Seorang mafia kejam yang ingin memiliki keturunan. Namun sang istri hanya memiliki sedikit kemungkinan agar dia dapat mengandung. Begitu tipis kesabaran yang di miliki oleh pria tersebut pada akhirnya dia mengambil jalan tengah untuk memiliki keturunan dari wanita lain. Apakah nantinya sang Istri dapat menerima dengan senang hati merawat anak dari wanita lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritasaya22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERONA
Ziya berjalan dengan kaku, karena tidak terbiasa dengan sepatu bertumit yang ia gunakan . Setiap langkah kaki, membuat kedua payudaranya bergoyang.
Terasa amat risih. Namun, memikirkan ini adalah kehendak pria itu, Ziya kembali merona dengan pikiran kotor yang memenuhi benaknya. Bangunan ini begitu luas dan Ziya yakin akan tersesat, jika ia berjalan sendirian.
Pelayan itu mendorong pintu ganda kayu yang tinggi, hingga terbuka lebar.
"Silakan masuk, Nona." Ziya hanya mengangguk dan melangkah masuk. Langkah kakinya terhenti saat tatapannya bertemu dengan pria itu.
Darah Ziya berdesir, saat melihat betapa memukau dan maskulinnya pria itu. Ini adalah ruangan makan dengan meja makan yang sangat panjang.
Darren duduk di kursi utama. Saat pintu dibuka, ia tahu wanita itu sudah tiba. Tatapannya langsung terkunci ke arah pintu tersebut. Hasr*t memuncak hanya dengan menatap wanita itu dan merasakan kehadirannya.
Darren berdiri dari duduknya dan melangkah ke arah Ziya dengan tatapan yang masih saling terkunci. Ziya tidak melangkah mundur, walau jantungnya seakan mau copot.
Ia merindukan kehangatan dari pria itu.Satu tangan Darren diletakkan pada sisi wajah Ziya dan satu tangan lagi, diselipkan melingkari pinggang ramping itu. Memeluk erat, hingga tubuh mereka saling berhimpitan.
Ziya yang menengadah menatap Darren yang tersenyum tipis , tanpa sadar bibirnya mulai terbuka, meminta ciuman. Darren paham dan langsung mengulum bibir tipis itu.
Kali ini berbeda, sebab Ziya memberi balasan. Semalam, ia telah belajar banyak hal. Mendapatkan balasan membuat Hasr*t Darren rasanya ingin meledak . Kedua tangan Darren berpindah ke arah bok*ng ziya yang penuh dan bulat.
Meraba dan merem*s beberapa kali bok*ng yang begitu seksi. Tindakannya itu, membuat bagian inti tubuh mereka semakin berhimpitan.
Darren sepertinya kecanduan. Wanita ini bagaikan opium yang membuatnya gila karena hasr*t. Satu sentakan kuat pada bok*ng, membuat Ziya spontan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Darren.
Dengan bibir yang masih saling bertautan, Darren melangkah ke arah meja makan yang panjang dan mendudukkan bok*ng ziya di sana.
Melepaskan ciumannya, Darren langsung menyingkap gaun Ziya dan menampilkan kedua kaki yang putih sarta mulus itu.
Napasnya memburu, tapi Darren ingin menikmati setiap inci tubuh Ziya kembali , sebelum menuntaskan hasr*tnya. Kedua tangan Darren, mengelus paha Ziya .
Ziya mengerang dan tubuhnya menggelinjang, nikmat. Belum lagi jemari Darren di gesekkan ke kewanit**nnya yang tertutup kain segitiga renda maron tipis itu.
Darren menikmati kewanit**n Ziya yang penuh. Awalnya hanya satu jari yang merangsang kewanit**n itu. Namun, jari-jari yang lain, mulai lebih berani dan diselipkan di balik kain segitiga lewat dari samping.
"Begitu basah dan licin. Punyamu baby girl," gumam Darren, membuat Ziya melayang dan langsung merebahkan tubuhnya di atas meja. Saat ini Darren berdiri di antara kedua kaki Ziya yang terbuka lebar. Satu tangan bermain di kewanit**n, satu lagi meremas salah satu buah semangka yang masih tertutup pakaian.
