Dihina dan direndahkan oleh keluarga kekasihnya sendiri, Candra Wijaya benar-benar putus asa. Kekasihnya itu bahkan berselingkuh di depan matanya dan hanya memanfaatkannya saja selama ini.
Siapa sangka, orang yang direndahkan sedemikian rupa itu ternyata adalah pewaris tunggal dari salah satu orang terkaya di negara Indonesia. Sempat diasingkan ke tempat terpencil, Candra akhirnya kembali ke tempat di mana seharusnya ia berada.
Fakta mengejutkan pun akhirnya terkuak, masa lalu kedua orang tuanya dan mengapa dirinya harus diasingkan membuat Candra Wijaya terpukul. Kembalinya sang pewaris ternyata bukan akhir dari segalanya. Ia harus mencari keberadaan ibu kandungnya dan melindungi wanita yang ia cintai dari manusia serakah yang ingin menguasai warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya.
Harta, Tahta dan Wanita "Kembalinya sang Pewaris. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Candra melangkah mendekati Viona, mencengkram kedua bahunya dengan mata berkaca-kaca. "Sebenarnya kamu kenapa, Viona? Kerasukan setan apa kamu? Kenapa kamu tiba-tiba kayak gini?" tanyanya seraya menahan sesak di dada.
Kekasihnya yang sangat ia cintai berubah hanya dalam sekejap mata. Padahal, pagi ini hubungan mereka masih baik-baik saja. Candra bahkan rela memberikan seluruh sisa tabungan untuk wanita yang ia cintai itu. Sikap Viona membuat Candra syok luar biasa. Bukannya disambut dengan tangan terbuka, malah dimaki dan dipermalukan di depan orang banyak.
Viona membulatkan kedua mata seraya menggerakkan tubuhnya sedemikan rupa. "Apa-apaan kamu, hah? Lepasin, gak? Dasar orang miskin gak tau diri."
Pria yang berdiri tepat di samping Viona segera menghempaskan tubuh Candra dengan kasar hingga pria itu tersungkur di atas lantai. "Jangan pegang-pegang pacar orang. Lancang sekali kamu, hah! Dasar manusia gak tau diri!" bentaknya dengan suara lantang.
Candra memejamkan kedua matanya sejenak, menarik napas dalam-dalam mencoba menghilangkan rasa sesak yang terasa memenuhi dada, mencoba untuk bersikap tenang. Ia yakin, kekasihnya itu sedang acting semata atau dirasuki sesuatu yang kasat mata. Candra berdiri tegak dengan dada naik turun, menahan emosi.
"Sadarlah, Viona. Setan apa yang merasuki kamu? Saya pacar kamu, kita bahkan udah berencana buat menikah," ucapnya dengan lembut.
Viona melangkah mendekat, telapak tangannya seketika melayang ke udara lalu mendarat di wajah Candra keras dan bertenaga. Aksinya tentu saja berhasil menarik perhatian semua yang berada di sana. Karyawan yang baru diterima di perusahaan tersebut seketika saling berbisik membicarakan mereka. Banyak yang menduga jika mereka terlibat cinta segi tiga dan Chandra berada di pihak yang salah.
"Ka-kamu nampar saya?" tanya Chandra, seraya mengusap satu sisi rahangnya, rasa panas seketika terasa membakar permukaan kulit wajahnya.
"Iya, aku nampar kamu, Chandra, biar kamu sadar. Laki-laki miskin kayak kamu gak pantas mengemis cinta sama wanita cantik kayak aku. Gak ngaca kamu, ya?" bentak Viona seraya menunjuk wajah Candra menggunakan jari telunjuk. "Lebih baik kamu pergi sebelum kamu semakin malu, Chandra."
"Kayaknya, tamparan aja gak cukup buat menyadarkan nih cowok," timpal Bram dengan senyum seringai.
Chandra mengabaikan ucapan Bram, kembali menatap wajah Viona berharap wanita itu sadar. "Kamu lupa sama apa yang udah aku berikan sama kamu, Viona? Kamu lupa selama beberapa bulan ini kita--"
"Cukup, Chandra. Cukup!" sela Viona dengan suara lantang. "Sebelum kamu semakin dipermalukan di sini, lebih baik kamu pergi!"
"Tidak, saya gak akan pergi dari sini sebelum kamu mengakui saya sebagai pacar kamu. Saya cinta sama kamu, Viona. Saya bahkan rela memberikan semua uang tabungan saya demi kamu."
"Gak usah mengungkit uang tidak seberapa itu, Candra. Uang yang kamu kasih ke aku gak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang udah diberikan sama Bram buat aku!"
Candra mengusap wajahnya kasar dengan mata terpejam. Hatinya benar-benar sakit bak disayat beribu-ribu pisau tajam. Kekasih yang sangat ia cintai tega melakukan ini kepadanya setelah pengorbanan besar yang telah ia lakukan selama ini. Sepertinya, inilah wajah asli Viona. Selama ini, wanita itu hanya memanfaatkannya dan tega membuangnya begitu saja setelah menguras habis harta yang ia punya. Padahal, tidak banyak yang ia miliki, tapi ia rela memberikan semuanya kepada Viona.
