Mr. Bodyguard

Roy terkejut saat melihat dua sosok yang tidak asing baginya, ia menoleh ke samping dan ternyata dirinya bukan berada di rumah sakit biasa.

“Elios, aku serahkan dia kepadamu!” Kata Sean yang beranjak dari duduknya, sebab ia masih memiliki urusan lain.

“Saya mengerti, Tuan,” ucap Elios dengan menunduk hormat.

Ryu bergetar ketakutan, ia tidak bisa kabur… sebab kedua kakinya terikat di sisi hospital bed, begitupun dengan satu tangannya yang tidak terdapat jarum infus.

“Tenanglah, saya tidak akan membunuhmu,” ucap Elios yang kini mendekat ke arah Roy yang tampak sangat pucat.

“Tolong ampuni saya, saya berjanji tidak akan mengatakan kepada siapapun tentang Anda dan Tuan tadi,” mohon Roy dengan suara bergetarnya.

“Tenanglah, saya hanya inin menawarkan sesuatu kepadamu. Apa Anda ingin terbebas dari Hael?” Pertanyaan Elios membuat Roy terkejut.

“Sebenarnya Anda siapa?” Roy balik bertanya.

“Anda akan mengetahuinya nanti, setelah menjawab pertanyaan saya. Jadi apa Anda bersedia menjadi orang-orang kami, dan terbebas dari Hael?” Elios bertanya sekali lagi.

Roy tidak langsung menjawabnya, sebab ia sedikit trauma memiliki seorang majikan seperti Hael dan Elios menyadari ketakutan dari Roy.

“Anda tidak akan mendapatkan kekerasan seperti saat bersama Hael, di sini Anda akan aman dan diperlakukan seperti manusia,” jelas Elios yang sebenarnya begitu malas berbicara panjang, tetapi kali ini sangat penting.

Roy tiba-tiba menangis, Elios memejamkan matanya sejenak. Elios tidak memiliki banyak waktu, karena ia tahu kalau Jenna pasti sudah bangun seja tadi dan pasti sudah mencari keberadaannya.

“A-Aku mau! Katakan apa yang Anda ingin tahu! Saya akan mengatakan semuanya!” Kata Roy yang merasa senang, karena akhirnya bisa terbebas dari sosok gila seperti Hael.

Dan pembicaraan berlangsung hampir dua jam, Elios sudah merekam semuanya untuk diberikan kepada Sean nanti.

“Anda tidak membohongi saya ‘kan?” Tanya Roy yang mulai ragu.

“Saya tidak pernah berbohong, dan Anda akan aman berada di sini. Setelah Anda sembuh, maka Anda akan bisa mengikuti pelatihan untuk melindungi diri sendiri seperti apa yang saya jelaskan tadi,” ujar Elios yang membuat Roy merasa tenang.

Elios tidak akan mengingkari janjinya, terlebih lagi setelah mendapatkan informasi tentang kehidupan Roy yang terbilang sangat menderita saat bekerja untuk Hael.

“Sebentar lagi dokter akan tiba, katakan saja apa yang Anda rasakan agar dokter bisa mengobatinya dengan baik. Saya pamit dulu, dan lekaslah sembuh,” pamit Elios yang berlalu keluar dari ruangan tersebut.

Roy menghela napas dengan lega, jika ia lebih awal bertemu dengan Elios atau Sean… pasti Roy sudah meminta bantuan mereka untuk keluar dari pekerjaannya sebagai orang kepercayaan Hael.

Roy tidak betah dan ingin mundur dari pekerjaannya, tetapi itu sangat sulit. Namun dengan menghilangnya dirinya, maka Roy bisa hidup dengan tenang dan bekerja untuk Sean seperti apa yang dikatakan oleh Elios tadi.

...***...

Elios sudah sampai di Penthouse, tetapi ini sudah larut dan kemungkinan Jenna sudah terlelap.

Padaha Elios sudah menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin, tetapi tetap saja ia bisa kembali menemui Jenna saat larut malam.

Dengan pelan ia membuka pintu Penthouse, karena mengira semuanya sudah tidur. Elios tidak tahu kalau Morgan dan Chesa sudah pulang ke Mansion, karena Jenna yang memaksa mereka untuk pulang.

“Baru ingat pulang?” Suara itu mengejutkan Elios.

