untuk melepaskan pakaian nya dan membersihkan diri.
Xander membuka kemeja bajunya, terlihat tato dari bahu sampai lengan tangannya. Tato untuk menutupi luka yang dulu pernah ia alami. Luka akibat senjata tajam yang terpampang jelas di lengan sebelah kanan membuat Xander mau tak mau menutupinya dengan tato penuh dari bahu hingga lengannya.
Xander memandangi dirinya di cermin. "Yang penting aku tetap tampan," gumamnya.
Dulu ia adalah seorang pria yang takut dengan jarum suntik tapi semenjak ia mendapat luka parah itu mengharuskan Xander mengesampingkan phobia nya terhadap jarum.
Xander pun membersihkan dirinya. Kelly yang tertidur di atas kasur bergerak dengan gelisah dan membuka matanya dengan perlahan. Ia pun duduk dengan lemas di atas kasur sambil mengusap matanya yang perih.
"Papa? Dimana?" panggil Kelly sambil menatap kesana kemari.
Cklek'
"Kenapa kau bangun? Kalau masih mengantuk tidurlah lagi," ucap Xander yang sudah selesai mandi. Ia hanya mengenakan bawahan saja dengan bagian atas yang masih basah.
Kelly menguap lebar dan menatap Xander dengan mata merahnya. Ia benar benar mengantuk.
Xander mengusap rambutnya dengan handuk. "Tidur lagi," ucapnya sambil mendekat kearah Kelly.
Kelly menganggukkan kepalanya dan kembali berbaring memunggungi Xander. Xander duduk di tepi kasur sambil mengusap rambut Kelly perlahan.
"Selamat tidur baby girl. Sweet dream,"
...∆∆∆...
...TBC...
sama sajaaalah
semangat🤗🤗🤗