Ziya berdes*h nikmat, saat satu jari Darren meluncur ke dalam kewanit**nnya. " Hmmmm, begitu hangat , punyamu baby girl" gumam Darren dan menyelipkan satu jari lagi. Dua jari Darren , mulai bergerak lihai, itu membuat pinggul Ziya terangkat.
Erangan Ziya membuat gerakan tangan semakin cepat dan cepat. Remasan tangan pada buah semangka semakin kuat. Tubuh Ziya bergetar hebat, saat ia mencapai org*sme.
Gerakan tangan Darren pun melambat, seiring dengan kesadaran Ziya yang kembali. Mengeluarkan jarinya, Darren langsung melorotkan celana dalam berenda yang sudah basah kuyup.
"Sekarang giliranku," ujar Darren, sambil memposisikan kejant*n*nnya ke arah kewanit**n Ziya, yang masih berkedut karena kenikmatan.
"T-Tunggu!" pinta Ziya menghentikan Darren yang hendak menyatukan diri, hendak bersenggama. Dengan tatapan heran, Darren menatap ke arah Ziyaa yang bangkit dan turun dari meja itu.
"Giliranku," bisik Ziya dan langsung berlutut di hadapan Darren. Tanpa ragu, tangannya menggenggam kejant*n*n yang sudah begitu siap dan memanjakannya dengan mulut dan lidahnya.
Ziya mencoba melakukan, seperti yang dilakukan pria ini kepada dirinya. Lidah mungilnya terjulur untuk membelai ujung kejant*nan itu, sesekali bibirnya akan mengulum.
Darren menengadah sambil memejamkan mata, mengerang nikmat. Wanita ini jauh dari kata seorang ahli, tapi ketidaktahuannya itu membuatnya semakin bergairah.
Sebelah tangan Darren menahan belakang kepala ziya, lalu menggerakkan pinggulnya, maju mundur, perlahan. Ia ingin mengajari wanita itu, bagaimana caranya bermain dengan kejantan*nnya ini.
Ziya kewalahan, saat menerima batang besar dan kokoh ke dalam rongga mulut. Namun, perlahan ia mengerti apa yang harus dilakukan. Ziya memaju mundurkan mulutnya yang mengulum kejant*nan itu.
"Ya...., ya.... Sssshhh... ya...." Darren mendes*h, mengerang nikmat. Tangannya terjulur ke bawah dan mencengkeram buah semangka montok itu.
Meremas, kasar dan sesekali mencubit bijinya itu. Ziya mempercepat permainan bibirnya, tanpa sadar pinggulnya bergoyang sendiri, maju mundur. Ya, kewanit**nnya berdenyut dan begitu basah, ia ingin dan siap.
Namun, Ziya masih ingin memuaskan pria itu dengan mulutnya. Darren, mulai menggoyangkan pinggulnya. Cepat dan semakin dalam, membuat Ziya hampir tercekik.
"Arghhh...." raung Darren, saat kejantan*nnya menyemprot inti tubuhnya ke dalam mulut wanita itu.
Ziya hendak melepaskan mulutnya dari kejant*nan itu, tapi Darren menahan kepalanya.
"Telan baby girl ..." ujar Darren dengan suara begitu serak. Ziya mengerjap beberapa kali dan mencoba melakukan hal itu.
Ternyata ini tidak terlalu buruk. Menyesap sisa-sisa inti tubuh itu, seperti menyesap sedotan, tapi lebih kuat. Isapan itu membuat Darren menggelinjang nikmat, belum lagi lidah mungil itu menari-nari di ujung kejant*nannya di mana inti tubuh masih menetes.
Tidak lagi tahan, Darren menyelipkan tangan ke bawah lipatan lengan ziya dan dengan satu sentakan, mengangkat tubuh mungil itu.
Spontan, ziya melingkarkan kakinya ke pinggang Dastan. Kewanit**n Ziya yang terbuka lebar, menempel pada perut bagian bawah Daren.
"Kamu begitu hangat dan basah. Sudah begitu siap ? Hmmm.... baby girl ! " bisik Dastan, saat merasakan kewanit**n itu yang menempel padanya.
