Violet gadis berusia dua puluh dua tahun sedang mekar-mekarnya dan semangat menggapai cita-cita tapi tiba-tiba ia di jodohkan oleh orang tuanya dengan seorang pria yang usianya jauh lebih tua selisih hampir duapuluh tahun bernama Frans, duda kaya raya yang misterius.
Di tengah pernikahan yang seumur jagung Violet harus menerima kenyataan jika Frans mandul.
Jangan lupa like dan subs serta follow agar author tetap hidup karyanya. 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Terbawa Perasaan
Frans kembali ke ruang kerjanya, ia memencet tombol di atas meja kerjanya. tidak biasanya Ibas tidak merespon panggilannya.
"Lusi dimana Ibas?" Frans menelpon sekretarisnya yang lain.
"Izin keluar tuan katanya menjemput nona Violet"
"Violet? kenapa?"
"Tidak tahu tuan, pak Ibas tidak mengatakan apapun"
Frans beralih meraih ponselnya, ia menelpon Ibas tapi tidak ada jawaban juga. Frans mulai gelisah, disaat yang sama pintu kerja ruangan Frans terbuka. seseorang yang sangat tidak ingin ia lihat berdiri di hadapannya.
"Maaf pak, nyonya Catherine memaksa masuk" kata Lusi dengan nada takut.
Frans mengangguk memberi kode agar Lusi pergi.
"Hai Frans, aku ingin mampir setelah meeting tadi dan sesuai tebakanku kau masih di sini" kata Catherine.
"Apa perlu mu? aku sibuk" Frans memalingkan wajahnya ia sudah malas memandang mantan istrinya itu.
"Aku bertemu dengan sugar baby-mu itu beberapa kali" sindir Catherine.
Frans berbalik menatap Catherine dengan senyum sinis. kini wanita itu lebih dekat hanya dua langkah darinya berdiri.
"Jangan mengganggunya" Frans memberi peringatan wajah tampannya terlihat serius.
"Oh baiklah, aku tidak mengganggunya hanya mengobrol sedikit dengannya tentang mu" kini Catherine yang tersenyum sinis melihat wajah Frans yang sedikit panik. Catherine tahu pasti Frans masih menyembunyikan soal kemandulannya pada Violet.
"Apa gadis itu tidak tahu jika kau....atau kau yang tidak menyentuhnya?"
Catherine penasaran kenapa Violet tak kunjung hamil. seharusnya Frans bisa saja menghamili istrinya tapi nyatanya gadis itu belum juga hamil hanya ada dua kemungkinan Frans tidak menyentuhnya atau memang mereka menunda kehamilan. tapi melihat gelagat Frans sepertinya kelakuan Catherine yang memalsukan hasil lab belum ketahuan.
"Dengar Catherine, istriku gadis yang sangat berharga ia tidak seperti dirimu" Frans tersenyum mengejek ke arah Catherine membuat wanita cantik itu menampakan aura tersinggung.
"Apa maksudmu aku tidak berharga?!"
"Wanita yang mengobral dirinya disaat sudah menikah, apa itu berharga?" kata Frans tajam.
Wajah Catherine merah padam,
Di tengah perdebatan panas itu ponsel Frans berbunyi. nama Ibas tertera di layar ponselnya. dengan cepat Frans menerima telepon dan mengabaikan Catherine yang masih berdiri di hadapannya dengan wajah kesal.
"Ibas" suara Frans pelan tapi penuh penekanan. ia mendengarkan Ibas bicara lalu reaksi wajahnya sedikit tegang.
"Baiklah aku akan ke sana kau tidak perlu menjemput ku" Frans meraih jasnya dan mengenakannya. ia tidak peduli Catherine memandangi dirinya.
"Mau kemana Frans? kita belum selesai!"
"Aku ada urusan yang jauh lebih penting, aku tidak ada waktu meladeni mu" sahut Frans sembari berjalan cepat menuju lobi. dalam hatinya ia cemas ketika Ibas mengabari Violet kembali mengalami insiden.
Frans memasuki mobilnya dan bergegas pergi tanpa menghiraukan Catherine yang mengikuti langkahnya.
"Violet! tidak bisakah dia untuk tidak ceroboh?! omel Frans di sela rasa khawatir.
Frans tiba di rumah sakit ia di sambut oleh Ibas.
"Apa yang terjadi?" tanya Frans kesal begitu melihat Ibas.
"Nona terjatuh saat liputan, kakinya terkilir tulang lututnya sedikit bergeser karena menghantam tanah cukup keras saat terjatuh" Ibas memberi penjelasan sembari mengikuti langkah lebar Frans menuju ruangan rawat Violet.
Frans berdiri di ambang pintu ia menatap Violet yang tengah tertidur karena menahan sakit dan kelelahan. meski di puskesmas ia sudah mendapat obat anti nyeri tapi masih terasa sakit.
"Dokter memberinya suntikan anti nyeri, karena itu nona bisa tertidur" kata Ibas.
