NovelToon NovelToon
Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Dijodohkan Orang Tua / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:418
Nilai: 5
Nama Author: chayra

zaira Kalya , gadis bercadar yang bernasib malang, seolah cobaan terus mendatanginya. Setelah Tantenya-tika Sofia-meninggal, ia terpaksa menerima perjodohan dengan albian Kalvin Rahardian-badboy kampus-yang begitu membencinya.

Kedua orang tua ziara telah meninggal dunia saat ia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, hingga ia pun harus hidup bersama tika selama ini. Tapi, tika, satu-satunya keluarga yang dimilikinya juga pergi meninggalkannya. tika tertabrak oleh salah satu motor yang tengah kebut-kebutan di jalan raya, dan yang menjadi terduga tersangkanya adalah albian.

Sebelum tika meninggal, ia sempat menitipkan ziara pada keluarga albian sehingga mereka berdua pun terpaksa dinikahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2

Seorang wanita paruh baya berlari dengan terburu-buru masuk ke dalam rumah sakit setelah turun dari dalam mobilnya. Rambutnya melambai bersamaan dengan langkah kakinya yang semakin dipercepat menuju ruang IGD.

Wanita bernama diana Malik itu mengusap air matanya yang menetes tanpa bisa ia tahan setelah melihat jaket hitam milik putra tunggalnya-albian Kalvin Rahardian-tergeletak di kursi tunggu depan ruang IGD.

“arfa, gimana keadaannya albian? Dia baik-baik aja kan? Dia gak terluka parah kan?” tanya diana sambil terisak. Dadanya seketika sesak mengkhawatirkan kondisi putranya di dalam sana yang entah selamat atau tidak.

Arfa dan Rifki saling melempar pandangan. Keduanya masih bungkam di tempat. Sama-sama takutnya pada diana yang mungkin saja akan menyalahkan mereka atas kecelakaan yang terjadi pada albian.

“albia pasti selamat, Tante. Dia itu cowok yang kuat. Pasti dia bisa melewati masa kritisnya dengan mudah,” sahut brigita yang baru kembali dari toilet. Bahkan tangannya saja masih kelihatan basah.

Diana menoleh cepat, bersamaan dengan air matanya yang menetes ke pipi. “Kamu juga di sini rupanya?” tanyanya dengan tatapan tak suka. “Sudah Tante peringatkan sebelumnya sama kamu untuk tidak mengajak albian balapan lagi. Tapi, kamu gak pernah mau dengar, Git. Sekarang gimana kalau sudah begini?”

Brigita mengerutkan dahinya seraya melipat kedua tangannya di depan dada. “Loh... Kok Tante malah nyalahin aku sih? Yang balapan kan albia , sama mereka berdua tuh,” balasnya sambil menunjuk rifki dan arfa dengan dagu. “Salahin mereka aja tuh, Tante.”

Rifki dan rifki seketika panik mendengarnya. Mereka saling senggol-sengolan dengan kepala yang ditundukkan ke lantai. Keduanya takut melihat ke arah Dianara yang bisa saja murka.

Sayangnya, diana kali ini tak ingin menghabiskan tenaganya dengan sia-sia. Jangankan untuk marah, berdiri saja kakinya terasa lemas.

Diana memilih duduk di kursi, menunggu hingga salah satu dokter di dalam sana keluar memberikan kabar baik untuknya tentang kondisi sang putra.

Hingga beberapa menit kemudian, seorang perawat keluar dengan tergesa-gesa, mencari wali dari pasien di dalam IGD yang kondisinya sudah sangat parah.

“Wali dari Bu tika apa ada di sini? Beliau ingin bertemu,” ucapnya.

Diana ikut mengedarkan pandangan, memastikan orang yang dicari sang perawat itu ada di sana. Ternyata nihil.

Arfa dan rifki mendadak senggol-senggolan. Keduanya saling melempar pandangan.

“Maaf, Sus. Apa Bu tika ini korban yang tabrakan tadi?” tanya rifki memastikan rasa penasarannya. Seingatnya yang masuk ke dalam ruang IGD hanya dia lah satu-satunya wanita.

Perawat itu menganggukan kepalanya cepat. “Benar. Beliau mencari keponakannya sekarang. Saya khawatir tidak ada banyak waktu lagi. Kondisi Bu tika sudah sangat lemah. Luka di kepalanya cukup parah. Nampaknya terbentur aspal dengan keras,”jawabnya.

Diana membekap mulutnya dengan mata terbelalak. Seketika ia bangkit berdiri dan berjalan mendekati rifki yang duduk tak jauh darinya.

“Jadi albian nabrak orang, rif?” tanya Dianara memastikan kalau dugaannya salah. Ia ingin sekali tak mempercayai firasatnya itu.

Sebuah anggukan pelan dari rifki berhasil membuat tubuhnya oleng ke samping. Beruntung ada arfa yang siaga memeganginya.