Ziya mengangguk dan baru hendak bicara, bibirnya sudah dibungkam dengan ciuman basah. Lidah Darren menyerbu ke dalam rongga mulut ziya dan lidah mereka saling bertautan.
Masih berciuman, Darren mulai mengatur kejant*nannya yang masih tegang, padahal baru saja mencapai klimaks. Ya, hasr*t Darren cukup besar, tapi hanya wanita ini yang mampu membuatnya terus menginginkan nya .
Satu sentakan pinggul, membuat kejantan*nnya meluncur ke dalam kewanit**n ziya yang masih begitu kencang.
"ARGHH!" pekik Ziya , merasakan sakit yang menusuk. "Sssttt.... Tidak apa-apa, baby girl .. ini tidak akan lama," bisik Darren di sela ciuman dan mulai menggoyang tubuh Ziya , naik turun.
Ziya terus meracau diselimuti rasa sakit dan nikmat, secara bersamaan. Darren kembali merebahkan tubuh ziya ke atas meja makan.
Ya, ia ingin menikmati kemolekan tubuh wanita ini. Ziya memejamkan mata dengan pinggul yang terangkat. Tubuhnya tersentak-sentak, beriringan dengan hantaman kejant*nan yang jauh dari kata lembut.
Darren melahap kemolekan itu. Jari tangannya membelai bagian atas Kewanit**n milik Ziya dan satu tangannya lagi, meremas buah semangka dengan bijinya yang begitu menantang itu. Namun dari keseluruhan, yang paling disukainya adalah vag*na montok dengan bagian dalam berwarna merah muda, apalagi begitu ketat.
Pinggul menghantam kuat. Kedua kaki Ziya terbuka lebar dan terkulai lemas. la dibuat melayang, karena kenikmatan. Akhirnya Darren kembali klim*ks dan menumpahkan seluruhnya ke dalam rahim Ziya .
Berharap, wanita ini segera hamil, keturunannya. Ziya terkulai lemas dengan napas memburu, yang membuat payudaranya ikut naik turun. Darren melepaskan penyatuan dan kali ini, ia baru merasa puas.
Darren merapikan pakaiannya kembali. Namun, sebelum pergi, ia kembali menyesap payudara menantang yang amat disukainya itu.
Selama beberapa menit, Darren memainkan bukit kembar itu. Ziya pasrah, sebab ia begitu kelelahan dan tidak mampu bergerak.
Setelah merasa puas, Darren pun berdiri tegak. Lalu, mengeluarkan sapu tangan dari saku celana. Sapu tangan itu digunakan untuk menyeka kewanitaan ziya yang penuh dengan inti tubuhnya.
Yang masih menetes-netes keluar dari lubang kewanitaan merah muda. Ya, itu terlihat begitu menggoda. Sapu tangan kotor itu pun dibuang ke lantai, sebelum menggendong ziya yang sudah terlelap, karena kelelahan.
Darren menggendong ziya yang telanjang, keluar dari ruang makan. "TURUNKAN PANDANGAN KALIAN !" seru Darren . para pelayan dan pengawal langsung menundukkan kepala.
Darren membopong Ziya ke lantai atas. Menendang pintu kamar hingga terbuka, Darren melangkah masuk dan merebahkan tubuh Ziya ke atas ranjang dengan seprei putih.
Ini adalah kamar tamu terbagus yang ada di mansion megah ini. Sekali lagi, Darren memanjakan matanya dengan ketelanjangan Ziya . Ia kembali nafsu , tapi ia menahan diri.
Sebab wanita itu jelas-jelas kelelahan. Menarik selimut menutupi tubuh indah itu, lalu Darren melangkah keluar dari kamar, tanpa berpaling satu kali pun.
Baginya ini murni hubungan hanya hubungan in*tim, untuk mendapatkan keturunan. Kemudian Ziya tidak lagi perlu diingat, apalagi terlibat dalam kehidupannya. Sebab, itu akan merusak kehidupannya yang sempurna. Tiga jam kemudian, Ziya terbangun karena perut yang keroncongan.