NovelToon NovelToon
Rahasia Di Balik Kandungan

Rahasia Di Balik Kandungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Leel K

Semua orang melihat Claire Hayes sebagai wanita yang mengandung anak mendiang Benjamin Silvan. Namun, di balik mata hijaunya yang menyimpan kesedihan, tersembunyi obsesi bertahun-tahun pada sang adik, Aaron. Pernikahan terpaksa ini adalah bagian dari rencana rumitnya. Tapi, rahasia terbesar Claire bukanlah cintanya yang terlarang, melainkan kebenaran tentang ayah dari bayi yang dikandungnya—sebuah bom waktu yang siap menghancurkan segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leel K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Jangan Pernah Tinggalkan Aku

Pagi itu, penthouse terasa lebih hangat dari hari-hari sebelumnya. Aaron masih duduk di meja makan, membaca koran, meskipun sesekali pandangannya melayang ke arah Claire yang sibuk menyantap sarapannya. Perhatian-perhatian kecil Aaron, yang kini terasa lebih konsisten, mulai mengubah suasana hati Claire. Setiap kali Aaron meliriknya, setiap kali ia memastikan Claire makan, atau setiap kali ia bertanya tentang kondisinya, hati Claire berdesir.

Claire tahu, semua ini adalah hal baru. Aaron yang dingin dan acuh tak acuh kini menunjukkan sisi yang belum pernah ia lihat. Rasa terima kasih dan kebahagiaan itu mengalir hangat di dadanya, namun bersamaan dengan itu, ada secercah kegelisahan. Apakah ini nyata? Apakah Aaron akan tetap seperti ini? Atau semua ini hanya sementara, dan ia akan kembali ke wujud aslinya yang keras? Rasa takut kehilangan perhatian ini begitu besar, hingga membuat perutnya sedikit mulas.

Ia mengangkat cangkir tehnya, jari-jarinya yang ramping melingkari porselen hangat. Uap teh herbal mengepul samar di depan wajahnya. Ketika pandangannya bertemu dengan mata Aaron yang sedang menatapnya dari balik koran, sesuatu berkelebat dalam benak Claire. Tatapan itu, ekspresi yang sulit diartikan itu, tiba-tiba menyeretnya kembali ke masa lalu. Sebuah sore di musim semi, belasan tahun silam, yang mengubah segalanya bagi seorang Claire remaja.

...****************...

Boston, 15 tahun lalu.

Claire selalu merasa seperti bayangan. Bukan hanya di sekolah, di mana ia adalah siswi biasa yang tak menonjol, pemalu, dan sering luput dari perhatian. Namun, perasaan itu jauh lebih dalam, jauh lebih menyakitkan, berakar sejak ia kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan saat ia masih sangat kecil. Sejak saat itu, ia adalah "anak yatim piatu" yang hidup menumpang di rumah paman dan bibinya.

Di rumah itu, Claire adalah tambahan beban, bukan bagian dari keluarga. Ia tidak pernah punya kamarnya sendiri, selalu berbagi dengan salah satu sepupunya yang lebih tua dan dingin. Makanan yang disajikan untuknya selalu porsi paling kecil, pakaiannya adalah sisa-sisa sepupu-sepupunya yang sudah lusuh. Senyum dan pelukan, kata-kata penyemangat—semua itu adalah kemewahan yang tak pernah ia rasakan. Paman dan bibinya sibuk dengan anak-anak kandung mereka, dan sepupu-sepupunya memastikan Claire tahu tempatnya: bukan siapa-siapa, bukan bagian dari mereka. Ia belajar untuk tidak bersuara, tidak meminta, tidak mengeluh. Untuk menjadi tidak terlihat.

Di sekolah, ia membawa kebiasaan itu. Ia berjalan di koridor seolah tidak ada, duduk di sudut kelas, dan makan siang sendirian. Guru-guru nyaris tidak tahu namanya, dan teman-teman sebayanya menganggapnya terlalu pendiam, terlalu aneh.

