Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Rutinitas pagi
Pagi menjelang......
Pagi ini Safira memang merasakan tubuhnya lelah tapi tidak sesakit kemarin, semalam sehabis makan malam Al langsung meminta di manjakan dan Safira pun tidak bisa menolak karena memang sudah konsekuensinya.
Safira memasak makanan simpel pagi ini, hanya roti panggang isi daging asap dengan telor mata sapinya, minumnya hanya menyediakan teh hangat untuknya dan kopi untuk Al.
Safira kembali ke kamar setelah urusan dapur selesai, dia akan mengganti pakaian karena tadi sudah mandi, Safira langsung merapihkan ranjang karena Al sudah tidak ada di atas ranjang.
"Pakai kemeja biru langit pagi ini, saya sedang bahagia soalnya. "
pinta Al saat masuk kedalam ruang ganti dan mendapati Safira yang sedang menyiapkan pakaian nya.
Safira hanya berdecak kesal dan gak mungkin protes, pakaian yang di pilihnya akhirnya di simpan kedalam lemari dan mengambil kemeja yang di minta oleh Al.
Safira langsung menyusul Al dan membantu memakaikan pakaiannya, Al langsung memeluk pinggang Safira yang sedang sibuk mengancingkan kemeja nya.
tubuh Safira yang tinggi semampai membuat Al tidak kesulitan untuk memperhatikan garis wajah milik Safira.
"Kamu itu cantik kalau senyum dan ikhlas kalau sedang bersama saya Firaa, sesekali libatkan hati kamu biar semua terasa indah. "
bisik Al saat Safira mengancingkan kancing kemeja terakhirnya.
"Mas Al sedang bahagia?? terdengar aneh sekali berbicara seperti itu, ini celananya pakai sendiri karena aku mau siap siap juga. "
jawab Safira saat melepaskan pelukan Al lalu memberikan celana pada tangan Al.
Al langsung tersenyum saat menerima celananya dan berhasil membuat Safira mematung, karena baru kali ini dia melihat Dosen galaknya tersenyum.
Safira langsung berbalik menuju ruang pakaian sebelum Al menerkam nya kembali, Safira merasa aneh karena Al bersikap seperti barusan.
"Aku harus membentengi hati agar tidak jatuh hati pada Dosen itu, setelah semua selesai aku akan pergi dan mencari kebahagiaan aku sendiri. "
gumam Safira di sela sela bersiapnya.
.
.
.
Beberapa saat berlalu......
Setelah derama debat pergi ke kampus akhirnya Al melepaskan Safira setelah Safira menyetujui menerima mobil untuk di gunakan Safira pergi ke kampus atau kemanapun Safira pergi.
"Apa jadinya nanti saat orang orang melihat aku memakai mobil, tapi masa bodo lah kan sekarang beasiswa sudah di copot jadi bebas mau melakukan apapun tanpa takut beasiswa terancam dicopot. "
gumam Safira saat berjalan di area kampus menuju kelasnya.
Tepukan di bahu Safira membuat Safira berbalik dan ternyata Maya, keduanya langsung berpelukan padahal hanya beberapa hari tidak bertemu.
"Kamu kemana saja Firaa?? aku khawatir tahu dan aku datangin rumah kamu ternyata sepi banget, kamu dimana tinggalnya?? "
ucap Maya saat melepaskan pelukannya dan Safira langsung tersenyum.
"Aku sekarang tinggal di rumah kerabat jauh Ibu, semua biaya hidup dan biaya kuliah juga di tanggung oleh saudaraku, saudaraku khawatir kalau aku tinggal di rumah sendirian jadi dia meminta aku pindah. "
jelas Safira sambil menggandeng lengan Maya menuju kelas paginya.
"Syukurlah Firaa...... aku senang mendengarnya, tadinya aku mau bantu kamu sebisaku, semenjak Ibu kamu meninggal selalu saja kamu ada gak masuk kelas. "
ucap Maya dan Safira hanya tersenyum mendengarnya.
Safira dan Maya masuk kedalam kelas lalu duduk di kursi yang biasa di tempati nya, Maya menghela nafasnya membuat Safira mengerutkan keningnya.
"Ada apa Maya?? "
tanya Safira dan Maya langsung cengengesan mendengarnya.
