NovelToon NovelToon
Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ferdi Yasa

Seorang anak tiba-tiba ingin membeliku untuk menjadi Ayahnya. Dia bilang, jika aku menjadi ayahnya, maka dia akan memberikan Ibunya padaku. Gratis.

Menarik.

Tapi ternyata, ibunya tidak seperti wanita pada umumnya. Dia ... sedikit gila. Setiap hari yang ada di kepalanya hanya memikirkan bagaimana caranya menanggalkan seluruh pakaianku.

Aku, Sebastian Foster, bersumpah akan menahan dia di sisiku. Selamanya. Karena dia yang sudah mer4ngs4ng g4irahku, jangan berharap aku bisa berhenti!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ferdi Yasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Sekarang, Kamu Adalah Milikku

Melihat tangan Sebastian yang perlahan naik, Samantha hanya ingin menjerit. Dia tidak bisa menarik lagi tangannya, atau merengganggkan kakinya.

Samantha hanya bisa mengancam, “Apakah kamu tahu hukum? Menyentuh seseorang tanpa persetujuannya adalah melanggar hukum.”

Namun, Sebastian malah mengejek dengan senyum miringnya. “Kau tidak tahu kalau anakmu sudah memberikanmu padaku secara gratis?”

Memberikannya secara gratis?

Jantung Samantha seperti akan meloncat.

“Sekarang kamu adalah milikku,” kata Sebastian lagi. “Dan aku hanya sedang memilah-milah barangku sendiri. Bagaimana itu bisa melanggar hukum?”

Sebastian tersenyum jahat, menggerakkan jari-jarinya di wajah Samantha dengan s3nsu4l.

Tubuh Samantha menjadi kaku. Dia menggigit giginya dan berkata, “Aku tahu aku cantik, dan mudah untuk merayu beberapa pria b0doh untuk melakukan kejahatan. N4fsumu yang tidak terkendali saat ini, sekali lagi membuktikan pesonaku yang tak terbatas.”

Tanpa diduga, Sebastian tertawa dan berkata, “Benarkah? Apa kamu begitu menakjubkan? Kalau begitu aku harus melihatmu dengan lebih baik lagi.”

Kep4rat!

Samantha meledakkan kemarahannya. Namun, karena dia berada di bawah tubuh Sebastian, dia tidak memiliki pilihan selain menatap mata pria itu dan memarahi, “Tak tahu malu! Br3ngs3k! Aku akan mem0tongmu menjadi beberapa bagian untuk memberi makan b4bi dan 4njing! Meminta mereka mengunyah tulangmu, sehingga kamu tidak akan pernah bereinkarnasi!”

“Sungguh? Aku takut sekali.” Akan tetapi, senyum di wajahnya semakin lebar.

“Kau!” Sialnya, Samantha tidak bisa melakukan apa-apa untuk itu.

Namun setelahnya, Sebastian tiba-tiba menyingkirkan diri, duduk di sisinya sambil merapikan pakaian. "Pergi. Aku tidak tertarik pada wanita yang tidak memiliki selera.”

Kesal karena apa yang dilakukan pria itu, Samantha melayangkan tinju ke dada Sebastian. Tapi sebelum kepalan tangannya mencapai itu, Sebastian menangkapnya dengan mudah.

“Apa itu tadi tidak cukup? Aku bisa melakukan lebih dari ini.” Sebastian menggenggam lengannya, mendekatinya lagi.

Sadar jika pria di depannya ini g!la, Samantha bergegas melarikan diri ke samping, lalu mengambil anaknya untuk lari.

Kaki kecil Nelson tidak sanggup mengikuti kecepatan Ibunya. Langkahnya terseret-seret, sesekali ia menoleh ke belakang, tapi akhirnya mereka berdua menghilang dari pandangan.

Sebastian kembali ke mobilnya. Dia tidak bisa mengelak bahwa dia harus akui kalau agak sedikit tersentuh.

Ketika dia akan menginjak gas, ponselnya berdering.

“Bastian, kau di mana? Kami telah memilih tiga kandidat dalam wawancara hari ini, dan telah memeriksa semuanya. Tidak ada masalah. Cepat kemari untuk memeriksa ulang mereka,” kata Theo. Hari ini suaranya terdengar luar biasa.

Sebastian mendengus, “Jangan mengira aku tidak tahu apa yang kamu lakukan hari ini. Berikan aku semua informasi kandidat hari ini untuk malam ini. Kalau tidak, berkemas dan pulanglah!”

Sambungan langsung diputus olehnya sebelum ada jawaban dari Theo. Ponsel itu dilempar ke kursi penumpang dengan kesal.

….

Setelah mengantar Nelson kembali ke sekolah, Samantha melanjutkan wawancara.

Berdiri di pintu kantor Wakil Presiden, dia menarik napas dalam-dalam sebelum mendorong pintu dan masuk.

Dia mencoba untuk tetap tersenyum cerah, dan menyapa pria di dalam yang menundukkan kepala sambil membaca dokumen.

