NovelToon NovelToon
Story Of April

Story Of April

Status: tamat
Genre:Menikah Karena Anak / Hamil di luar nikah / Teen School/College / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:643
Nilai: 5
Nama Author: Hyeon Gee

Aku pernah merasakan rindu pada seseorang dengan hanya mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagiku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyeon Gee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Story 1

Aku pernah mengarang sebuah cerita yang menceritakan tentang kita yang berakhir bahagia… 02 Juni 2007

“Ho Chang Yi. Panggil aku Chang Yi. Aku ingin kau menjadi temanku karena aku iri pada Soo Bin yang selalu mendapat teman dengan mudah.”

“Kalau aku tidak mau. Bagaimana? Aku tidak suka berteman dengan orang yang sombong,” sahut Seol Hee.

“Aku tidak sombong. Tapi, aku bicara fakta. Kalau aku bilang, aku bisa mengendarai mobil. Itu betul. Kalau aku bilang, aku anak orang kaya. Itu juga benar. Dan kalau kau tidak mau berteman denganku. Aku akan tetap memaksamu. Karena aku egois. Aku terbiasa mendapatkan apa yang aku inginkan.”

“Kau bahkan tidak punya malu.”

Segera Seol Hee beranjak dari duduknya dan sejenak menepuk rok sekolahnya yang tertempeli debu pasir.

“Kau mau ke mana? Duduk. Kita belum selesai,” omel Chang Yi.

“Kau bahkan kelihatan bodoh dengan kacamata hitam itu,” umpat Seol Hee.

“Ini pantai,” sahut Chang Yi tak mau kalah.

“Hantu pun tahu kalau ini pantai.”

Segera, Chang Yi melepas kacamatanya dan mengerjap cepat.

“Ini sudah senja. Kupikir memang karena kacamataku yang gelap,” ujar Chang Yi linglung.

Tidak peduli, Seol Hee pun melangkah pergi meninggalkan Chang Yi yang akhirnya ikut membayai langkahnya. Dan sejak hari itu, Chang Yi melakukan keegoisannya. Dia membuntuti ke manapun Seol Hee pergi, sampai Seol Hee masuk dengan aman ke rumahnya, dia baru akan pergi meninggalkan gadis itu.

“Sebenarnya apa yang kau lakukan setiap hari selalu pulang terlambat?” tanya Chang Mi, Kakak sulungnya.

“Ada sesuatu yang aku urus,” sahut Chang Yi sembari fokus mengerjakan PR-nya.

“Kau sedang berkencan dengan seseorang lagi?”

“Tidak. Aku tidak pernah pacaran lagi sejak Ji Won selingkuh dan meninggalkanku.”

“Bocah Tengil. Kau masih kecil. Berusahalah fokus hanya untuk sekolah. Jangan memikirkan pacaran.”

“Aku sudah 16 tahun.”

“Kau bahkan belum memiliki izin mengemudi tapi, sudah berani mengendarai motor ke sekolah.”

“Selama Ayah dan Ibu membayar pajak dengan baik. Dan aku tidak melakukan hal bodoh. Tuhan pasti akan melindungi kita.”

“Sejak kapan kau bawa-bawa Tuhan dalam hidupmu?” tanya Chang Mi dengan senyum sinis.

“Sejak tadi. Keluar. Aku mau belajar. Besok ada ujian.”

“Sejak kapan kau begitu serius tentang pelajaran?”

“Sejak tadi. Pergi!”

Mendengar teriakan Adiknya, Chang Mi pun hanya tersenyum geli dan mengacak rambut Si Bungsu yang semakin kesal sebelum dia benar-benar keluar dari kamar.

“Iya. Sejak kapan aku membawa Tuhan dalam hidupku? Sejak kapan aku jadi anak rajin dan taat aturan? Aku Ho Chang Yi. Haaa…” batin Chang Yi yang kemudian menghela napas keras.

...🌸🌸🌸...

“Ayo, naik. Pulang denganku hari ini. Ada yang ingin aku bicarakan.”

“Tidak. Aku tidak ingin ke mana-mana.”

“Naik atau aku akan terus menghalangimu di sini.”

Dengan perasaan tidak nyaman, Seol Hee pun naik ke motor Chang Yi dan ikut melaju bersamanya menuju ke Pantai Haeundae.

“Minum ini,” ujar Chang Yi usai membukakan sebotol sparkling water.

Diam, Seol Hee menerimanya dengan lesu.

“Cerita sekarang,” perintah Chang Yi usai meneguk sedikit minumannya.

Namun, sejenak Seol Hee hanya mendengus kesal dan mendorong kepala Chang Yi yang hanya meliriknya sinis sesaat.