Mata legamnya menatap ke arah wanita cantik yang bersedekap dada dengan tatapan tajamnya, Elios menahan senyumannya saat sadar kalau Jenna tengah marah kepadanya.

Hug!

“Maaf sudah pergi tanpa memberitahumu,” bisik pria itu sambil memeluknya.

Jenna sebenarnya ingin melepaskan pelukannya, tetapi pelukan Elios sangat nyaman dan membuatnya enggan untuk menjauh.

“Padahal aku lagi sakit, tapi Kak Elios malah pergi sampai larut malam,” ujar wanita itu dengan suara merajuknya.

Elios tidak bisa menahan senyumannya, ia mengecup puncak kepala Jenna yang kini mendusel di dada bidangnya.

“Aku ada urusan penting, dan mungkin sebentar lagi Hael tidak akan muncul untuk mengganggumu,” jelas Elios yang membuat wanita itu mendongak dan mata mereka bertemu.

“Apa maksud Kak Elios?” Tanya Jenna dengan penasaran.

Wanita itu sudah turun demamnya, karena minum obatnya dengan benar. Walau tubuhnya masih sedikit hangat dan juga pusing, tetapi Jenna ingin menyambut kepulangan Elios untuk simulasi menjadi… Ekhem, istri dari pria tampan itu.

“Aku jelaskan di kamarmu!” Elios menggendong Jenna, karena ia tahu kalau wanitanya masih belum sembuh sepenuhnya.

Jenna mengalungkan tangannya di leher pria itu, mata hijaunya tidak berkedip menatap wajah tampan Elios yang begitu dekat dengannya. Ia terkejut saat pria itu mengecup bibirnya sekilas, tetapi sangat berefek kepada detak jantungnya dan juga wajahnya yang semakin terasa panas.

“Dengarkan ceritaku!” Kata Elios saat mereka sudah berada di dalam kamar Jenna dan wanita itu duduk di pangkuannya.

Jenna menganggukkan kepalanya, tetapi ia tidak menarik tangannya dari leher Elios yang mulai menceritakan sedikit apa yang dilakukan hari ini.

Wanita itu memberikan beberapa ekspresi yang terlihat menggemaskan di mata Elios, apalagi saat terkejut… wajah Jenna benar-benar minta dicium olehnya.

“Kalau kau tidak percaya, bisa dicari berita apa saja yang muncul tentang perdana mentri Redius!” Kata pria itu sambil menyodorkan ponselnya.

Jenna segera mengetikkan nama Redius dan tidak membutuhkan waktu lama untuk melihat hampir sepuluh berita berbeda tentang sang perdana mentri.

“Kenapa masih diselidiki? Bukankah bukti-bukti yang disebarkan sudah sangat jelas?” Kesal Jenna yang tidak percaya kalau ayah dari Hael ternyata lebih gila lagi.

“Ada yang namanya prosedur penangkapan, tapi aku bisa jamin kalau keluarga mereka akan hancur dan Hael tidak bisa mengganggumu lagi,” ujar Elios yang membuat wanita itu tersenyum senang.

“Ini adalah kabar yang sangat baik, harusnya kita rayakan dengan minum-minum!” Seru Jenna yang sudah lama tidak minum-minum.

“Tidak sekarang, Sayang,” kata Elios yang membuat wanita itu membeku.

Jenna tidak mungkin salah dengar, ia mendengarnya dengan jelas apa yang dikatakan oleh pria itu barusan.

“Kak Elios tadi manggil aku apa?” Tanyanya dengan mata yang tidak bisa menyembunyikan binaran senangnya.

“Sayang, Jenna sayang,” kata Elios dengan ujung telinga yang sangat memerah.

Baru gitu saja Jenna sudah merasa melayang, apalagi nanti saat dilamar oleh pria itu? Tetapi Jenna masih harus jual mahal, meskipun sangat sulit.

“Pintar sekali menggodaku!” Wanita itu menarik pelan hidung mancung Elios.

“Aku tidak menggodamu, aku hanya ingin memanggilmu seperti itu,” jawab pria itu yang memang tidak sadar kalau efek dari panggilan sayang membuat Jenna hampir menggila.

“Kak Elios harus janji kalau panggilan itu hanya diucapkan kepadaku saja!” Ancam Jenna.

“Kau bisa membunuhku, kalau aku mengingkarinya,” balas Elios, sebelum menciumnya.

Bersambung.