"Pagi ini Dosen dingin dan galak itu Firaa, Dosen Al yang maha agung. "
jawab Maya dan Safira hanya menggelengkan kepala mendengarnya.
"Kalau hadapi Dosen itu biar aman, cuma dengarkan penjelasan nya lalu catat bagian pentingnya, jangan lirik lirik apalagi mengobrol, aku yakin kamu aman dan dapat nilai bagus. "
jelas Safira dan Maya mengacungkan jempolnya.
Sapaan selamat pagi oleh Dosen pagi ini membuat semua penghuni kelas langsung diam setelah menjawab sapaannya.
Al melirik Safira sebentar sebelum mengeluarkan buku nya untuk persiapan menjelaskan materi pagi ini, Safira hanya diam dan tidak bereaksi saat Al meliriknya karena baginya Al tidak menyeramkan.
Tiga puluh menit pertama Al selesai menjelaskan lalu memberikan lima soal untuk di isi oleh mahasiswa nya dalam waktu tiga puluh menit, semua kompak mendesah dan Al tidak peduli dengan itu karena baginya ini adalah cara pengajaran dia.
Safira memang anak yang pintar dan bisa menyelesaikan soalnya tanpa kesulitan, bahkan Safira bisa memberikan contekan pada Maya yang telihat kesusahan.
Safira membuka handphone nya saat terasa getaran dan membuat Safira mematung dengan isi pesan itu.
💬 Memberikan contekan yaa...... saya akan hukum kamu di rumah nanti di atas ranjang.
"Dasar Dosen mesum, apa kaitannya memberikan contekan dengan hukuman di atas ranjang, menyebalkan sekali. "
gerutu Safira dalam hatinya yang langsung menyimpan handphone nya tanpa mau membalas pesan dari Al.
Al menyeringai saat mata Safira terarah padanya, namun Safira langsung memalingkan wajahnya karena baginya begitu kesal melihat wajah Dosen di hadapannya itu.
Andai teman sekelasnya tahu Dosen dingin yang di takuti oleh mahasiswa itu adalah Dosen mesum yang selalu meminta belaian darinya pasti semua gak akan ada rasa takut seperti Safira saat ini.
"Kumpulkan soal dan jawabannya, Safira kamu yang bertugas mengumpulkannya. "
ucap Al dan membuat Safira mendelik mendengarnya.
Safira langsung bangkit dan mengambil satu persatu kertas dari meja teman temannya, selesai dengan mengumpulkannya. Safira langsung maju ke depan dan memberikan nya pada Al.
"Tunggu saya di halte depan selesai semua kuliahnya dan jangan kabur. "
ucap Al saat Safira menyimpan kertas di dekatnya.
Safira tidak menjawab memilih berbalik dan kembali ke tempat duduknya, Al kembali menjelaskan di tiga puluh menit terakhir pelajarannya setelahnya langsung keluar dari kelas.
"Gila Dosen satu itu, auranya sangat sangat dingin membuat beku. "
ucap Maya dan Safira hanya tersenyum mendengarnya.
"Ayo kita cari makan sebelum kelas selanjutnya mulai, lumayan satu jam kan. "
ajak Safira dan Maya mengiyakannya.
"Hari ini jadwal aku libur ke cafe, kita jalan Safira kamu mau kan?? sudah lama sekali kita gak jalan bareng. "
ucap Maya di sela sela jalannya menuju kantin kampus.
"Hari ini aku gak bisa Maya, maaf yaa dan palingan besok aku baru bisa. "
tolak Safira dan Maya langsung mendelik sebal mendengarnya.
"Safira..... tapi yasudah lah gak apa apa, aku pulang ke kosan saja kalau gitu dan besok aku yang gak bisa karena besok full dari pagi, kita kan gak ada kelas kalau besok. "
ucap Maya dengan nada lirihnya dan Safira hanya tersenyum mendengarnya.
"Sudah jangan sedih gitu, aku janji di hari libur kamu selanjutnya pasti mau menemani kamu, ayo pesan makan nya dan aku yang bayarkan. Menunya bebas semau kamu. "
ucap Safira saat keduanya duduk di kursi kantin dan membuat Maya tersenyum cerah mendengarnya.
.
.
Bersambung........