Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Bab 1 Dapatkan Ibuku Secara Gratis!

Melihat Ibunya yang bersolek di depan cermin, Nelson mengajukan pertanyaannya untuk pertama kali hari itu,

“Ibu, dari mana aku berasal?”

Samantha menghentikan pose dan berbalik untuk melihat mata putranya yang penuh keraguan. Kemudian dia menelan ludahnya dengan malu.

Malam enam tahun yang lalu muncul kembali di benaknya. Di kamar itu ….

Nelson mengangkat kepalanya, menarik rok Samantha dan bertanya lagi, “Bu, mengapa kamu tidak menjawabku? Dari mana aku berasal?”

Pikiran Samantha terputus ketika dia baru saja mengingat masa lalu, dan ekspresinya menjadi tidak wajar.

Dari mana asalnya?

Lagipula, dia tidak bisa mengakui bahwa anaknya adalah hadiah dari pergaulan bebasnya setelah banyak minum.

Lalu Samantha menjawab, “Aku mencurimu dari alien!”

Nelson mencibir, “Pembohong! Mengapa kamu tidak mengatakan bahwa aku dijemput dari tempat sampah?”

“Itu sudah ketinggalan zaman sekarang. Ibu meminta Profesor Yuan untuk mencuri kamu dari luar angkasa. Itu cukup. Sekarang, cepat berkemas. Kamu akan terlembat ke sekolah. Cepatlah!” Samantha mengenakan ekspresi serius, melanjutkan kebohongannya sambil menenteng tas.

Nelson mengerutkan bibirnya dengan jijik.

Setelah mengirim anaknya ke taman kanak-kanak, Samantha bergegas ke Gedung Foster.

Melihat antrian panjang untuk wawancara, Samantha menunggu dengan sabar. Dia tidak bisa melewatkannya, karena ini adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk bekerja di sana dengan menyamar sekaligus mendapat bayaran.

Dia harus berhasil!

Namun, ketika tiba gilirannya, sebuah panggilan telepon sangat mengejutkan sehingga ia hampir tidak bisa memegang ponsel dengan benar.

“Apa?! Anak saya menyelinap pergi dari sekolah?”

Teriakan Samantha menyedot seluruh perhatian.

….

Di tempat parkir Gedung Foster.

Ketika Sebastian Foster berjalan menuju mobilnya, tiba-tiba seorang anak berusia lima atau enam tahun, bergegas memotong jalannya.

“Hai, Paman Sebastian, nama saya Nelson Huang. Umur saya lima tahun. Saya ingin membelimu untuk menjadi Ayahku.” Nelson mengangkat kepala, matanya bersinar dengan harapan.

“Membeliku untuk menjadi Ayahmu?” Sebastian menatap anak kecil itu dengan bingung, lalu menunjuk lift dengan matanya, “Anak kecil, pergi dan bermainlah dengan Ibumu. Berbahaya di sini.”

“Paman, aku tidak bermain di sini. Aku benar-benar ingin membelimu!” Kemudian Nelson mengeuarkan celengan dari tas sekolahnya, memberikan itu pada Sebastian.

Nelson berkata dengan bangga, “Menjadi Ayahku adalah bisnis yang menguntungkan! Aku anak yang baik. Aku hanya makan sedikit setiap hari. Aku bisa memijat punggungmu, memotong kuku, dan menggaruk. Aku juga bisa menyanyikan Twinkle, Twinkle Little Star! Ibuku cerdas, lembut, berbudi luhur, dan cantik. Jika kamu menjadi Ayahku, aku akan memberikan Ibuku gratis. Sangat murah untuk membeli satu, dapatkan satu gratis.”

“Mendapatkan Ibumu gratis?” Sebastian menatapnya penuh minat.

“Ya, kamu akan mendapatkan putra dan istri sekaligus. Sangat hebat, kan?” Kemudian Nelson secara langsung menyodorkan celengannya.

“Sangat hebat.” Sebastian tidak bisa menahan tawa. “Tapi sayangnya, aku punya pacar.”

Melihat Sebastian akan pergi, Nelson menarik jas pria itu dan berbisik, “Paman, kamu tidak akan bisa punya bayi. Pacarmu akan mencampakkanmu jika dia tahu itu.”

“Aku tidak bisa punya bayi?”

“Selama kamu menganggapku sebagai putramu,” kata Nelson, lalu menepuk dadanya, “Aku akan menjaga rahasiamu.”

“Aku tidak suka bayi, jadi aku tidak bisa membantumu.” Sebastian tidak punya waktu untuk disia-siakan di sini.

Nelson tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia memegang kaki Sebastian dan memohon, “Kamu bisa mendapatkan Ibu dan aku sekaligus. Paman, jangan pergi!”

“Anak kecil, kamu harus pergi ke taman kanak-kanak sekarang,” kata Sebastian sinis.

“Aku tidak akan pergi! Aku tidak akan pergi! Aku tidak akan pergi kecuali kau berjanji padaku.” Nelson menggelengkan kepala, mengeratkan pelukannya.

