Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.
Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?
Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kembali
Akhirnya setelah hampir kurang lebih lima puluh hari berada di Montreux, Swiss, saatnya Danis bersiap untuk pulang ke Jakarta.
Semua barang bawaan sudah dipack-ing Danis sehari sebelumnya. Danis memilih jam penerbangan malam.
Pagi itu, Danis berdiri dekat jendela. Memandang ke arah luar, merekam kembali pemandangan indah yang dia nikmati selama berada di Montreux.
Danau yang indah, pegunungan yang seperti lukisan, bunga-bunga yang cantik, desaign rumah-rumah penduduk yang menjadi favorit Danis.
Sesekali ia memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam merasakan udara segar di tempat itu.
“Terimah kasih Tuhan, terimakasih karena aku diberikan kesempatan untuk bisa menginjakkan kaki di tempat ini. Negara dan kota impianku.
Terimakasih telah mengobati lukaku.
Aku akan sangat merindukan tempat ini.
Aku berjanji akan kembali ke tempat ini dengan cerita yang lebih baik.
Dengan kebahagian...”
Tempat ini terlalu nyaman buat Danis.
Andai bisa tinggal disini selamanya.
Tapi Danis harus berani menghadapi kenyataan. Tidak boleh lari...
Terlebih ada manusia kecil yang sudah sangat rindu dan menantikan kepulangannya. Liam...
Rambut panjangnya dikuncir satu, mengenakan kacamata hitam, knit top warna taupe dipadukan dengan coat yang senada, skinny blue jeans, slingbag localbrand Indonesia warna coklat tua, dan ankle boots yang senada warnanya dengan atasan Danis.
Ia tiba di bandara Zürich.
Danis sepertinya harus cepat-cepat ke bagian check-in.
Ia berjalan cepat sambil mencari-cari paspor di dalam tasnya.
Danis yang buru-buru tiba-tiba menabrak tubuh seseorang.
“Aw... sorry… sorry...”
Ternyata Danis menabrak seorang pria.
Handphone dan dompet milik pria itu jatuh.
Syukurlah handphonenya tidak retak ataupun rusak.
Danis langsung mengambil handphone dan dompet milik orang yang ditabraknya, tanpa melihat siapa orang itu.
“I’m so sorry, really really sorry, i didn’t mean to. This is your phone and your......”
Saat akan memberikan handphone itu Danis terkejut karena ternyata pria yang ditabraknya adalah Ansel.
Danis melepas kacamatanya, “Hai Ansel...?”, sapa Danis.
“Oh hei, Daa… Danis, ya Danis!”.
“Ansel aku benar-benar minta maaf. Aku buru-buru mau check-in, terus lagi nyari paspor aku dalam tas. Dan gak sengaja nabrak kamu”.
“It’s ok, Danis. Kamu sudah mau balik ke Indo?”
“Iya... Kamu?”
“Sepertinya kita bakalan satu pesawat. Aku juga mau balik ke Indo”.
Benar saja, Danis dan Ansel berada dalam satu penerbangan hanya berbeda seat class, karena Ansel duduk di Business class.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan kira-kira selama tujuh belas jam, pesawat itu tiba di Bandara Int. Soekarno-Hatta.
Setelah mengambil barang-barangnya dan melewati semua prosedur bandara, Danis keluar dari terminal 3.
Di lobby bandara, Danis menelepon kakaknya sambil mencoba mencari keberadaan kakaknya Viona dan Liam yang katanya akan menjemput dia.
Tiba-tiba terdengar suara anak kecil berteriak.
“Mamaaaaaaaa...!!!”,
Danis segera mengarahkan pandangan ke asal suara teriakan itu.
Dari jauh Danis melihat Liam yang sedang berlari ke arahnya.
Dengan wajah sumringah Danis pun berlari ke arah Liam, menyambutnya dengan pelukan.
“Liaaammmm...!!!”
Danis menggendongnya erat, serta mencium wajah Liam berkali-kali.
“Liam... mama kangen banget sama Liam”
“Liam juga kangen mama”. Liam balas memeluk leher Danis.
“Mama gak akan pewgi-pewgi lagi kan?”
“HeHeHe.. Iya sayang, mama janji. Maafin mama yah”.
“Liam gak bisa bobo kalo gak sama mama”, Rengek Liam manja.
“Maaf yah sayang. Mulai nanti malam Liam bobo lagi sama mama”.
Tak lupa, Danis juga berpelukan dengan kakaknya Viona, saling melepas rindu.
Ternyata moment mengharukan ibu dan anak yang saling melepas rindu itu, tak sengaja dilihat Ansel.
Ansel yang keluar beberapa saat setelah Danis, memperhatikan ibu dan anak itu.
Moment yang begitu mencuri perhatiannya.