“Sudah kubilang dari awal, aku egois. Aku sudah dapatkan apa yang aku inginkan jadi, aku akan pertahankan bagaimanapun caranya. Hujan, badai, semi, panas, salju. Semua musim, kau tetap harus di sisiku yang sudah berjuang enam bulan untuk jadi temanmu. Jadi, ceritakan apa yang sekarang terjadi.”

“Haaa…aku bahkan bukan pacarmu. Tapi, kau selalu menjajalku dengan…”

“Mau jadi pacarku?” tanya Chang Yi yang tiba-tiba menatap Seol Hee.

“Huk! Uhuk! Uhuk!”

“Hmm. Iya, iya. Sudah tidak apa-apa,” sahut Chang Yi seraya menepuk-nepuk punggung Seol Hee yang tersedak.

“Orang gila,” umpat Seol Hee usai menepis tangan Chang Yi yang hanya tersenyum geli, “kau ingin membunuhku? Jangan coba-coba lagi kau melontarkan candaan seperti itu. Aku tidak suka. Kau tahu aku sudah punya pa…”

“Kalian putus hari ini,” sahut Chang Yi yang lagi-lagi memutus omelan Seol Hee dan kali ini, tanpa mengalihkan pandangan dari laut biru Pantai Haeundae.

“Haaa…apa kau menguntitku? Bahkan yang ini pun aku belum cerita,” sahut Seol Hee melemah.

“Apa kau tidak lelah?”

“Lelah kenapa?”

“Menjalani hubungan aneh seperti ini. Dituduh selingkuh, bertengkar, lalu putus. Tidak lama kembali lagi. Apa kau tidak lelah?”

Diam, Seol Hee hanya menatap kosong sesaat kearah yang sama dengan Chang Yi.

“Lelah? Iya. Dia pacar pertamaku. Ciuman pertamaku pun aku lakukan dengannya. Bagaimana mungkin aku tidak lelah sementara, teman yang lain bisa bergonta-ganti pacar di masa SMA ini.”

“Apa kali ini benar-benar tidak bisa putus? Dia bahkan sudah mengataimu wanita murahan hanya karena kau menonton pertandingan basket sekolah, dan kau masih bisa kembali padanya.”

“Haaa…” Seol Hee menghela napas keras lalu menggeleng pelan, “entah hati ini terbuat dari apa. Aku seperti tidak sanggup kehilangannya.”

“Karena dia yang pertama?”

“Mungkin.”

Ada perubahan suara dari Seol Hee yang kini tertunduk lemah. Ya, dia terisak detik itu dan Chang Yi hanya memberikan pundaknya agar dia bisa meletakkan dahinya.

“Apa dia mengataimu lagi kali ini?”

“Mmm,” sahut Seol Hee dengan isaknya.

“Apa yang dia katakan padamu?”

“Dia bilang, aku selingkuh karena selalu bersamamu. Di sekolah sepertinya ada orang yang dia percaya untuk mengawasiku.”

Sekilas tampak Chang Yi tersenyum sinis.

“Dia benar sayang atau hanya overprotective.”

“Aku pun melakukan hal yang sama. Setiap kali kami bertemu, aku selalu memeriksa ponselnya. Dan aku tidak pernah memiliki SNS karena dia tidak membolehkanku.”

“Itu sudah tidak sehat. Walaupun Tuhan takdirkan kau untuknya. Kalau bisa, minta rubah saja jodohmu. Itu benar-benar sudah tidak sehat. Apa dia pernah main tangan denganmu?”

“Belum pernah,” sahut Seol Hee seraya menggeleng cepat.

“Apa harus menunggu sampai pernah?”

Segera Seol Hee mengangkat kepalanya dan menatap Chang Yi yang telah melihatnya lebih dulu.

“Kenapa? Aku salah? Kadang mencari pembenaran itu mudah. Apalagi bersangkutan dengan hati. Tapi, gunakan akal sehatmu. Dia bahkan belum jadi suamimu.”

“Kenapa setiap aku cerita kau selalu memberikan solusi aneh?”

“Bukan solusi aneh. Orang yang bercerita itu ada kalanya harus ditampar dengan kata-kata. Kalau hanya pukulan saja, sejam kemudian juga sakitnya hilang, dan pasti akan mengulangi hal yang sama. Ada titik di mana aku hanya akan jadi pendengar dan ada masa di mana aku akan melontarkan apa yang aku pikirkan. Tapi, kadang manusia itu tidak ingin menggunakan akalnya. Alasan tipis, karena cinta, karena keadaan, karena dia mungkin bisa berubah. Tetapi, setelah ada salah fatal yang terjadi, dia akan menyesal dan mengutuk sejadi-jadinya.”

“Aku…untuk sekarang belum ingin menerima apa yang kau katakan. Hanya itu. Ayo, pulang.”

Diam, sunyi, tidak ada apapun yang menjadi bahan percakapan mereka selain deru motor dan angin senja.

1
Mystorios _ Writer
Menarik
goyangi13: Terima kasih banyak kak 🙏🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!