Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Kenzie
Keesokan harinya entah dengan cara apa Dion meyakinkan anaknya itu, sehingga membuat remaja itu luluh begitu saja, bahkan meskipun Kenzie ingin meminta izin kepada ibunya untuk yang terakhir kali, pria itu tidak mengijinkan sama sekali, karena dia mengira kalaupun Kenzi kesana maka dia takut kalau anaknya itu tidak akan kembali lagi kepada dirinya, karena celah untuk kabur begitu besar.
Pagi ini semuanya sudah siap dengan kopernya masing-masing, perasaan Kenzie begitu sedih untuk meninggalkan tanah air tanpa berpamitan dengan sang ibu beruntung dirinya sudah menulis pesan melalui surat yang nantinya akan di antar oleh asisten rumah tangganya, karena memang handphone nya di sita oleh sang ayah, saat ini Kenzie benar-benar tak bisa melawan kehendak ayahnya.
"Nak, sudah siap," ucap suara bariton itu.
"Sudah Pa," sahut Kenzie dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Kau jangan ragu Nak, percayalah ini demi masa depan kamu juga, dan pendidikan di sana sangat baik untuk dirimu," tutur Dion.
"Heeeemb," sahut anaknya itu.
Saat ini semuanya ya sudah berada di ruang tamu, ketiga orang ini sudah siap meluncur ke bandara, dan beruntungnya Kenzie sudah menitipkan surat tersebut kepada pembantunya.
*******
Di tempat lain pagi ini perasaan Sonia benar-benar tidak menentu dirinya seperti mempunyai firasat terhadap anak pertamanya itu, akan tetapi ibu hamil itu berusaha untuk menguatkan hatinya karena memang nanti siang dia akan bertemu dengan sang anak di lokasi usahanya nanti.
"Ah, mungkin ini hanya perasaan ku saja, lagian nanti aku kan akan bertemu dengan Kenzie," ucap Sonia mulai membantah firasat mengenai anaknya itu.
Saat ini Sonia sudah mulai bersiap untuk mendatangi tempat usahanya, wanita hamil itu tak lupa meminta doa restu kepada kedua orang tuanya mengenai usahanya ini.
"Pa, Ma, aku mau berangkat sekarang, dan minta restunya agar usaha Sonia kali ini lancar-lancar saja," ucap wanita itu.
"Iya Sayang, kamu berdua selalu mendoakan mu agar usaha yang kamu rintis ini lancar dan banyak peminatnya," sahut Wanda sambil mengelus wajah anaknya.
Meskipun usia Sonia sudah menginjak kepala empat lebih, akan tetapi dirinya merasa bersyukur masih diberi orang tua yang umurnya panjang dan bisa mendukung dirinya seperti ini, dan hal ini benar-benar ia syukuri.
Mentari di pagi hari mulai merekah seindah senyumannya di pagi ini, yang begitu semangat merajut hari barunya demi masa depan sang anak yang ada di dalam kandungannya.
Sonia mulai mengendarai mobilnya dengan begitu antusias semangat wanita paruh baya itu begitu besar sebesar sinar mentari yang menyinari dunia.
********
Sesampainya di tempat usahanya Sonia mengucapkan bismilah untuk yang kesekian kalinya, berharap usaha yang baru dia buka ini laris manis dipenuhi pembeli.
Di tempat ini semua karyawan sudah mulai bekerja di dalam tugasnya masing-masing di sini Sonia begitu sibuk dalam menyiapkan semua sebelum outlet benar-benar dibuka.
Tangan gesit itu mulai menyiapkan sebuah resep adonan beberapa cemilan kekinian seperti sweet potato cheese dan juga ayam kribo dalam bentuk kecil-kecil, yang nantinya akan menjadi icon di tempatnya ini.
Selain itu di tempat Sonia juga menyediakan kentang goreng dan juga pizza dan roti boy serta minuman kekinian yang di sediakan di tempatnya ini.
Pukul delapan outlet sudah mulai dibuka dan di hari pertamanya ini, sudah mulai di serbu oleh penggemar Kye kekinian itu, semua karyawan Sonia mulai sibuk dengan tugasnya masing-masing, beruntung karyawannya banyak, karena memang dirinya mengikuti arahan dari Gita dan di sini tempatnya benar-benar strategis.
Sonia pun mulai sibuk juga, akan tetapi dirinya tidak mau terlalu berkecimpung takut kelelahan seperti kemarin paling dirinya hanya memantau saja setelah memberi arahan kepada karyawan yang memang sudah mempunyai keahlian di bidangnya ini.
*******
Ketika Sonia mulai di sibukkan dengan usaha barunya, di sini Kenzie sudah tiba di Singapura untuk sekedar bermalam sambil berjalan-jalan, karena memang tujuan Dion bukan di negara ini.
Sepanjang perjalanan sampai tiba Kenzie begitu kepikiran dengan sang Ibu, dirinya tidak menyangka jika tadi malam merupakan pertemuan dirinya yang terakhir bersama sang ibu.