Sore itu, udara di koridor SMA Harrington terasa pengap, dipenuhi tawa renyah dan suara sepatu berderit. Claire, yang saat itu berusia enam belas tahun, merasakan matanya memanas. Ia baru saja bertabrakan dengan Meredith, primadona sekolah, yang tentu saja tidak melihatnya. Buku-bukunya berserakan di lantai marmer, lembaran-lembaran tugas Kimia yang ia kerjakan semalaman terhambur di antara kaki-kaki siswa lain yang buru-buru melewatinya.

"Astaga, bisakah kau melihat dengan matamu?" suara sinis Meredith terdengar, membuat tenggorokan Claire tercekat.

Meredith dan teman-temannya, kelompok siswi populer di sekolah, berdiri mengelilinginya, menatapnya dengan pandangan merendahkan. Salah satu dari mereka bahkan menendang salah satu buku Claire hingga tersangkut di bawah loker. "Pasti gara-gara kau terlalu sibuk dengan buku-buku usangmu itu. Cari perhatian ya?"

Tawa mengejek memenuhi koridor. Claire ingin menangis, ingin lari, tapi kakinya seolah terpaku. Wajahnya panas karena malu. Ia hanya bisa menunduk, mengumpulkan bukunya satu per satu dengan tangan gemetar. Air mata sudah menggenang di matanya, siap meluncur. Tidak ada yang berhenti untuk membantunya. Semua orang seolah buru-buru, atau terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Sudah, biarkan saja dia. Kita akan terlambat untuk latihan cheerleader." Salah satu teman Meredith berucap, menarik lengan Meredith. Mereka pun beranjak pergi, meninggalkan Claire sendirian, berjongkok di lantai, hatinya hancur.

Tiba-tiba, sebuah bayangan menghampirinya. Claire mengira itu adalah salah satu pengganggu lain yang kembali untuk mengejek. Namun, sebuah tangan kokoh, dengan urat-urat samar yang mulai terlihat jelas, terulur. Tangan itu bukan milik Meredith atau teman-temannya. Tangan itu meraih buku kimia yang tergeletak paling dekat dengan kaki Claire, buku yang sebelumnya ditendang.

Claire mengangkat pandangannya perlahan. Di depannya berdiri Aaron Silvan.

Aaron. Pria itu sudah menjadi legenda di Harrington sejak ia masuk. Tampan, cerdas, atletis, dan selalu dikelilingi oleh aura dingin yang membuat semua orang segan sekaligus mengagumi. Dia adalah seniornya, dua tahun di atasnya. Claire tidak pernah berinteraksi langsung dengannya. Dia hanya bisa mengagumi Aaron dari jauh, seperti kebanyakan gadis lainnya. Dia adalah matahari yang terlalu terang untuk disentuh oleh bayangan sepertinya.

Aaron tidak menatap wajah Claire. Matanya hanya tertuju pada buku yang ia ambil. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dengan gerakan cepat, ia meletakkan buku itu di tumpukan buku Claire yang sudah ada di pangkuannya. Setelah itu, tanpa menoleh atau memberi isyarat apa pun, ia pergi begitu saja, menghilang di antara keramaian siswa yang bergerak cepat di koridor. Tindakannya seolah hanya refleks sesaat, tanpa makna khusus.

Claire masih terdiam, buku di pangkuannya terasa berat, namun entah mengapa, terasa seperti harta karun. Tangannya yang gemetar menyentuh buku kimia itu, tempat Aaron meletakkannya. Ia merasakan panas yang aneh menjalar dari sentuhan itu. Dunia di sekelilingnya seolah berhenti. Tawa mengejek Meredith dan teman-temannya, suara langkah kaki yang buru-buru—semua itu menghilang, tergantikan oleh detak jantungnya sendiri yang bergemuruh di telinganya.

Dia membantuku.