“Selamat pagi, Tuan Foster. Saya direkomendasikan oleh Manajer Theo—”

“Kamu ingin bekerja di Foster Corporation?” Pria itu memotongnya tanpa mengangkat kepala.

“Ya.” Dia sudah lama memohon pada manajer personalia, dan dia akan melakukan apa saja untuk memanfaatkan kesempatan ini.

“Mengapa?”

“Um … perusahaan Foster menawarkan gaji yang bagus, kesejahteraan yang baik, dan manajemen yang manusiawi. Ini adalah perusahaan impian semua orang,” jawab Samantha tanpa ragu.

“Apalagi?”

“Apalagi?” Samantha tertegun.

Ketika dia melihat pria di depannya mengangkat kepala, Samantha membeku.

Pria ini … adalah pria yang tadi, di mana anaknya memberikan dia pada pria ini secara gratis!

“Kamu … kamu ….”

“Nona, aku akan memberitahumu. Kau bisa memanfaatkan posisimu yang menguntungkan. Tapi aku tidak tertarik dengan seorang Ibu.”

Hati Samantha tenggelam sedalam-dalamnya. Dia menggeleng, berkata dengan tulus, “Tidak, Tuan. Saya sungguh sangat membutuhkan pekerjaan ini. Kami adalah Ibu dan anak yang tak berdaya. Kumohon ….”

Masih bisakah dia memohon?

Bisakah setelah … dia menendangnya tadi?

Namun, sebelum Samantha mengatakan sesuatu lagi, Sebastian sudah menyuruh Sekretarisnya untuk menyeret dia keluar.

Si4lan!

Apa dia sedendam itu padanya? Bukankah tadi itu hanya salah paham? Kenapa ada pria yang tidak berperasaan seperti dia?

Lagipula dia sudah membalasnya tadi. Seharusnya mereka setimpal, kan?

Samantha marah, kesal, dan tidak berdaya, duduk di bangku taman kota di dekat perusahaan Foster. Dia telah melakukan panggilan telepon pada seseorang beberapa menit yang lalu, dan tidak lama kemudian seorang pria jangkung kurus datang dengan cepat.

Julian datang, berdiri di depannya. “Kamu masih belum berhasil ke perusahaan Foster?”

Samantha mengangguk dengan kesal. “Tidak ada lowongan yang kosong sekarang. Aku telah melewatkan kesempatan ini.”

“Jangan khawatir, kita akan mencari cara lain.” Julian bermaksud menepuk bahu Samantha untuk menghibur, tapi Samantha menghindari tangannya dengan duduk.

Tangan Julian berhenti di udara, tapia ia dengan cepat menariknya kembali dan bertanya, “Kau sudah berusaha dengan keras. Apa kau mau minum sesuatu? Aku akan mentraktirmu.”

Julian adalah seniornya di akademi kepolisian, sekaligus teman sekolah di masa lalu. Dulu, ketika dia memasuki fakultas sebagai mahasiswa baru, Julian adalah orang yang menjemputnya di stasiun.

Pada saat itulah secara tidak sengaja, Julian menempatkan Samantha di lubuk hatinya.

Sayangnya, Samantha memiliki seorang putra!

Tiba-tiba suara seseorang muncul di tengah mereka. “Hari ini sangat panas. Mengapa kalian tidak memilih tempat yang nyaman untuk berkencan?”

“Tuan Foster?” Mata Samantha melebar. “Kami tidak, tidak ….”

Tidak mungkin! Dia tidak bisa membiarkan Sebastian tahu rahasia mereka.

Sebastian mengerutkan kening. “Nona, apa dia target untuk menjadi Ayah anakmu yang baru?”

Julian menatap Sebastian dengan tatapan permusuhan. Dia bertanya, “Siapa kamu?”

“Kamu bisa melihat sendiri.” Tiba-tiba Sebastian menarik Samantha, memeluk pundak wanita itu seolah mereka adalah sepasang kekasih abadi yang sudah menjalin hubungan sejak zaman kuno.

Sebelum Julian sempat berkomentar, Sebastian menarik Samantha begitu saja, membawa dia ke mobilnya.

Julian mematung melihat punggung mereka yang semakin menjauh.

Di sana, dia mendorong Samantha masuk, menutup pintu itu dengan sedikit lebih keras.

“Apa yang kau inginkan? Kau mengusirku dari perusahaan, dan sekarang tiba-tiba muncul lalu menyeretku, merusak reputasiku. Kau harus bertanggung jawab!”

“Bagaimana aku bertanggung jawab?”

“Aku tidak dapat menemukan pekerjaan, dan mungkin Nelson akan kelaparan setelah ini. kau harus memberiku pekerjaan di perusahaan Foster!”

“Apa kamu tidak terdaftar dalam karyawan perusahaan hari ini?”

“Maksudmu?”

“Asisten Wakil Presiden.”

Sungguh?

Dia mendapatkannya?

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa tiba-tiba setelah Sebastian meminta Sekretarisnya untuk membawa keluar dirinya tadi?

***

1
Jeng Ining
sampe disini msih terlihat Samanta adl polisi yg cukup ceroboh, atw Sebastian aja yg udh terlalu lihai menilai karakter org🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!