Frans memandangi wajah istrinya yang pucat, ia lalu duduk di samping ranjang Violet tanpa bicara sepatah katapun. pandangannya menatap lutut kaki kiri Violet yang di bebat dengan perban elastis.
"Pergilah, aku akan menunggunya sampai bangun" kata Frans.
"Baik tuan"
Frans melepas jas dan dasinya, ia menggulung lengan kemeja putihnya. Frans meraih tangan Violet menggenggamnya dengan lembut.
Kali ini aku benar-benar tidak akan memberi mu izin untuk liputan lagi, sudah dua kali kau seperti ini Violet ...
Tengah malam Violet membuka matanya perlahan, ia terkejut mendapati Frans duduk di dekatnya sembari menatap dirinya.
"Sepertinya aku bermimpi..." gumam Violet.
Frans tersenyum ia mencubit hidung Violet.
"Ah sakit!"
"Setelah ini aku perlu bicara dengan mu" kata Frans.
"Mas? mas disini? sejak kapan?" Violet memeluk lengan Frans seperti biasanya. entah kenapa gadis itu memiliki hobi baru memeluk lengan suaminya.
"Kenapa terbangun? kau lapar?"
"Tidak, aku mau ke kamar kecil tolong panggilkan suster" kata Violet sembari menatap lututnya yang di pakaikan perban kreb.
Frans menyusupkan lengannya di sela kaki Violet ia mengangkat tubuh Violet dengan mudahnya.
"Mas tapi..." Violet canggung dan malu jika Frans mengantarnya ke kamar kecil.
"Lakukan dengan cepat" kata Frans sembari mendudukkan Violet di atas toilet. ia berjalan keluar kamar kecil menunggu Violet memberinya instruksi.
Violet merasa tidak sakit sekarang tapi mungkin setelah pereda nyeri itu hilang ia akan kembali kesakitan apa lagi kakinya sulit di tekuk dan di gerakkan.
"Sudah mas"
Frans kembali mengangkat tubuh Violet dan membaringkannya di atas ranjang.
"Kau tahu apa yang akan aku lakukan setelah melihat mu seperti ini?" tanya Frans menatap tajam Violet.
"Jangan mas, aku masih mau jadi reporter lain kali aku akan berhati-hati aku berjanji" kata Violet mengiba.
"Aku tidak percaya lagi padamu"
"Tolong percaya padaku..." Violet memeluk Frans yang duduk di pinggiran ranjang. Frans tertegun ia selalu saja terkejut saat Violet menyentuhnya. violet menyusupkan kepalanya di perut datar Frans, ia menggeleng-geleng lucu membuat Frans geli. jika di usia Frans sekarang ini tidak akan ada wanita bertingkah seperti Violet, tapi gadis itu baru dua puluh tiga tahun wajar saja dia masih bertingkah lucu dan kekanakan.
"Baiklah, hentikan tingkah mu kau membuat ku geli" kata Frans.
"Jadi aku masih boleh bekerja?" Violet menangkupkan kedua telapak tangannya memohon pada Frans.
Frans hanya terdiam, Violet meraih tangan Frans dan menciumnya bertubi-tubi. kali ini Frans tidak bisa menahan tawanya.
"Hentikan anak kecil!" omel Frans.
"Tidak mau pak tua!"
Keduanya saling berpandangan Violet terdiam menatap wajah Frans yang hanya berjarak sejengkal dari wajahnya. Frans menatap kedua bola mata Violet lalu berpindah ke bibir gadis itu. ia mendekatkan wajahnya dan mencium Violet kali ini cukup mesra karena Frans mulai menggunakan perasaannya bukan lagi akalnya.
Btw yg lagi anget2nya udah senyam senyum kayak orang gila baik Frans dan Violet sama2 lagi berbunga2...
si Frans mah sebenarnya udah gak tahan dari dia tau ttg hasil pemeriksaannya kemarin. untungnya dia masih bisa nahan 🤭 semoga setelah ini cepet dpt momongan dan si Chaterine dan Damian tambah iri sama kebersamaan Violet & Frans
untuk Frans semoga berubahan yg baik iki bukan sementara terlebih sekarang ada Violet yg senantiasa menemani Frans dikala dia sedih maupun bahagia.
syukurlah hasil tes sesuai harapan Frans sehingga dia bisa melanjutkan kehidupan rumah tangganya dg Violet tanpa rasa takut lagi karena kebohongan Catherine... tinggal menunggu tindakan Frans pada Catherine karena udah bohong sama Frans sampai Frans harus terpuruk selama 2th.
Ingat Tuhan maha membolak balikkan hati, yng awalnya cinta bisa jadi benci yg awalnya benci bisa jadi bucin 🤭 siap2 ttuan Frans klepek2 sama si Violet. apa mungkin si Frans mau klarifikasi ttg gosip dirinya dg Violet di tempat kerja Violet biar mereka yg julid jadi diem.