NovelToon NovelToon
Cherish My Love!

Cherish My Love!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen Angst / Keluarga
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Writle

Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.

Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Apa?

...🍒🍒🍒...

“Sekian pembelajaran hari ini, ada yang ingin ditanyakan?”

Hening, seperti biasa para murid akan berpura-pura sibuk sendiri menghindari kontak mata agar sang guru tidak balik menanyai mereka.

“Baiklah, jika tidak ada, ibu akan memberi tugas.”

“Yaaah.” Keluh para siswa

“Tolong buat kelompok terdiri dari 4 orang, tugasnya membuat pertunjukan apa pun itu, mau monolog atau drama, anggotanya terserah kalian saja” Kata si Guru seni budaya

“Baik bu.”

Lalu guru seni budaya itu pun meninggalkan ruangan.

“Guys!” Teriak Ari

“Gimana anggotanya, mau gue yang atur atau kalian pilih sendiri?”

“Pilih sendiri!” Ucap mereka kompak

“Okay deh.” Kata Ari

Di sisi lain Ara sedang membereskan buku ke dalam tasnya ketika Yuri mengajaknya berbicara “Yuki chan, kita sekelompok ya.” Pinta Yuri

“Kamu nggak bosen sama aku terus?”

“Nggak dong.” Jawab Yuri

“Okay deh kalau kamu nggak keberatan.” Balas Ara sambil menggendong tasnya.

“Yeayy!” Kata Yuri riang

Mereka berdua pun keluar dari ruang kelas

... 🍒🍒🍒...

“Buset dah nggak pegel itu mata melotot terus.” Ledek Ari pada Irsyam

“Apasih.” Jawab Irsyam

“Orangnya udah pergi kali, napa lo masih liatin pintu? Ada penunggu?”

“Ada.”

“Yang bener lu?” Ari celingukan, ia panik, siapa tahu temannya satu ini memang benar anak indomie, ah indigo maksudnya.

Namun, “Iya ada, ini samping gue.” celetuk Irsyam. Yang mana si samping Irsyam adalah Ari

“Oh aja si gue mah.” Kesal Ari.

Irsyam akui ia memang memandangi Ara sejak tadi, tiga minggu sejak kejadian mereka hampir berciuman, tapi gadis itu tak pernah lagi mengajaknya berbicara, bahkan ketika berpapasan ia malah cenderung menghindar, dan Irsyam entah kenapa kesal dengan keadaan yang seperti ini.

“Lo kenapa si, kayak berat banget dah beban hidup lo.” Tanya Ari memperhatikan raut wajah sahabatnya

“Lo-,” Irsyam terdiam lagi

“Apa?” Tanya Ari tak sabar

“Lo pernah nggak sih pengen ngelihat orang lama-lama, pengen orang itu terus ada di deket lo, lo nggak suka kalau dia menjauh dari lo.” Kata Irsyam kemudian.

“Wow, ini kalimat terpanjang yang pernah pangeran muka triplek kita ucapkan, pemirsa.” Kata Ari.

“Gue lagi nggak mood bercanda.”

“Okay, begini yang mulia, kalau menurut hamba, lo punya duit lo punya kuasa, tapi gue bisa aja menang, soal pemikiran! Nah menurut pemikiran gue yang rakyat jelata ini, gue menyatakan kalau yang mulia sedang jatuh cinta.”

“Nggak jelas.” Kata Irsyam

“Jadi intinya, lo itu kangen terus kan sama orangnya, itu berarti lo suka sama dia.” Jelas Ari

“Makin nggak jelas.” Celetuk Irsyam

“Lo yang nggak jelas, udah jelas-jelas, jelas banget ini.” Kesal Ari lagi

“Julas-jelas, julas-jelas mulu.” Sewot Irsyam lagi

“Kita ngomongin apasi.” Tanya Ari

“Nggak tau nggak jelas.”

“Yang jelas udah bel, ayok balik.”

