NovelToon NovelToon
Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

"Mbak, aku mau beli mainan, boleeeh?"
Seorang pria dewasa yang ditemukannya terbangun dan tiba-tiba merengek sepeti seorang anak kecil. Luaticia atau Lulu sungguh bingung dibuatnya.

Selama sebulan merawat pria itu, akhirnya dia mendapat informasi bahwa sebuah keluarga mencari keberadaan putra mereka yang ciri-ciri nya sama persis dengan pria yang dia temukan.

"Ngaak mau, aku nggak mau di sini. Aku mau pulang sama Mbak aja!" pekik pria itu lantang sambil menggenggam erat baju Lulu.

"Nak, maafkan kami. Tapi Nak, kami mohon, jadilah pengasuhnya."

Jeeeeng

Sampai kapan Lulu akan mengasuh tuan muda tersebut?

Akankah sang Tuan Muda segera kembali normal dan apa misteri dibalik hilang ingatan sang Tuan Muda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang Nak 03

"Pa, Mama udah tidur baru aja,"ucap Virya kepada Drake. Virya baru saja keluar dari kamar Dhea seteah menemani ibunya itu agar mau tidur.

Dheandita Niranjana, dia adalah istri Drake yang merupakan ibu sambung Virya. Wanita yang usianya hanya terbaut 3 atau 4 tahun dari Virya tersebut bisa bersikap sangat dewasa layaknya seorang ibu bagi Virya. Namun saat ini sikap dewasanya hilang entah kemana sejak putranya yang bernama Ditrian Jananta Adiwitama menghilang.

Sudah selama sebulan ini Dhea terus saja menangis, murung, susah makan dan juga tidur. Tubuhnya lambat laun menjadi kurus.

Orang rumah tentu sangat khawatir, Drake sebagai suaminya, Virya sebagai anak sambungnya, Vindra sebagai cucunya, dan Vikram sebagai menantunya. Selain masih berupaya mencari keberadaan Ditrian, mereka semua juga mengkahwatirkan kondisi Dhea.

"Syukurlah kalau gitu," sahut Drake. Saat ini dia tengah berada di ruang kerjanya sambil menghadap laptop demi mencari keberadaan putranya.

"Kamu istirahatlah, Vir. Suami mu pasti sudah menunggumu,"ucap Drake.

"Bang Vikram ngerti kok, Pa. Dia tahu betul kondisi di sini. Saat ini mama emang butuh aku. Dan Bang Vikram nggak keberatan buat bolak-balik antara rumah, kampus, dan juga rumah ini,"sahut Virya. Kehilangan sang adik juga sangat dirasakannya. Betapa sangat sayangnya Virya kepada Ditrian. Meski akhirnya dia memiliki anak sendiri yang jaraknya hanya 2 tahun dari Ditrian, tapi rasa sayang Virya kepada Ditrian sama sekali tidak pernah berubah.

"Terimakasih sayang, istirahatlah sekarang," ujar Drake. Dia tersenyum ke arah sang putri, meski Virya tahu bahwa senyum itu adalah senyum yang dipaksakan, tapi Virya merasa tenang karena ayahnya masih bisa bersikap dengan kepala dingin.

Tap tap tap

Klaaak

Haaaah

Drake membuang nafasnya kasar, dia juga mengacak rambutnya. Ini adalah hal yang memalukan bagi dirinya yang merupakan ahli dalam hal mencari orang. Bagaimana bisa dia tidak bisa menemukan keberadaan putranya sendiri, terlebih sudah satu bulan ini dia kehilangan sang putra.

Masih jelas dalam ingatan Drake ketika mendapat kabar bahwa Ditrian meninggal, dia langsung bergerak dan menemukan mobil Ditrian ada di sisi sungai. Semua benda milik Ditrian berupa ponsel, dompet dan yang menunjukkan identitas Ditrian ada di dalam mobil semua. Bahkan jaket yang biasa dikenakan oleh putranya itu pun ada di sana.

Jejak Ditrian hilang sepenuhnya, seperti dibersihkan dan memang agar tidak bisa dilacak.

Drake sungguh frustasi, dia sangat kebingungan. Itu adalah hal yang tidak pernah Drake alami selama ini.