'Mama, maafkan Kenzie, tapi Mama harus tahu ini semua Kenzie lakukan demi masa depan Kenzie, jika suatu saat nanti nama Kenzie sudah besar dan mempunyai kuasa, maka di saat itu pula Papa yang akan Kenzie kendalikan,' batin anaknya itu.
Di sini Kenzie sekeluarga langsung menginap di hotel berbintang, pemandangan indah dan makanan mahal yang ada di hotel ini tidak mampu membuat hatinya bahagia, pikiran remaja ini selalu tertuju kepada sang ibu yang memang sedari dulu selalu ada di hatinya menemani setiap harinya.
"Sayang, ayo dinikmati makanannya," ujar Retno yang membuyarkan lamunan remaja itu.
"Iya Nek," sahut Kenzie lalu mulai menyendok makanannya ke mulut.
Di sini Dion benar-benar merasa puas karena dia merasa sangat anak begitu gampang untuk diatur, sehingga menimbulkan rasa kemenangan itu di dalam hatinya, bagi Dion dengan cara seperti ini, merupakan balas dendam yang terbaik, kepada istrinya yang memang susah untuk diajak kembali.
'Sebentar lagi kau akan merasakan kehilangan, dan aku yakin setalah ini kehidupanmu tidak akan baik-baik saja Sonia camkan itu!' seringai Dion di dalam hati.
*******
Sore itu pelanggan Sonia semakin ramai, bahkan stok jualannya sudah hampir habis karena sedari tadi pembeli tidak mau berhenti dan terus berdatangan memenuhi tempatnya, bahkan pembeli ada yang merasa puas dengan rasa dan juga tempat yang begitu fashionable cocok dibuat para muda-mudi untuk mengambil fose selain itu harga makanan di sini cukup terjangkau dan pas di kantong para pelajar dan mahasiswa.
Keramaian itu tiba-tiba membuat pikirannya kosong, Sonia seperti merasa ada yang kurang hari ini, tapi apa? Sehingga pikiran wanita cantik itu mulai mencari-cari penyebab kekosongan itu, seketika pikirannya mulai teringat dengan sang anak yang janji siang tadi akan datang menemuinya, akan tetapi sampai sore ini sangat anak tidak menunjukkan batang hidungnya.
Firasat Sonia mulai tidak enak, lalu kemudian mulai mencoba untuk menghubungi sang anak, akan tetapi nomor tidak aktif, dan hal ini benar-benar mempengaruhi pemikirannya, hingga tidak lama kemudian ada seseorang yang dia kenal cukup lama datang menemui dirinya.
"Selamat sore Bu," ucap asisten rumah tangganya itu.
"Selamat Sore, Bik Ida!" pekik Sonia dengan nada yang terkejut.
"Nyonya, saya kesini membawa titipan dari Tuan Kenzie katanya untuk Nyonya," ucap ART tersebut.
Pesan Sonia mulai bingung pasalnya sang anak tidak pernah memberikan Anah kepada siapapun karena dia tahu sang anak begitu mandiri kecuali dalam keadaan darurat.
"Pesan apa memangnya saat ini Kenzie ada di mana?" Pertanyaan Sonia membuat pembantunya itu menjadi terdiam.
"Maaf, Nyonya saya tidak bisa menjawab pertanyaan Nyonya, akan tetapi di dalam surat ini anda akan menemukan jawabannya," ucap Pembantu itu lalu mulai pergi ketika sudah selesai menyodorkan surat dari majikannya itu.
Setelah kepergian pembantunya tadi Sonia mulai membuka surat dari anaknya itu, dan tiba-tiba saja tangan Sonia gentar setelah membaca isi surat perpisahan dari anaknya.
"Kenzi ... Jangan tinggalkan Mama Nak!" teriak Sonia yang merasa tidak adil dengan sikap suaminya itu.
Perlahan Sonia mulai menekan dadanya karena dia tahu, dengan kondisinya yang hamil tidak boleh terlalu berat memikirkan semua ini, bahkan di dalam surat tersebut Kenzie menuliskan agar dia selalu tenang karena anaknya di sana juga berjuang untuk menjadi besar.
"Ya Allah ujian apalagi ini, bahkan anakku masih belum lahir akan tetapi kau sudah menimpali dengan tumpukan ujian hidup, semoga saja hati ini mampu menerimanya dengan sabar dan ikhlas," gumam Sonia.
"Teruntuk dirimu Mas Dion, sekuat apapun kau ingin menghancurkan hidupku, kau harus ingat wanita yang dua puluh tahun menemanimu ini mentalnya sudah teruji, jadi aku tidak akan tumbang hanya gara-gara kau menjauhkan aku dengan putraku," ucap Sonia yang sadar kalau ini semua merupakan andil dari Dion yang merasa tidak terima dengan keputusannya.
Bersambung ....
semangat thor...