"Oke, saya akan pergi dari sini, Viona, tapi saya gak akan pernah melupakan hari ini," ucap Candra dengan putus asa, kedua matanya nampak tajam menatap wajah wanita bernama Viona. "Saya gak akan meminta apa yang udah saya berikan sama kamu, saya ikhlas bersedekah kepada orang yang kurang mampu seperti kamu!"
"Dasar kurang ajar. Orang yang kurang mampu katamu?" bentak Viona, telapak tangannya kembali melayang ke udara, hendak mendarat di wajah Candra.
"Cukup!" bentak seorang wanita, membuat telapak tangan Viona tertahan di udara.
Wanita itu menurunkan pergelangan tangannya lalu menoleh ke arah sumber suara. "Siapa kamu? Jangan ikut campur sama urusan orang lain, ya," ujarnya dengan tegas dan penuh penekanan.
"Minggir semuanya!" teriak Erlin, menatap semua yang berada di sana, membuka jalan untuk sang majikan.
Rosalinda dan Erlin sekretarisnya melangkah melintasi orang-orang yang berada di sana. Wajahnya nampak datar, pandangan matanya lurus menatap ke depan dan berhasil mencuri perhatian. Rosalinda menghentikan langkahnya, berdiri tepat di depan Candra, sementara Erlin berdiri menghadap karyawan pabrik dengan wajah datar. Rosalinda menatap satu sisi wajah Candra yang memerah dan sedikit membengkak.
"Jadi, dia tunangan yang kamu ceritain tadi?" tanyanya lalu mengalihkan pandangan matanya kepada Viona.
"Be-betul, Nyonya," jawab Candra, kepalanya tertunduk malu.
Rosalinda menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan, berbalik lalu menatap semua orang yang berada di sana. "Panggil manager pabrik. Saya mau bicara sama dia," pintanya dengan tegas.
Bram terperanjat, keningnya mengerut. "Aku manager pabrik. Anda siapa berani memanggilku?" tanyanya dengan sinis.
"Oh, jadi kamu manager pabrik di sini," ucap Rosalinda seraya mengangguk-anggukkan kepala. "Pantas aja kinerja pabrik ini terkenal buruk, ternyata punya manager bejat kayak kamu."
Wajah Bram seketika memerah dan terasa panas dengan rahang mengeras. "Anda siapa berani berkata seperti itu tentang aku dan pabrik ini, hah? Asal Anda tau aja ya, pabrik ini bisa maju gara-gara aku," bentaknya dengan murka.
Rosalinda tersenyum mengejek. "O ya? Hmm ... sayang sekali, apa yang kamu katakan berbeda dengan laporan yang saya terima."
"Sebenarnya Anda siapa, wanita tua?" bentak Bram seraya menunjuk wajah Rosalinda menggunakan jari telunjuknya sendiri.
Rosalinda sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Bram, wanita itu menoleh dan menatap wajah Candra dengan sayu. "Kamu baik-baik aja? Muka kamu bengkak, astaga!"
Candra tersenyum getir seraya mengusap satu sisi wajahnya yang masih terasa nyeri akibat tamparan. "Saya baik-baik aja, Nyonya."
"Sudahlah, wanita kayak gitu gak usah diperjuangin. Masih banyak wanita-wanita cantik di luaran sana yang mau sama kamu. Apalagi kamu lumayan cakep," ucap Rosalinda, lalu mengalihkan pandangan matanya kepada Erlin, sekretarisnya. "Noh, sekretaris saya masih jomblo. Saya yakin dia mau sama kamu."
Wajah Erlin seketika memerah, tersipu malu. "Nyonya apaan sih?" decaknya seraya memalingkan wajah ke arah samping.
"Saya cuma orang miskin, Nyonya. Mana ada wanita yang mau sama saya," decak Candra, semenjak mendapatkan hinaan dan cacian, rasa percaya dirinya benar-benar hilang tidak bersisa.
Viona tersenyum lebar. "Sukur deh kalau kamu sadar diri. Udah tau miskin, masih aja berharap sama aku. Sana ... cari wanita yang sama miskinnya kayak kamu. Dasar petugas kebersihan gak tau diri."
"Diam kamu, kalau kamu masih berani ngomong lagi, saya robek mulut kamu. Dasar jalang gak tau malu," bentak Rosalinda, menatap wajah Viona dengan tajam, lalu kembali menatap wajah Candra. "Hmm ... siapa nama kamu?"
"Candra, Nyonya."
Rosalinda terdiam sejenak dengan kening dikerutkan. "Ca-Candra? Eu ... nama panjang kamu?"
"Candra Wijaya, Nyonya."
Bersambung ....
lh
sekarang ohhh ada yang sengaja niat
jahat menculik Candra jadi tukang sapu jadi viral bertemu orang tua nya yang
tajir melintir setelah hilang 29 th lalu
👍👍
jangan mendekati viona itu wanita
ga benar tapi kejam uang melayang
empat jt ga taunya menipumu Chan..😭