“Ayok”

🐢Percakapan di atas adalah bukti bahwa cinta tidak jelas.

... 🍒🍒🍒...

*Tuuuut, tuuuuuuut, tuuuuuuut

Suara dering telepon yang tak kunjung diangkat itu berasal dari ponsel Ara, Ia sedang menghubungi sang Ayah yang sepertinya lupa untuk menjemput Ara dari sekolah.

Yuri sudah pulang dengan bus dari tadi dan sekarang sekolah sudah mulai sepi, Ara duduk di halte bus itu sendiri. Di seberang sana memang ada pak Yudi tapi Ara tetap saja tidak tenang hati.

*Triririring

Sampai notifikasi telepon itu masuk ke hp Ara, dengan segera tanpa berpikir panjang dan tanpa melihat nama si penelepon, Ara mengangkat panggilan itu.

[“Moshi-moshi otou-sama.”] (Halo, Ayah) kata Ara.

[“Gue bukan bapak lo”] Sahut si penelepon.

Ara segera menjauhkan layar ponselnya, melihat siapa yang menelepon dirinya dan benar saja, nama yang terpampang di sana bukan Ayahnya melainkan teman sekelasnya.

[“Syamsyi.”] Gumam Ara

[“Lo ngapain masih di sini? Papa lo mana?”]

[“Nggak tahu, nggak ada kabar.”]

[“Jangan nunggu di sana, di seberang aja ada Pak Yudi.”]

[“Emang kamu di mana, kok bisa lihat aku?”] Tanya Ara heran

[“Makanya lihat ke depan jangan nunduk terus”]

Saat Ara mengangkat kepalanya ada sebuah mobil BMW M8 Competition hitam terparkir tak jauh di depannya. 🐢Tidak diendorse.

Kaca belakang mobil mewah tersebut diturunkan, dan tampaklah wajah teman sekelas Ara yang tersenyum menyebalkan.

[“Sini masuk, biar gue anter pulang.”] Kata Irsyam, masih melalui telpon

[“Nggak usah aku nunggu aja.”] Tolak Ara

[“Masuk! Banyak penculikan anak.”]

[Aku udah gede!] Balas Ara tak terima

[“Masuk atau gue seret ke sini.”]

Ara berpikir sebentar, dan menimbang-nimbang, akhirnya ia menerima bantuan temannya itu daripada menunggu di halte dengan keadaan sang Ayah yang tak bisa dihubungi.

[“Ck! Yaudah.”] balas Ara sambil mematikan sambungan teleponnya.

Ara berjalan mendekat, hendak membuka pintu depan mobil tersebut.

“Siapa suruh lo duduk di depan?”

“Ya terus?” Kata Ara jengkel

“Sini di sebelah gue.”

Ara pun mengalah, berdebat dengan si pemilik mobil akan membuat Ara jadi pihak yang tidak diuntungkan. Ara duduk, merapat ke jendela jauh dari Irsyam, lalu mobil itu mulai melaju pelan. Ara masih diam, menatap ke luar jendela saat Irsyam mulai bicara.

“Rumah lo di mana?”

“Perumahan Anggrek blok F7 nomor 3.”

“Oh masih searah ternyata.” Sahut Irsyam.

20 menit Keadaan di dalam kendaraan beroda empat itu hening, 3 orang penumpangnya tak ada yang mau membuka suara, sampai sang tuan muda angkat bicara.

“Sorry.” Ucap Irsyam tiba-tiba.

“Apa?” Tanya Ara memastikan telinganya tak salah mendengar suara

“Gue mau minta maaf, waktu itu hampir cium lo.” Jelas Irsyam

“Oh, iya nggak apa-apa, nggak kena juga.”

“Oh, mau dikenain?” Tanya Irsyam sambil tersenyum menyebalkan.

“NGGAK!” Jawab Ara cepat.

“Jangan menghindar dari gue lagi.” Kata Irsyam.

