NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan palsu

Cukup lama Aroon berceloteh, tanpa terasa ia pun tertidur di samping Luna. Dengan keadaan duduk, bahkan rela bisa menahannya hingga pagi menjelma. Lalu, sang mentari menyelinap di balik tirai.

“Dia … apa dia semalaman tidur dengan posisi seperti ini,” gumam Luna karena ketika bangun, penglihatannya sudah tertuju pada Aroon.

“Jika dia adalah Arindra, bisakah melakukannya seperti Aroon.” Suara lirih Luna membuatnya teringat akan kenangan yang memilukan.

Mata indah kini berubah sayu, bibir pucatnya membuat seorang Luna tak berdaya. Apa lagi harus mengingat rumah tangganya sudah di ujung kehancuran.

Cukup lama memandangi wajah Aroon. Lelaki bermata coklat dan rambut dengan warna yang sama. Membuatnya buru-buru mengalihkan pandangannya. Hingga pemilik tubuh tersebut perlahan membuka mata.

“Lun, kamu sudah bangun?” Belum sepenuhnya nyawa Aroon terkumpul, tetapi ia langsung mempertanyakan keadaan Luna.

“Lun!” Lagi … karena Luna tak kunjung menjawab sehingga Aroon mengambil inisiatif dan langsung mengecek keningnya, tidak lupa membandingkan kening miliknya sendiri.

“Sudah agak mendingan."

Aku akan memanggil Aruna—,”

“Tidak perlu,” potong Luna.

Namun, ternyata Aruna sudah lebih dulu berada di ambang pintu dengan kedua tangan membawa nampan.

“Lun, bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Aruna dengan wajah memperlihatkan kekhawatiran.

“Aku tidak apa-apa, terima kasih untuk semalam.” Kata Luna.

“Jika ingin berterima kasih jangan padaku, karena sama sekali aku tidak melakukan apa pun. Seseorang yang seharusnya menerima adalah orang di sampingmu,” jelas Aruna seraya meletakkan segelas susu dan semangkuk bubur.

“Aroon, terima kasih karena sudah merawatku.” Bahkan Luna tidak berani menatap wajah di depannya. Ia sedikit malu untuk sekadar melihat wajahnya.

“Sudahlah, sekarang makan dulu agar tenagamu kembali.”

Luna mengangguk. Tidak ingin berdebat dan memilih untuk menyerah.

Pada saat yang bersamaan. Aruna pun meminjam ponsel Luna karena ada yang ingin dihubungi. “Lun, aku bisa meminjam ponselmu? Aku lupa meletakkan ponselku,” ujar Aruna.

“Ambilah.” Luna pun dengan senang hati memberikan ponselnya untuk dipinjamkan kepada Aruna.

Ponsel Luna sudah berada di tangan Aruna. Setelah berhasil ia pun membawanya keluar.

“Aku hanya ingin tahu ketika Luna sakit di sini,” gumamnya. Entah siapa orang yang sedang ia gumamkan.

Panggilan terhubung.

(“Halo, ini siapa?”) tanya seseorang dari balik ponsel.

Aruna pun langsung menjawab (“Luna ada di tempatku. Dia sakit, bisakah kamu menjemputnya?”)

Mendengar berita jika istrinya berada di rumah sahabatnya, sedikit membuat ketenangan di hati Arindra dengan perasaan lega.

(“Aku akan menjemputnya,”)

(“Baik, aku menunggumu.”)

Setelah itu panggilan berakhir dan Arindra bersiap untuk menjemput Luna, melihat dirinya bersiap-siap. Emi pun langsung mempertanyakan keberadaan Luna.

“Mas, kamu mau mencari bu Luna?”

Arindra menangguk.

“Dia ada di rumah sahabatnya. Aku akan pergi untuk menjemputnya,” ujar Arin.

“Syukurlah kalau bu Luna aman.”

Kini Emi pun benar-benar lega. “Kalau begitu segera jemput bu Luna,” titah Emi.

“Hati-hati di rumah.”

Sesegera mungkin Arindra menuju ke rumah Aruna, dengan sedikit mengebut karena sudah merindukan sosok istrinya.

Di lain tempat.

“Jadi, selama ini kamu menyimpan rasa sakit ini sendiri Lun! Sekarang aku tanya, siapa aku bagimu?”

“Maaf Run, aku kira aku bisa. Aku kira aku mampu, tapi ternyata hatiku tak sekuat itu.”

Luna menangis di dalam pelukan Aruna dengan sesenggukan. Tidak tahu lagi harus mengadu pada siapa.

