Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jordan Mulai Maju
Jordan menatap Duncan dengan wajah serius karena dia mendapatkan informasi soal berita kematian Adelaide McCarthy namun mayatnya belum ditemukan.
"Bagaimana bisa dibilang mati tapi tidak ada mayat?" omel Jordan. "Setahu aku, proses untuk pembuktian bahwa Addie sudah mati itu butuh waktu lama dan penyelidikan dari kepolisian. Lha sekarang polisi sendiri juga tidak ada laporan penyelidikan kemana Addie!"
Duncan tersenyum ke arah sepupunya. "Aku kan tidak bisa intervensi, J. Bagaimana bisa masuk? Kamu sendiri dilarang bokap ambil alih hak-nya Addie karena bisa menggoyang posisi keuangan PRC Group dan bisa kacau nanti kalau tahu Addie masih hidup!"
"Iya. Aku terlalu emosional membuat tidak berpikir jernih."
Duncan mengangguk. "Begini saja, Singa Jelek ada acara ke London jadi sebaiknya kamu berdiskusi dengannya. Apa langkah yang tepat kamu ambil."
Jordan melebarkan matanya. "Singa jelek mau kesini?"
"Yup. J, kamu harus siap-siap kena omel macam Indy. Karena kalian berdua menikah diam-diam!"
Jordan hanya meringis. "Mas Arsya marah ya?"
"Bukan mas Arsya. Tapi pak Lisus!"
Jordan pun manyun. Ampun deh Oom Angin Lisus Pu*ting beliung itu!
***
Dublin Irlandia Semingu Kemudian
Jordan mendatangi McCarthy Ltd bersama dengan Neil Kerry untuk menawarkan kerjasama pembangunan resort ramah lingkungan di Dublin. Jordan tahu dia tidak bisa masuk dan main klaim 40 persen hak Addie tanpa ada penyelidikan dari pihak Andrew McCarthy. Ditambah bagaimana Jordan tahu nilai saham Addie? Ya kan? Kenal saja tidak.
"Anda boleh masuk, Mr O'Grady," senyum sekretaris Andrew McCarthy ke arah Jordan yang sudah janjian terlebih dahulu.
"Terima kasih. Ayo, Neil."
***
Apartemen Jordan di Manchester
Addie sedang sibuk bersih-bersih rumah ketika mendengar suara bel apartemen berbunyi. Gadis itu lalu melihat dari intercom dan tersenyum saat tahu siapa. Addie lalu membuka akses agar orang itu bisa masuk.
Addie tersenyum manis saat membuka pintu dan orang itu memeluk dirinya.
"Bagaimana menikah dengan mas Jordan?" tanya Joy O'Grady yang datang dari London karena ada acara disana.
"Baik-baik saja kok. Jordan baik," senyum Addie. "Ayo masuk."
Joy pun masuk dan melihat bagaimana bersihnya apartemen kakaknya dan harum masakan pun tercium. Joy tahu pernikahan kakaknya sementara tapi dia melihat bagaimana Addie sangat menikmati kehidupannya sebagai istri.
"Kata mas Jordan, kamu dokter?" tanya Joy sambil duduk di sofa.
"Dulu dokter. Aku malah tidak ingat sama sekali dan tidak tahu apakah aku bisa praktek lagi karena ingatan aku tenang semua pendidikan kedokteran aku seperti ... Menghilang," jawab Addie sambil membuat minuman untuk Joy. "Aku membuat lemon soda tadi karena Jordan bilang akan pulang makan malam."
"Mbak Addie ...."
Addie terkejut mendengar panggilannya. "Apa itu Joy? Kenapa kamu panggil aku begitu? Lalu ke Jordan?"
"Oh, itu tradisi di keluarga aku mbak. Kalau sama yang lebih tebih tua, manggilnya begitu. Mas untuk kakak laki-laki, mbak untuk kakak perempuan ... Panggilan menghormati dalam bahasa Jawa. Kami masih pakai cara itu," jawab Joy.
"Oh kalian masih ada keturunan Indonesia ya? Soalnya terkadang Jordan marah-marah dengan bahasa yang aku baru tahu itu bahasa Indonesia. Tapi juga campur Perancis dan Jerman ... Kadang Irish yang kasar," kekeh Addie sambil memberikan segelas lemon soda.