Tim pencarian pun dikerahkan, baik dari pihak berwajib maupun Drake sendiri. Tentu saja atas bantuan teman-temannya. Mereka menyisir sungai tersebut, namun sama sekali tidak bisa ditemukan.

Drake tidak menyerah, ia melacak setiap kamera pengawas yang ada, tapi tidak satu pun titik menunjukkan keberadaan Ditrian.

Semua rasa frustasinya itu membuat Drake kesulitan berpikir, kira-kira dimana putranya dan siapa yang melakukan ini semua. Ditambah kondisi Dhea yang semakin hari semakin kacau, Drake benar-benar hampir menyerah.

"Putraku, apa kamu sungguh sudah tidak ada di dunia ini? Papa mohon pulang lah, Nak." Drake berucap lirih dan tak terasa air matanya mengalir.

Drap drap drap

Braaak!

"Sayang?" Drake terkejut melihat Dhea yang masuk ke dalam ruang kerjanya dengan terburu-buru. Dia ingat perkataan putrinya tadi bahwa Dhea tengah tidur. Tapi Dhea yang ada di depannya sekarang tidak seperti orang yang baru saja bangung tidur.

"Bang, ayo cari Ditrian. Ayo sebar selebaran. Kita cetak wajah Ditrian dari berbagai angel dan sebar. Ayo lakukan itu, Bang. Cara itu, cara itu belum kita lakukan kan?" Dhea bicara dengan sedikit menggebu.

Drake terdiam, ekpresi wajahnya tidak baik. Dia sudah menggunakan cara paling canggih dan terkini, tapi masih belum juga mendapatkan titik terang. Dan Dhea sekarang mengusulkan cara paling umum digunakan.

"Sayang, tapi aku sudah mencoba cara yang~"

"Bang, sekarang pakai saja segela cara. Pakai segala cara buat nemuin Ditrian. Dia pasti masih hidup dan andai, andai di sudah nggak ada. A-aku aku tetap ingin lihat tubuhnya." Dhea memotong perkataan suaminya.

Kata-kata yang meluncur dari bibir Dhea tersebut merupakan ucapan pasrah. Wanita paruh baya itu seolah sudah siap menerima takdir apapun yang akan menimpa putranya.

Dada Drake terasa sangat sakit mendengarnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa keluarganya akan mengalami cobaan seperti ini.

"Baiklah, mari lakukan itu. Aku bakal nyetak malam ini juga. Kamu tunggulah di kamar oke?" ucap Drake yang akhirnya setuju dengan ide istrinya. Ia mengusap rambut Dhea lebih dulu dan kemudian meninggalkan rumah.

Bruk!

Dhea menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur, ia juga meraih foto sang putra. Lalu, tangisnya kembali pecah.

"Anakku, Ditrian. Tuhan, jika anakku masih hidup, aku mohon kirimkan dia padaku dalam keadaan sehat. Namun ... namun jika dia telah ... telah tiada, a-aku, a-aku tetap ingin Kau mengirimkannya kepada ku meski entah seperti apa bentuknya. Aaaaah hiks."

Tangis yang begitu memilukan terdengar kembali dari kamar Dhea. Kali ini tangis itu lebih dalam dan juga lebih menyayat hati.

Virya dan Vikram yang ada di depan pintu pun tak kuasa masuk dan Virya tak kuasa untuk menahan air matanya. Virya tergugu di dada suaminya, menumpahkan semua kesedihan yang selama ini dipendamnya.

"Menangislah sayang, kamu berhak untuk itu,"ucap Vikram sambil mengusap lembut kepala istrinya. Selama ini Virya menahan perasaannya agar bisa menjaga Dhea. Dia tidak boleh ikut rapuh saat Dhea sudah sangat hancur. Namun sekarang, pertahanan itu runtuh juga.

"Bang, bagaimana kalau benar Ditrian sudah tidak ada,"sahut Virya ditengah isaknya.

"Mungkin bicara akan gampang tapi tidak dengan prakteknya. Hanya saja kita harus lebih kuat agar Mama dan Papa juga kuat. Mama pasti hancur banget, dan kita harus jadi pegangan yang kokoh baginya,"sahut Vikram dengan begitu bijak.