Saat itu, seorang wanita muncul tiba-tiba. Dia melayangkan tinjunya, kemudian menendang Sebastian sambil berteriak, “Pengedar manusia si4lan! Kamu sangat berani!”

“Ibu! Dia bukan pengedar manusia. Dia adalah Ayah!”

“Apa?” Mata Samantha membelalak sebesar piring.

Samantha terkejut. Dia ingin mengambil kakinya, tapi hak tinggi yang ia kenakan tidak stabil. Dia jatuh ke arah Sebastian, menekan tepat di bagian kebanggaan pria, dan secara tidak sengaja menyentuh bibir Sebastian.

Apa yang terjadi?

Samantha terkesiap, menatap lurus ke mata di depannya.

Melihat adegan itu, Nelson berteriak dengan gembira, “Paman, kamu menc!um Ibuku. Kamu harus bertanggung jawab atas Ibuku dan aku!”

Wajah Samantha memerah. Dia bergegas mendorong pria itu dan menyeka mulutnya dengan lengan baju.

Namun, Sebastian berkata perlahan, “Anak kecil, Ibumu yang menc!umku, jadi Ibumu yang harus bertanggung jawab.”

Sebelum mengatakan ‘baj!ngan’, Samantha merasa heran, karena pria di depannya adalah pria yang tepat dalam ingatannya.

“Apakah kamu … Aditya?” Samantha menyentuh pipi Sebastian dengan hati-hati, dan bertanya dengan suara gemetar.

Nelson menarik baju Ibunya dan bertanya, “Bu, apakah kamu kenal Paman Sebastian?”

Samantha tidak menjawab putranya. Dia bertanya dengan penuh semangat pada Sebastian, “Aditya, tidakkah kamu mengingatku? Dan … kamar itu?”

Sebastian tidak mengatakan apa-apa. Dia mengangkat bibir dan menyipitkan mata padanya.

Sebaliknya, nelson di samping tidak berhenti ingin tahu, “Bu, kamar apa?”

Samantha yang terganggu, menunjuk ke sudut terdekat dan berkata pada anaknya, “Kamu pergi dan bermain di sana.”

Nelson bergerak ke sana dengan enggan.

Samantha bertanya lagi, “Apakah kamu mengingat sesuatu?”

“Aku ingat bahwa kamu adalah cinta pertamaku, dan aku adalah Ayah anakmu.” Sebastian menepuk-nepuk debu di bahunya, setengah menurunkan pandangan untuk melirik Nelson dengan sedikit ketidaksetujuan.

Lalu dia menambahkan, “Plot-nya kuno, tapi aku harus memuji keberanianmu.”

Samantha merasa akan meledak. Dia kemudian mendorong Sebastian ke dalam mobilnya dan mendorong pria itu ke dalam.

“Hei!” Sebastian tersandung dan jatuh ke kursi.

Samantha dengan cepat masuk ke dalam mobil, mengunci pintu, dan menerkamnya.

“Hei! Hei!” Sebastian tidak menyangka wanita di depannya begitu ganas sampai menggenggam tangannya dengan erat.

Setelah berpikir cepat, dia memutuskan untuk mengambil insiatif, menarik Samantha ke arahnya dengan keras, membuat seluruh tubuh wanita itu berbaring padanya.

Kemudian dia berbalik untuk menekan Samantha di bawah tubuhnya, dan menundukkan kepala untuk menc!umnya.

“Oh, tidak … aku tidak bermaksud seperti itu!” Samantha panik karena tidak bisa bergerak.

Sebastian menghentikan bibirnya kurang dari satu sentimenter dan menghembuskan napasnya dengan ringan.

“Wanita sebaiknya tidak bringas.”

Wajah Samantha tiba-tiba memerah. Dia menutup matanya, menggigit giginya dan berkata, “Aku tidak bermaksud begitu! Aku hanya ingin memeriksa p4hamu.”

Melihat wanita yang tiba-tiba menjadi jinak seperti domba, Sebastian lebih tertarik, “Begitu? Bagaimana kamu ingin memeriksa pah4ku?”

Sebastian menekan kata ‘periksa’ dengan sengaja, membuat Samantha sangat malu!

“Aku tidak bermaksud seperti itu! Ada tahi lalat di p4ha Aditya, jadi aku ingin membuktikan apakah kamu adalah dia.” Samantha ingin menggelengkan kepala, tapi dia takut bergerak. Takut menyentuh bibir Sebastian.

Jika ada obat yang bisa menyembuhkan penyesalan seseorang, dia pasti sudah membeli ribuan obat.

Sebastian mengabaikan permintaannya, dan menggerakkan tangannya ke atas tubuh Samantha. Lalu dia berkata dengan menggoda, “Katakan padaku, apa yang kita lakukan di kamar itu? Mungkin kita harus melatihnya, supaya aku bisa memikirkan masa lalu kita.”

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!