Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.
Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.
Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Xander terkejut ketika Sebastian mengetahui soal UltraTech, padahal ia belum sempat memberitahu ayahnya soal organisasi itu. "Kau mengetahui soal UltraTech, Paman?"
Sebastian tertawa, menyentuh bahu Xander. "Aku dan ayahmu pernah berada di posisimu sebelum aku menjadi orang tua yang sering merasakan sakit pinggang sekarang, Xander."
Sebastian bangkit dari sofa, berjalan menuju jendela.
Xander segera mengikuti, berdiri di samping Sebastian. "Aku lupa jika Ayah dan Paman adalah pria paling kaya di Vistoria di saat aku hanyalah anak di panti asuhan."
"Aku mendapatkan informasi mengenai UltraTech dari salah satu mendiang rekanku. Kelompok itu sangat rahasia, dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengetahui informasi mengenai mereka dan bergabung dengan mereka."
"Apa mereka mendatangimu, Paman?" Xander tampak penasaran. Ia lega karena sempat meminta agar George tidak mengawasinya dan keluarganya. Meski begitu, ia meminta para pengawalnya untuk bersiaga penuh.
"Mereka sama sekali tidak berkunjung ke rumah ini. Aku mengetahui soal UltraTech sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saat itu aku sangat tertekan karena aku baru kehilangan ayah dan ibumu, ditambah aku masih belum menemukan keberadaanmu, Xander. Mereka mungkin melihatku sebagai pria tua yang nyaris dekat dengan ajal meski aku sangat kaya sehingga mereka membatalkan rencana untuk merekrutku sebagai anggotanya."
Sebastian mengamati Xander yang tengah berpikir keras. "Sejak kapan kau mengetahui informasi mengenai UltraTech, dan kenapa kau tidak memberitahuku, Xander? Apa kau tidak mempercayaiku sekarang?"
Sebastian tertawa, mengelus embun di jendela.
"Luka dan Luke yang memberitahuku soal UltraTech di kunjungan mereka beberapa waktu lalu, Paman. Mereka menjelaskan secara ringkas soal UltraTech dan kemungkinan jika mereka akan merekrutku sebagai anggota mereka. Selain aku memiliki uang, aku juga nyatanya sudah terlibat dalam beberapa kasus penting di negara ini. Alasan mereka memberitahuku karena mereka menjadikan informasi itu sebagai hadiah karena aku sudah membantu mereka selama ini."
Xander mengembus napas panjang. "Maafkan aku karena aku belum sempat memberitahumu, Paman. Aku sama sekali tidak bermaksud merahasiakan hal itu darimu. Aku berniat memberitahumu setelah aku mendapatkan informasi mengenai mereka."
Sebastian tertawa, menyentuh bahu Xander. "Aku percaya padamu, Xander. Aku sempat menduga jika suatu saat UltraTech akan menghubungimu."
Sebastian menoleh ke halaman sesaat. "Aku tidak memiliki banyak informasi mengenai UltraTech, tapi aku yakin mendiang kakekmu memiliki beberapa informasi mengenai kelompok itu dari catatan-catatannya. Aku ingin menghubungi keluarga mendiang rekanku, tapi setelah aku pikir hal itu sangat berbahaya."
"Kakek?" Xander tiba-tiba tertawa. "Sebelum ayahmu, aku dan kau, kakek lebih dulu berada di posisi kita sekarang. Dia tentu tahu mengenai UltraTech."
"Aku sudah memerintahkan beberapa pengawal untuk membawa semua catatan milik mendiang kakekmu ke rumah ini.
Kita mungkin akan mendapatkan informasi baru."
Xander dan Sebastian keluar dari ruangan. Govin, Mikael, dan beberapa pengawal segera berjalan mengikuti keduanya. Dari arah berlawanan, muncul Larson, Robbins, Jaden, dan beberapa pengawal lain.
"Tolong jaga Alexis untukku, Larson." Xander tersenyum.
Larson berdecak kesal, melewati Xander tanpa mengatakan apapun, tetapi menoleh pada Xander dan rombongan saat mereka terus berjalan. "Alexander tampak tenang meski penyusup itu menyerangnya habis-habisan. Apa yang terjadi?"
"Perhatikan langkahmu, Larson," ujar Robbins.
Larson berdecak, berjalan lebih cepat. "Di mana Cortez sekarang? Aku tidak mengetahui keberadaannya sejak beberapa hari lalu."
"Dia dalam misi penting sekarang."
Larson memasuki ruangan, mengamati sekeliling.
Xander, Sebastian, Samuel, Govin, Mikael, dan beberapa pengawal tiba di sebuah ruangan.
"Ayah, bagaimana pendapatmu soal Xylorr? Kita berhasil selamat setelah dia memberitahuku soal kemunculan penyusup itu?" tanya Xander seraya mengikuti Samuel menuju deretan lemari berisi buku-buku.
"Aku mungkin mulai mempercayai adanya sihir sekarang, Xander." Samuel berhenti di sebuah rak, mencari keberadaan sebuah buku. "Apa kau ingat soal perkataanmu mengenai Xylorr yang menyebut kau tiba-tiba tidak sadarkan diri?"
"Alexis juga mengatakan hal yang sama, Ayah." Xander membantu Samuel, membuka satu per satu buku. "Perkataan dan mimpi Alexis beberapa kali tepat, dan aku mulai meragukan jika hal itu sekadar kebetulan semata. Mungkinkah Alexis memiliki kemampuan yang sama seperti Xylorr?"
"Kita harus melakukan beberapa penyelidikan, Xander. Kau juga harus bersiaga penuh jika seandainya terjadi sesuatu terjadi padamu." Samuel mengambil beberapa buku, berjalan menuju meja. Ia memeriksa satu per satu buku, membaca sekilas.