“Siapa yang menghindar?” Tanya Ara

“Lo lah, emangnya lo pikir gue nggak tahu, tiap papasan lo melengos, tiap mau ke kantin liat gue lo balik arah.”

“Nggak tuh, kepedean.” Jawab Ara

“Ya pokoknya mau gue kepedean atau nggak, jangan lakuin lagi aja.”

“Kenapa?” Tanya Ara.

“Nanti gue kangen.” Kata Irsyam

Tepat saat itu, mobil yang dikendarai telah sampai di depan rumah Ara.

“Nggak jelas!” Jawab Ara sambil bergegas keluar dari sana lalu menutup pintunya.

“Makasihnya mana?” Teriak Irsyam melongokan kepala melalui jendela mobilnya.

“Makasih.” Kata Ara pelan.

“Nggak kedengeran.” Teriak Irsyam lagi.

Ara pun mendekat ke Arah mobil itu

“Makasih.” Katanya di depan Irsyam

“Masih nggak kedengeran.” Kata Irsyam.

“CK! Budek!” Kata Ara

Tapi ia tetap menundukkan kepalanya lebih mendekat

“Makas-.”

*Cuph

Namun tiba-tiba Irsyam malah mencium pipinya

“Sama-sama Cherry.” Katanya

Ara masih mematung memegangi pipinya, selagi mobil teman sekelasnya itu menjauh pergi.

“Ish, pelecehan! Baru aja minta maaf, berulah lagi.” Kata Ara setelah tersadar kembali.

... 🍒🫐🍒...

Ara pun dengan segera masuk ke dalam rumahnya.

“Tadaima” (Aku pulang) Kata Ara setelah membuka pintu dan menaruh sepatu menggantinya dengan sandal rumah.

Namun kata Okaerinasai (Selamat datang) yang biasanya Ara dengar sebagai jawaban tak kunjung ia dapatkan. Ara pergi ke ruang keluarga rumahnya, dan betapa terkejutnya dia ketika ruangan yang biasanya rapi itu kini berantakan dengan pecahan kaca, tumpahan kopi, dan kertas-kertas dokumen yang berserakan.

“Ara, kamu sudah pulang nak?” Tanya sang ibu yang ternyata tengah berbaring di sofa dengan mata sembabnya, Ara diam saja tidak menjawab apa-apa.

“Ara mau susu cherry? Mama buatkan ya?” Tanya sang mama berdiri namun hampir terhuyung

Ara segera memegangi ibunya memapahnya ke kamar, di bawanya sang mama berbaring di kasur.

“Nggak usah ma, mama istirahat aja.”

Ara keluar dari kamar orang tuanya membereskan kekacauan di ruang keluarga, saat pergi ke dapur, Ara melihat meja makan dengan makanan utuh yang tampak tidak tersentuh.

Ara pun kembali ke kamar orang tuanya dengan teh chamomile hangat kesukaan sang mama.

“Mama sudah makan?” tanya Ara pelan.

Bukan jawaban melainkan hanya gelengan pelan dari sang mama yang Ara dapatkan.

“Mama mau apa? Biar Ara buatkan.” Kata Ara lagi

“Tidak usah nak, mama tidak selera makan, mama minum tehnya saja.”

Ara membantu ibunya duduk di sandaran tempat tidur dan memberinya gelas teh yang masih hangat itu, lalu menaruhnya kembali di nakas.

“Mama mau istirahat.” Kata sang mama kemudian kembali berbaring.

Ara menyelimuti mamanya

“Kalau ada apa-apa panggil Ara Ma.” Katanya mencium kening sang ibu

“Oyasumi.” (Selamat tidur) kata Ara lagi sambil menutup pintu.

Ada banyak pertanyaan di kepala Ara sebenarnya, tentang apa yang terjadi pada mamanya? Apa yang terjadi di ruang keluarga mereka? Kenapa makan malam masih tersisa? Dan kemana sang Ayah yang tidak nampak batang hidungnya. Tapi Ara rasa tidak tepat waktunya, ia pun memilih untuk pergi ke kamarnya, mandi, berganti baju dan beristirahat juga.