Air mata diana pun luruh tanpa bisa lagi ia tahan. Lalu, bergegas ia mendekati perawat tadi yang akan masuk kembali ke dalam ruangan IGD sebab tak berhasil menemukan orang yang dicarinya.

“Maaf, Sus. Bisa saya ketemu sama Bu tika? Sepertinya saya kenal beliau. Barangkali ada pesan penting yang ingin beliau sampaikan,”Ucap diana sambil menghapus air matanya.

“Kalau begitu silahkan ikuti saya, Bu.”

Diana berjalan mengikuti perawatan tadi masuk ke dalam ruang IGD hingga tiba di ranjang tempat tika dirawat.

Tubuh tika terlihat begitu lemah. Bahkan napasnya pun sudah tidak beraturan. Detak jantungnya juga semakin melemah, ditambah banyak cairan merah ditubuhnya.

“Di mana keponakan saya, Sus?” tanya tika lirih. Suaranya nyaris tak terdengar saking lemahnya.

Belum sempat suster tadi menjawab, diana segera mendekat. Digenggamnya tangan Eva dengan erat penuh rasa bersalah.

“Maafkan anak saya ya, Bu. Saya benar-benar minta maaf. Saya mewakili anak saya memohon maaf pada Ibu,” ucap diana sambil terisak.

“Saya sudah maafkan. Bukan salah putra ibu. Tapi sudah takdir saya.”

Diana harus mendekatkan telinganya agar bisa mendengar ucapan Eva. Suaranya semakin lemah, seperti tubuhnya yang makin tak berdaya.

“Kalau boleh saya mau minta tolong,” uucap tika dengan mata setengah terpejam.

“Apa itu, Bu? Saya janji akan bantu,” tanya diana.

Tika mencoba mengendalikan dirinya agar tetap tersadar. “To-long bantu keponakan saya. Dia tidak punya siapa-siapa lagi selain saya. Dia anak baik. Tapi nasibnya malang. Saya mohon, bantu dia, Bu.”

Selesai bicara, Eva kehilangan kesadaran.Diana memanggil perawat serta dokter untuk memeriksa. Ternyata, tika sudah pergi untuk selamanya.

Diana semakin terpukul. Ia satu-satunya orang yang mendapat amanah terakhir dari tika sebelum meninggal. Dan sebagai penebusan dosa atas kesalahan fatal yang dilakukan albian, maka diana bertekad akan menjalankan amanah tika di detik terakhir sebelum kepergiannya.

Beberapa hari kemudian....

Kondisi albian semakin membaik. Bahkan luka-lukanya juga sudah mengering.

Untungnya tak ada luka yang serius. Tapi, benturan keras pada kepalanya membuat albian mengalami amnesia disosiatif, di mana ia kehilangan memori episodiknya yang entah akan berlangsung dalam berhari-hari atau bahkan tahun. Bahkan ia tak bisa mengingat kecelakaan yang dialaminya malam itu.

Albia memilih mengambil izin dari kampus hingga semua luka yang ia dapatkan dari kecelakaan itu benar-benar sembuh total.

Sedangkan ingatannya, tak ada yang tahu akan hilang sampai kapan.

Diana lega melihat kondisi putranya yang berangsur pulih meski sebagian ingatannya hilang. Meski begitu ia tak akan ingkar janji pada pesan terakhir tika padanya.

Ia sudah meminta seseorang mencari keberadaan keponakan tika. Malam itu, kondisi albian mendadak parah. Detak jantungnya menurun hingga Dokter menggunakan alat kejut jantung saat jantungnya hampir berhenti berdetak.

Diana fokus dengan kondisi albian hingga kehilangan tika yang malam itu dibawa pulang oleh ziara dari rumah sakit.

“Gimana? Sudah dapat alamatnya?” tanya diana pada pria berbadan tegap di depannya.

“Sudah, Bu. Ini alamat gadis itu. Dia sekarang tinggal sendirian di kontrakannya,” jawab pria tadi sambil mengulurkan potongan kertas kecil pada diana.

“Bagus. Hari ini juga kita temui dia. Saya tidak akan tenang sebelum bertemu dengan gadis bernama ziara itu. Kamu siapkan mobilnya. Sepuluh menit lagi kita berangkat. Saya bantu albian ke kamarnya dulu,” titah diana sebelum berlalu pergi menuju albian yang duduk di meja makan.

Tak ada yang berbeda dari pemuda itu.Semuanya nampak sama seperti sebelumnya.Hanya saja ia kadang kebingungan mengingat beberapa hal, terutama kejadian malam nahas itu.

Kata Dokter, ingatannya bisa kembali sewaktu-waktu tapi Dokter pun tak tahu kapan pastinya ingatan albian akan kembali.

1
shora_ryuuka shoyo
Wow, luar biasa!
Raquel Leal Sánchez
Membuat saya terharu
y0urdr3amb0y
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!