“Lun, kamu punya aku … kamu tidak sendiri. Maaf karena aku tidak tahu semua ini, sahabat macam apa aku ini.”

Keduanya larut dalam kesedihan. Bahkan Runa membiarkan Luna menjalani biduk rumah tangganya dengan segala kepalsuan. Ia tidak tahu betapa beratnya hari-hari yang dilaluinya.

“Tinggalkan dia, kamu juga harus bahagia atas dirimu sendiri, Lun.” Ungkapan Moa hanya mendapat gelengan.

“Aku masih bisa bertahan Run, aku masih bisa. Salahkah jika ingin menyakinkan hatiku ini? Dia yang menikahiku, dia juga menahanku selama lima tahun. Aku perlu menyakinkan semuanya,” ucap Luna, menolak usul dari Aruna.

“Lun, kamu yakin? Apa dengan terus mempertahankan pernikahan kalian akan kembali baik-baik saja? Aku rasa tidak.”

“Seandainya Arindra tidak menikahiku. Seandainya aku bisa memperbaikinya. Mungkin pernikahan ini tidak ada dan mereka dapat bersatu,” jelas Luna bersamaan dengan jatuhnya air mata.

“Tidak Luna, tolong jangan katakan itu lagi. Kamu tidak berhak menyalahkan dirimu sendiri, kamu terlalu baik untuk kesalahan yang tidak kamu perbuat—.”

“Kenyataannya akulah yang harus menanggung semuanya! Apa aku salah ingin dicintainya? Apa aku salah mengharap semua ini akan berakhir baik-baik saja,” sahut Luna.

“Kamu tidak salah, cintamu juga tidak salah. Hanya saja kamu salah menaruh rasa pada orang yang tak lagi peduli denganmu,” cetus Runa.

“Lelaki yang baik, akan melakukan apa pun demi mempertahankan rumah tangganya. Jika Arindra benar-benar mencintaimu, maka dia akan melupakan masa lalunya dan menjalani hidup bersamamu hingga takdir yang memisahkan kalian.”

“Aku tidak tahu, aku tidak harus apa. Aku lelah dan memilih diam dengan segala konsekuensinya. Membiarkan hati ini menemukan nahkodanya kembali,” ucap Laluna seraya mengusap air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

“Jika lelah, menyerah itu lebih baik. Jika memang kamu masih ingin berjuang, aku berada di garda terdepan untukmu.”

Senyum indah terukir di bibir Luna, melupakan sejenak akan kisahnya.

“Tidurlah, sebelum kamu kembali ke rumah. Lagi pula aku juga sudah mengirim surat izin kepada kepala sekolah, kesehatanmu jauh lebih penting.” Kata Aruna lagi.

Sungguh begitu beruntungnya Luna ketika sahabatnya jauh peduli daripada suaminya. Lebih peduli akan hati dan perasaannya dibanding lelaki yang selama ini hidup seatap dengannya.

Suara ketukan dari pintu luar membuat Aruna buru-buru melihat. Namun, ia yakin sekali jika itu adalah Arindra.

Benar saja, ketika pintu dibuka. Terlihat sosok lelaki tengah berdiri dengan wajah kusut. Seperti kurang istirahat dan bajunya pun acak-acakan. “Kamu, duduklah. Sepertinya Luna baru saja tidur, tunggu saja untuk sebentar.” Kata Runa menjelaskan tentang kondisi Luna.

“Baik, dan terima kasih karena sudah merawat istriku. Tadinya aku sangat khawatir kepadanya dan juga sudah berusaha mencarinya,” terang Arindra.

“Beruntung sekali kamu menjadi suami Luna, wanita yang begitu hebat. Sikap dewasanya membuatku bangga memiliki sahabat seperti Luna,” ucap Aruna dengan tiba-tiba. Sedangkan Arindra masih bingung dengan kalimat tersebut.

“Pamanku menyukainya. Jika berkenan, berikan dia kepadanya!” imbuh Aruna lagi.

Arindra semakin dibuat bingung. Dirinya dan Luna masih sah menjadi suami istri, bahkan ia tahu jika Aruna tidak menyukainya walau tak tahu alasan tersebut.

“Runa, sudah lima tahun kamu membenciku. Apa ini ada hubungannya dengan sebuah perasaan yang sengaja kamu sembunyikan?” Bertanya dengan pikiran bingung, karena kata-kata Aruna semakin memojokkannya.

“Benar, ini menyangkut sebuah perasaan. Hingga ingin kalian segera bercerai, dengan begitu aku puas melihatnya.”

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!