*Ting!

Ara yang sudah bersiap untuk tidur hendak memejamkan mata ingin mengabaikan notifikasi di handphonenya.

*Ting!

*Ting!

*Ting!

Namun tidak jadi, ia lebih memilih untuk melihat siapa yang menghubungi malam-malam.

...{Ari menambahkan anda dalam group}...

Notif itulah yang teratas di handphone Ara, Group chat itu bernama "Drama", Ara tebak ini soal kelompok Drama yang ditugaskan pada kelasnya tadi siang.

{Isi Pesan}

✉Ari

{Hi guys!}

{Yang lain udah setor kelompok seni budaya nih ke gue.}

{Sisa kita berempat aja}

✉Yuri-Chan

{Ewh, kok watashi sekelompok sama anata!}

✉Ari

{Lo pikir gue seneng sekelompok sama lo?}

✉Syamsyi

{Berisik!}

^^^✉Ara^^^

^^^{Jadi kita sekelompok ini Ri?}^^^

✉Ari

{Akhirnya ada manusia normal yang jawab ya allah}

{Iya Ra, soalnya yang lain udah bikin masing-masing, sisa kita.}

^^^✉Ara^^^

^^^{Oke deh, mohon kerjasamanya ya semua}^^^

✉Ari

{Kerkom kuy besok!}

^^^✉Ara^^^

^^^{Dimana?}^^^

✉Ari

{Di rumah yang mulia @Syamsyi}

{Bolehkah para rakyat jelata ini berkunjung ke istana, yang mulia? @Syamsyi}

✉Yuri-Chan

{Anata doang kali yang rakyat jelata}

✉Ari

{Oh lupa gue, ada nona muda.}

^^^✉Ara^^^

^^^{Boleh Syam?}^^^

✉Syamsyi

{Boleh.}

✉Ari

{Idih, giliran Ara aja nyaut}

{Yaudah guys, see u, naneun (aku) udah ngantuk}

✉Yuri-Chan

{Ngikutin watashi}

✉Ari

{Kepedean.}

{Jaljayo yeorobun} (selamat tidur semua)

✉Yuri-Chan

{Oyasuminasai minna} (Selamat Istirahat semua}

^^^✉Ara^^^

^^^{Selamat malam.}^^^

✉Syamsyi

{Night.}

...☆♡🍊🫐🍒♡☆...

1
Mr.sun
🫣
moodbooster🐝
menarik, penggunaan bahasa sangat bagus dan penulisan sangat rapih👍🤍
Writle 🐢: Terimakasihh. 🤍🐢
total 1 replies
Mada Rabka
ceritanya baguss, unik, menceritakan dua pasangan yang berbeda, mantapp 👍🏼semangatt tor 🐢♡
Qaidarra: salken kak
Writle 🐢: Terimakasihh. ♡🐢
total 2 replies
Mr.sun
masih lucu aja 😆
Writle 🐢: Tidak kepikiran jokes lain. 😌☝🏻
total 1 replies
Mr.sun
🤭
Mr.sun
Pepet terus jangan kasih kendorr
Mr.sun
nyaman bangett keliatannya
Mr.sun
semangattttt 🤍
Writle 🐢: Terimakasihh lagii. 💚🐢
total 1 replies
Abu sidiq
Sudut pandang utamanya sering berubah-ubah dan banyak penggunaan bahasa asing jadi sedikit membingungkan, tapi masih lumayan untuk dibaca saat gabut.
Mr.sun
hampir ke Isekai oleh truk Kun
Writle 🐢: Truck chan~
total 1 replies
Mr.sun
kewwreen
Mr.sun
semangattttt🫶🏼
Writle 🐢: Terimakasihh. 💚🐢
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!