Virya hanya mengangguk dan mereka pun memutuskan untuk kembali ke kamar. Ya hari ini Vikram pulang ke kediaman Adiwitama setelah mendengar cerita putranya bahwa sang Oma susah sekali untuk makan.

Drake tidak menyebar berita hilangnya Ditrian ke media karena itu dianggap mustahil. Seorang Ditrian menghilang, warga media akan menganggap hal itu hanya sekedar kepura-puraan mengingat Ditrian yang katanya sering menghilang karena banyak wanita yang mengejarnya.

Maka dari itu kemunculan berita hilangnya Ditrian tidak pernah dianggap serius oleh warga media sosial.

"Pi, aku lihat Opa tadi buru-buru keluar. Mau kemana ya?" tanya Vindra setelah Vikram keluar dari kamar mengantar sang istri.

"Papi juga nggak tahu, tadi Papi sama Mami mau ke kamar Oma, tapi kayaknya Oma butuh waktu sendiri. Vin, apa kamu nggak ada pikiran kemana kira-kira Ditrian berada?" jawab pria paruh baya dengan kaca mata yang bertengger pada hidungnya.

"Nggak tahu Pi, atau lebih tepatnya nggak ada. Pas hari Ditrian dinyatakan hilang, aku langsung cek ke semua tempat yang pernah didatengi Ditrian, tapi nggak ada jejaknya sama sekali,"sahut pemuda yang usianya hanya terpaut dua tahun dengan Ditrian namun statusnya tetaplah keponakan.

Vikram terdiam, hilangnya Ditrian sungguh misterius. Tapi Vikram yakin bahwa ini adalah peruatan seseorang dan bukannya keusilan Ditrian semata.

Meski terkadang suka bebuat tengil dan usil, tapi Ditrian tidak akan pernah membuat kedua orangtuanya khawatir seperti ini.

"Vin, apa Ditrian punya musuh?" tanya Vikram.

"Nggak tahu juga, Pi. Tapi sekelas CEO muda macam Ditrian, mustahil kalau dia nggak punya musuh," sahut Vindra.

Vikram mengangguk setuju. Semua hal bisa saja mungkin.

TBC

1
marie_shitie💤💤
ya KLO mau lu buka usaha sendiri lah ngapain ganggu usaha orang
marie_shitie💤💤
ternyata tempramen nih orang ny
marie_shitie💤💤
curiga nih dia yg buat ditrian menghilang
marie_shitie💤💤
pasti itu si Steven
🍁𝐌𝐈❣️💋🅇'🄼🄰🅂-🅈🅆👻ᴸᴷ
Ambisius tapi salah tempat dasarr Stippoo🤣
marie_shitie💤💤
lain di hati lain di mata hahaha
Miss Typo
berharap secepatnya ada yg mengetahui kebusukan Steven
Rita
semoga kmu berjodoh ma orang yg lbh mencintai mu Re
🍁𝐌𝐈❣️💋🅇'🄼🄰🅂-🅈🅆👻ᴸᴷ: Oland kayaknya cocok ya
total 1 replies
Rita
hhhhmmmm
Rita
kirain mobil beneran ternyata blkngnya remote control👍👍👍👍bener juga sih😂
Rita
mulut manis hati paittt😜
Rita
lebih peka skrg mode hati anak kecil atau sblmya bwah alam sadary tau?
DozkyCrazy
Klo pny uang bikin ajj perusahaan sendiri setiip setiip
DozkyCrazy
😈😈😈
dewi rofiqoh
Coba gali lagi reneta! Apa yang membuat janggal menurutmu!
Miss Typo
sukurin tuh musuh dlm selimut si Steven gak berhasil menduduki tmpt nya Ditrian.
semoga Didit ngomong ke keluarga pas di rumah, apa yg dirasakan ke Steven tadi
dewi rofiqoh
Steven kecewa 🤣🤣🤣🤣kasihan deh kamu gagal jadi CEO
Dew666
💎💎💎💎💎
Nanin Rahayu
lanjut thorr
Ema
next ka othor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!