Xander tercenung selama beberapa waktu. Kepalanya mulai dipenuhi oleh berbagai hal.
"Ayah, Paman. Aku menemukan buku yang kita cari." Xander duduk di samping Sebastian, membuka lembaran buku, menunjuk selembar berisi catatan mengenai organisasi rahasia.
Xander memberikan buku itu pada Sebastian.
"Sebelum kakekmu meninggal, kakekmu sempat memberitahuku soal UltraTech dan kemungkinan mereka merekrut salah satu keturunan mereka."
Xander membaca informasi di lembaran buku yang sudah mulai menguning. "Dalam catatan kakek, UltraTech menggali, menciptakan, dan mengembangkan banyak tekhnologi canggih dengan menggunakan beragam sumber, salah satunya adalah penemuan-penemuan dari masa lalu. Mereka juga membangun sebuah kawasan tersembunyi yang menjadi markas mereka. Informasi ini cocok dengan informasi yang aku peroleh dari Luka dan Luke serta penyusup tadi."
Xander membuka lembaran berikutnya. "UltraTech melakukan beragam penelitian dengan objek manusia dan hewan. Penelitian-penelitian itu tidak sepenuhnya berhasil. Penelitian justru membunuh banyak manusia dan hewan."
Xander mengepalkan tangan erat-erat. "Penelitian-penelitian itu sempat ditentang meski pada akhirnya kembali diteruskan."
"Xander, apa kau yakin kau akan bekerja sama dengan UltraTech? Mereka memiliki aturan dan norma-norma mereka sendiri yang mungkin tidak selaras dengan prinsip yang kau pegang selama ini. Jika kau salah memilih, maka kau dan kita akan berada dalam bahaya.”
Xander menghembus napas panjang, menoleh sebuah peta yang sudah memburam. "Apa yang harus aku lakukan sekarang, Ayah?"
Samuel menyentuh tangan Xander. "Kau mengatakan bahwa penyusup itu akan melaporkan hasil pertemuan denganmu pada pemimpinnya. Jika kau setuju untuk bergabung dan pemimpin mereka menyetujui hal itu, maka mau tidak mau kau akan menjadi anggota UltraTech dan harus mengikuti semua aturan mereka. Akan tetapi, jika pemimpin mereka menolak, aku menduga mereka akan menghilangkan ingatanmu dan semua orang yang terlibat dalam kejadian hari ini.”
"Kau benar, Ayah. Ada kemungkinan jika pemimpin mereka menolak untuk menjadikanku sebagai anggota mereka." Xander mengamati beberapa garis dan tulisan di selembar kertas. "Sebuah peta yang mungkin menunjukkan mengenai markas mereka."
"Apa dua pria kembar itu sempat menyinggung soal kelompok yang menentang kehadiran UltraTech?"
Xander mengingat pertemuannya dengan Luka dan Luke. "Seingatku mereka hanya membahas UltraTech dan apa yang mereka lakukan. Mereka hanya sedikit menyinggung soal beberapa organisasi rahasia tidak suka dengan keberadaan mereka."
Sementara itu, George sedang berada di salah satu kota di Caldora. Setelah keluar dari hutan, ia segera mencari informasi terkait Osvaldo Tolliver. "Aku sudah melaporkan hasil pertemuanku dengan Alexander pada ketua. Aku hanya perlu menunggu informasi dari ketua. Aku sangat yakin jika ketua akan merekrut Alexander."
George tertawa. "Dibandingkan dengan pertarungan tadi, aku menjadi tertarik dengan Osvaldo Tolliver. Informasi menyebutkan jika dia memiliki kemampuan untuk meramal masa depan dan melakukan ilmu sihir, ditambah informasi dari Alexander soal pria yang memakai pin penyamaran itu. Ini sangat menarik."
Mobil keluar dari kungkungan pepohonan.
George melihat sebuah rumah berada cukup jauh dengannya. Ia berkutat dengan layar hologram selama beberapa waktu. "Wow, aku tidak bisa memindai rumah itu. Ini menarik."
George semakin dekat dengan kediaman Osvaldo Tolliver, tetapi ia masih belum mendapatkan informasi mengenai rumah. "Rumah itu memiliki sistem keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan yang Alexander miliki.”
George menoleh pada cincinnya yang berkedip-kedip. "Cincin ini memberitahuku jika ada anak istimewa yang berada di dekatku sekarang. Mungkinkah itu Osvaldo Tolliver?"
George mengelus sebuah kotak di sampingnya. "Bagaimana jika aku mencoba sesuatu yang sangat menarik.”
Halo semuanya, aku ingin menyampaikan sedikit pemberitahuan. Beberapa hari ini aku belum bisa rutin update cerita karena jaringan di daerah tempat tinggalku masih belum stabil akibat kondisi bencana yang sedang terjadi.
Jadi, tolong jangan membuat asumsi atau statement seolah-olah bukuku berhenti atau tidak akan dilanjutkan, ya. Ceritanya tetap akan berjalan seperti biasa—aku hanya terkendala jaringan dan situasi yang belum sepenuhnya normal.
Kalau beberapa hari ke depan aku terlambat update atau bahkan belum bisa update sama sekali, aku berharap kalian bisa memberikan sedikit keringanan dan pengertian.
Sekaligus, mari kita doakan semua korban bencana agar diberi ketabahan, kekuatan, dan keikhlasan dalam menghadapi musibah ini. Semoga kondisi segera membaik dan semua yang terdampak diberikan keselamatan.
Terima kasih banyak untuk kesabaran dan dukungannya. 🙏💛
The best story & author..
Semangat Up Thor..