"Thank you mbak. Kami memang poliglot dan minimal kami wajib bisa tiga bahasa asing selain. Inggris dan Indonesia."
Addie melongo. "Benarkah? Kenapa wajib?"
"Menurut para leluhur kami, kenapa harus bisa bahasa asing, agar tidak dibohongi. Kita tahu mereka ngomong apa tapi kita tidak memperlihatkan itu. Nah, di bisnis itu sangat penting. Aku punya Opa yang jenius, salah satu pemegang hak beberapa penemuan di MIT. Mungkin dia bilangnya poliglot di kami. Opa Hoshi sepertinya bisa sepuluh bahasa asing, tertulis dan lisan. Termasuk Jepang, Korea dan Mandarin. Cuma ya itu, kadang Opa Hoshi keluar sombongnya tapi kami tahu, it's natural karena memang dia mampu!"
Addie tidak menyangka keluarga Jordan sangat well educated.
"Apakah kalian harus masuk Ivy League? Aku tahu MIT bukan termasuk Ivy League di Amerika tapi apa kalian harus masuk kampus prestisius?" tanya Addie.
"Boleh kalau mampu. Kebetulan keluarga kami memang diberikan otak bagus jadi kami langganan masuk MIT, Harvard, Princeton, Oxford, Tokyo University, Cambridge ... Aku memang lulusan Harvard Business School tapi saudara kembar aku, Jessica, lulusan Harvard jurusan sejarah. Jangan dikira kami anggota keluarga Sultan jadi bisa seenaknya, no. Tetap dengan kemampuan otak kami. SAT bagus, presentasi bagus, test lolos ya sudah. Tidak ada sogok menyogok dalam pendidikan di kami. Tidak bisa masuk kampus yang diinginkan, ya sudah coba tahun depan."
Addie mengangguk. "Aku baru tahu kalau kalian sangat ketat soal pendidikan."
"Sangat ketat. Bahkan kita diterima pun, bukan berarti bebas. No! Tetap no free s3x, no drugs, no cheat dan tidak usah ikut sorority yang sering tidak jelas."
Addie melongo. "Jadi Jordan ...?"
"Mas Jordan juga sama. Selama di Manchester United, mas Jordan termasuk pemain yang paling tidak pernah ikut pesta di klub. Mas Jordan hanya ikut pesta jamuan makan malam."
Addie menatap Joy. "Kakak kamu itu memang hidup lurus ya?"
Joy mengangguk sambil tersenyum bangga. "Begitulah kakak aku."
***
Ruang Andrew McCarthy
"Jadi anda ingin menawarkan investasi di perusahaan properti keluarga O'Grady?" tanya Andrew McCarthy.
"Benar Mr McCarthy. Saya tahu anda hanya fokus di manufaktur kapal tapi kenapa tidak anda ekspansi? Ini grafik resort kami yang ada di Inggris dan sekarang saya ekspansi ke tanah leluhur saya selain bisnis bir hitam keluarga kami," jawab Jordan sambil memperlihatkan bisnis resort nya yang memang sudah berjalan sejak dirinya pensiun dari Manchester United.
Andrew McCarthy menatap Jordan dan dia tahu siapa keluarga O'Grady. Masih ada hubungan kekerabatan dengan Raja Inggris, Emir Timur Tengah dan Raja Belgia. Jika aku ikut investasi, sudah pasti aku bisa meloby dengan mereka juga. Albert sudah mencoba meloby Emir Qatar tapi belum bisa masuk. Ternyata malah sepupunya sendiri yang menawarkan investasi ke dirinya.
"Anda masih sepupu dengan Emir Timur Tengah?" tanya Andrew McCarthy.
"Benar."
"Emir Bahrain, Oman dan Dubai?"
"Benar."
"Saya mau investasi di anda asalkan anda bisa memasukkan saya ke dalam progress tender dan memberikan kesempatan saya memenangka." Andrew menatap Jordan serius.
Jordan tersenyum. "Itu hal yang bisa diatur, Mr McCarthy."
Bagus! Pelan-pelan kamu masuk ke dalam jebakan aku, wahai orang jahat! - batin Jordan.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
Addie mulai ingat sepertinya
ternyata boneka labubu mendukung mancity dengan alasan yang membagongkan 😅😅