Bagi Lea Richard pria paling brengsek dan menyebalkan di dunia adalah Bara Klopper. Tapi kenapa hatinya justru mencintai pria itu? Pria yang sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Arneta.
Sedangkan bagi Bara Klopper wanita yang selalu membuat hati dan tubuhnya panas hanyalah Lea Richard, bagi Bara wanita yang bernama Lea Richard adalah miliknya! Tidak ada yang boleh memiliki Lea selain dirinya.
"Kau harus mau menjadi istriku!" Bara Klopper.
"Aku tidak sudih menjadi istri keduamu!" Lea Richard.
Akankah hubungan keduanya yang sempat menjauh selama beberapa bulan itu akan kembali terjalin? Ataukah akan berpisah untuk ke-dua kalinya dan untuk selamanya?
Follow Ig ~ mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Beberapa hari kemudian.
Lea yang seharian ini berada di dalam kamarnya tengah menatap layar ponselnya dengan wajah yang ditekuk, karena sudah empat hari ini Bara tidak ada kabar sama sekali. Jangankan muncul dihadapannya, bahkan pria itu tidak menghubunginya atau sekedar mengirim pesan singkat.
Sebenarnya Lea ingin menghubungi Bara untuk menanyakan kabar pria itu setelah mengetahui Dad Leo memukulnya habis-habisan, namun niat itu diurungkannya karena takut pria itu akan merasa gede rasa karena diperhatikan olehnya.
Karena merasa kesal dan bosan Lea pun memutuskan untuk keluar kamar menemui Mommy nya, yang entah mengapa seharian ini tidak masuk ke dalam kamarnya. Dan alangkah terkejutnya Lea saat keluar dari kamar, ia melihat mansion Richard sudah di sulap menjadi sangat indah dengan dekorasi bunga yang memenuhi seluruh ruangan.
"Mom memangnya kita akan mengadakan pesta?" Lea berjalan menghampiri mommy nya yang tengah melihat para pekerja yang sedang menghias ruang tengah mereka.
"Ya sayang." Jawab Lily singkat karena tengah sibuk memberikan arahan pada para pekerja.
"Pesta apa Mom? Seingat aku tidak ada yang berulang tahun." Lea hapal betul tanggal ulang tahun seluruh keluarganya.
Lily tersenyum menatap putrinya. "Bukan pesta ulang tahun sayang, tapi pesta pernikahanmu."
"What? Pesta apa?" tanya Lea dengan wajah yang terkejut.
"Pesta pernikahanmu sayang."
"Pesta pernikahanku? Dengan siapa?" otak Lea mendadak ngeblank saat mendengar kata-kata pernikahan.
"Oh my God, tentu saja dengan Bara memangnya dengan siapa lagi?" Lily mencubit pipi putrinya dengan gemas.
"Ta-tapi Mom, kenapa cepat sekali, aku belum..." Lea sampai tidak bisa meneruskan perkataannya saat mengetahui semua dekorasi itu untuk acara pernikahannya.
"Sudah kau tenang saja, Mom sudah menyiapkan semuanya sayang. Kau tinggal mencoba gaun pengantin dan sebentar lagi Bara akan datang untuk membawamu ke butik yang sudah Mom pilih." Ucap Lily panjang lebar dengan senyum yang terus berkembang dibibirnya, ia sangat bahagia dan tidak sabar menunggu hari dimana putrinya menikah dengan pria yang dicintainya.
"Tapi Mom, kenapa mendadak sekali? Dan dekorasi ini kenapa sudah dipasang? Memangnya aku akan menikah kapan?" semua pertanyaan itu meluncur dengan sempurna dari bibirnya.
"Kau akan menikah besok."
"What?" pekik Lea dengan sangat terkejut, bahkan hampir pingsan dan terjatuh kalau saja tidak ada yang menahan tubuhnya.
"Are you okay?"
"Ba-Bara kau!" Lea langsung berdiri dengan tegak, menatap tajam pada pria yang sudah empat hari ini menghilang dan kini muncul dihadapannya dengan wajah datar tanpa rasa bersalah sedikitpun sudah membuatnya khawatir.
"Yes, I am Bara. You miss me?" Bara mencium sekilas bibir Lea yang sangat ia rindukan.
"Bara..." Lea memukul pria brengsek itu, karena sudah berani mencium dirinya di depan mom Lily.
Sedangkan Lily hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah putri dan calon menantunya.
"Aku merindukanmu." Ucap Bara yang kembali mengecup bibir Lea walau hanya sekilas.
"Bara Klopper." Pekik Lea dengan wajah yang kesal karena dua kali kecolongan, namun jauh di lubuk hatinya ia merasa bahagia pria yang empat hari ini dikhawatirkannya dalam keadaan baik-baik saja, terlihat dari kadar mesumnya yang tidak tahu malu mencium bibirnya di depan Mom dan para pekerja.
"Sudah-sudah cepat kalian pergi! Madam Veronica sudah menunggu kalian." Lily mendorong bahu Lea dan Bara, lalu menatap ke-duanya yang saat ini tengah berjalan menuju pintu keluar mansion.
Lily merasa tidak percaya bahwa sebentar lagi putrinya akan menikah, ia merasa waktu bergulir dengan cepat. Karena baru kemarin ia merasa melahirkan trio L dan melihat mereka tumbuh dewasa, dan besok ia akan melihat putrinya menikah dengan seorang pria. Seorang pria yang mudah-mudahan menjadi pilihan yang terbaik untuk putrinya.