Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.
Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.
Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.
Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Sidang.
"Dindra dimana, Her? Cari makan malam atau tidak?" Tanya Bang Dallas.
"Masih tidur. Nanti saja aku cari sendiri." Jawab Bang Herca dengan bibir tersumpal batang rokok sambil mengucek sprei hadapannya.
Melihat kesibukan adiknya, Bang Dallas pun paham dengan perang tanding yang telah terjadi.
"Haruskah kita melewatkan test kesehatan?"
Bang Herca membuang sisa puntung rokoknya. "Jalani saja. Terserah mereka mau bilang apa. Bedanya kita hanya kurang sabar menunggu berkas turun. Mau bagaimana lagi, istri-istri kita ini menguji batin. Kau saja gemas, apalagi aku. Gas poolll, rem blong. Mau jebol biar jebol sekalian."
Tawa Bang Dallas terdengar renyah. Ia membenarkan ucapan adiknya. Hatinya malu sendiri karena ia sudah melanggarnya saat baru tiba disana.
***
Pagi ini Dindra berjalan pelan di samping Bang Herca dan mendekap lengannya. Tidak ada kata berontak ataupun huru hara niat untuk kabur lagi. Istri Letnan Herca begitu tenang.
Rigi menarik lengan Bang Dallas karena merasa curiga.
"Abang, ada yang aneh dengan Dindra. Jangan-jangan Dindra kena pelet. Semalam Dindra tidak ikut makan malam. Pagi ini tidak seperti biasa Dindra mau bergandengan seperti itu." Bisik Rigi.
Bang Dallas langsung menjepit bibir Rigi yang terlalu banyak bercicit.
"Makanya kamu jangan terlalu banyak lihat film horror. Wajar saja kalau Dindra sudah nurut, berarti Herca sudah bisa membujuk dan melunakan hatinya." Jawab Bang Dallas.
Bang Herca berjalan menuju toilet dan Bang Dallas melanjutkan langkahnya menuju ruang ibu pengurus cabang.
~
"Hari ini sudah benar siap?" Tanya Bang Herca memastikan keadaan Dindra, ia tidak ingin kepanikan seperti kemarin sampai terulang lagi. "Kalau tidak siap, boleh di tunda." Bang Herca mengarahkan kedua lengan Dindra ke belakang tengkuk lehernya. Ia pun merapatkan kedua tangannya menarik pinggang ramping Dindra.
"Apanya yang tidak siap? Dindra harus minta tanggung jawab Danton b*****k yang memaksa nyicil kuping." Jawab Dindra.
"Oya, siapa nama Danton b*****k itu?" Goda Bang Herca sudah mulai terpancing.
"Letnan Herca, dia harus tanggung jawab..!!" Bisik Dindra.
Bang Herca tersenyum geli mendengarnya. Ia mengecup bibir Dindra. "Tapi kamu menikmatinya, sayangku." Sesaat detik berganti, Bang Danar memperdalam kecupannya. Dindra pun sempat membalas tapi kemudian menarik diri.
"Dindra nggak mau make up nya berantakan."
"Ccckk.. angel.. angeeeell perkoro make up." Bang Herca memendam rasa kecewanya.
Dindra memalingkan wajahnya dan tidak lagi menatap wajah Bang Herca.
...
Para ibu pengurus cabang tidak lagi berbelit lagi di hari pertama tahap ke sekian, kali ini Bang Dallas dan Bang Herca memantau secara langsung meskipun tidak dalam jarak dekat.
Para ibu pengurus cabang juga tidak ingin ada kisruh lagi, bukan perkara takut tapi mereka juga menyadari tindakan dan ucapan yang seharusnya tidak di pertanyakan dan tidak di campuri.
Siang hari di lanjutkan pada pertemuan lain. Usai istirahat siang Letnan Dallas dan Letnan Herca membawa para istri untuk menghadap pejabat yang lain.
Sudah banyak pihak yang menunggu, meskipun tidak semua anggota disana terlibat dalam pejabat proses pengajuan nikah tapi mereka cukup penasaran dengan kehidupan pribadi Letnan Herca yang selama ini di kenal jauh dari berita mengenai wanita hingga sempat ada berita bahwa Letnan Herca tidak menyukai wanita alias g*y.
"Dimana nih kalian bertemu?? Kira-kira siapa yang jatuh cinta lebih dulu? Dindra atau Letnan Herca?"
Bang Herca diam tanpa ekspresi dan para anggota menunggu jawaban.
"Saya nggak jatuh cinta, Pak. Kami menikah karena di jodohkan." Jawab Dindra jujur dengan nada rendah.
Para anggota terlihat tegang mendengarnya seolah membenarkan berita miring tersebut. Kapten Tono mengarahkan pandangan pada Bang Herca yang tidak menolak atau mengiyakan jawaban Dindra.
"Adakah sikap atau sifat Letnan Herca yang Dindra sukai?" Tanya Mayor Tono.
"Nggak ada."
"Wahh.. gimana nih Letnan Herca??? Kalau Letnan Herca sendiri???" Pertanyaan tersebut beralih pada Bang Herca.
Barulah saat ini Bang Herca hanya memberikan seulas senyum tipis. "Benar kami di jodohkan dan benar Dindra tidak cinta dengan saya."
Tawa mengisi ruangan.
"Tapi saya jatuh cinta, pada pandangan pertama. Gadis pecicilan yang begitu sulit untuk di taklukkan. Bahkan hingga sampai bisa duduk di ruangan ini pun saya masih berusaha mati-matian merayunya." Imbuh Bang Herca.
"Semangat Letnaaan..!!!" Kata salah seorang anggota memberi semangat dukungannya.
Mayor Tono ikut tersenyum. "Sifat atau sikap apa yang Letnan Herca sukai dari Dindra??"
"Seluruhnya. Saya akui istri saya masih sangat muda, ada mental yang beradu, sudut pandang kami banyak perbedaan tapi disitulah letak keindahannya. Nyatanya saya menyukai gadis yang mempertahankan harga diri, menyukai gadis yang manja dengan segala pemikiran konyolnya yang setiap saat hanya ingin kabur dari proses pengajuan nikah namun di luar itu semua hatinya begitu lembut, dewasa dan penuh kasih." Jawab Bang Herca.
Dindra mengalihkan pandangannya, ia berusaha menahan diri untuk menguasai hatinya.
Mayor Tono kembali menatap wajah Dindra. "Dindra, masa tidak ada yang di sukai dari Letnan Herca??"
"Tidak ada." Barulah saat ini Dindra menitikan air mata. "Abang pria yang kasar, kaku, pemarah, dingin, keras, galak. Pria paling jahat yang sesungguhnya adalah Letnan Herca."
Bang Herca tersenyum saja mendengarnya sambil mengusap puncak kepala Dindra tapi siapa sangka Dindra beralih memeluk Bang Herca menutupi wajahnya yang sedang menangis terisak-isak.
"Buruk sekali saya di matamu?? Tidak ada bagus-bagusnya kah Bang Her di hatimu?" Bisik Bang Herca.
.
.
.
.
ampun deh bang lu mah bini mau brojol lan mosyo ngk percaya
aku pada mu dehh 😘😘😘😍😍😍
sabar bang ini ujian 😂😂😂