Meskipun Aaron tidak menatapnya, tidak mengucapkan satu kata pun, dan mungkin melakukan itu tanpa sadar atau hanya karena kebetulan yang paling sepele, bagi Claire, itu adalah segalanya. Di saat ia merasa tak terlihat oleh siapa pun di dunia ini, diacuhkan bahkan oleh keluarganya sendiri, Aaron—pria yang paling berkilau di antara semuanya—telah melihatnya, telah mengulurkan tangan. Itu adalah pertama kalinya seseorang peduli padanya. Pertama kalinya ia merasa dilihat. Pertama kalinya ada orang yang mengulurkan tangan. Itu adalah momen ketika seorang ksatria tak sengaja menyelamatkan seorang gadis yang tak bernama, dan itu adalah momen yang mengukir namanya di hatinya.

Sejak saat itu, dunia Claire berpusat pada Aaron Silvan. Ia mulai mengamati Aaron dari jauh, setiap hari. Ia tahu Aaron selalu mengenakan kemeja biru muda setiap hari Senin. Ia tahu Aaron selalu minum kopi hitam tanpa gula dari kantin sekolah setiap istirahat kedua. Ia tahu Aaron akan mengernyitkan dahi dengan cara tertentu saat sedang memecahkan soal matematika yang sulit. Ia tahu Aaron suka sekali dengan musik jazz klasik, dan ia bahkan diam-diam tahu di mana Aaron meletakkan kunci lokernya di balik poster klub debat. Setiap detail kecil tentang Aaron adalah permata yang ia kumpulkan satu demi satu.

Obsesi itu tumbuh, perlahan tapi pasti, mengakar dalam di hati Claire. Aaron menjadi penyelamatnya, idolanya, fantasinya. Aaron adalah satu-satunya orang yang, secara tidak sengaja, telah memberinya harapan. Aaron adalah satu-satunya yang ia inginkan. Aaron adalah satu-satunya yang ia percaya bisa melihatnya, meskipun pria itu sendiri tidak menyadarinya.

***

Boston, masa kini.

Claire tersentak kembali ke kenyataan. Cangkir teh di tangannya terasa dingin. Aaron sudah kembali fokus pada korannya. Semua ingatan itu, begitu jelas, begitu hidup, seolah baru terjadi kemarin. Aroma aftershave Aaron yang samar kini terasa lebih kuat, memabukkan.

Aaron... dia tidak ingat, kan? Dia tidak pernah ingat kejadian itu. Pikir Claire.

Bagi Aaron, itu mungkin hanya momen sepele, tindakan refleks tanpa arti. Tapi bagi Claire, itu adalah titik balik hidupnya. Itu adalah saat hatinya pertama kali bergetar hebat untuk Aaron Silvan, dan sejak saat itu, getaran itu tidak pernah berhenti.

Ia menatap Aaron lagi, yang kini sedang menyesap kopi hitamnya. Kau adalah satu-satunya yang bisa membuatku merasa seperti ini. Kau adalah semua yang kubutuhkan. Ada senyum tipis dibibirnya, senyum tulus namun juga menyakitkan. Jadi jangan pernah tinggalkan aku, Aaron.

Claire merasakan dorongan aneh yang sama seperti kemarin sore, dorongan untuk mendekat, untuk merasakan kehangatan pria itu. Kegelisahan itu kembali, namun kali ini bercampur dengan tekad. Ia tidak akan melepaskan perhatian ini. Tidak akan lagi. Setelah sekian lama merasa tidak terlihat, kini ia punya kesempatan. Sebuah kesempatan yang akan ia genggam erat.

Bahkan meskipun Aaron tidak menginginkannya. Meskipun pria itu kembali bersikap dingin padanya dan mendorongnya menjauh. Ia tidak akan melepaskannya. Melepaskan Aaron-nya.

1
Ezy Aje
lanjur
Aura Cantika
Kepalang suka deh!
Leel K: Aaah... makasih 🤗
total 1 replies
Coke Bunny🎀
Cerita yang bikin baper, deh!
ナディン(nadin)
Nggak bisa move on.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!