NovelToon NovelToon
MAWADDAH

MAWADDAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Jika perselingkuhan, haruskah dibalas dengan perselingkuhan ...

Suami, adalah sandaran seorang istri. tempat makhluk tersebut pulang, berlabuh dan tempat penuh kasih nan bermanja ria juga tempat yang sangat aman.

Namun, semua itu tak Zea dapatkan.

Pernikahannya adalah karena perjodohan dan alasannya ia ingin melupakan cinta pertamanya: Elang. teman kecilnya yang berhasil meluluh lantahkan hatinya, yang ditolak karena sifat manjanya.

Namun pernikahan membuat zea berubah, dari manja menjadi mandiri, setelah suaminya berselingkuh dengan wanita yang ternyata adalah istri dari teman kecilnya.

Haruskah zea membalasnya?
Ataukah ia diam saja, seperti gadis bodoh ...

Novel ini akan membawamu pada kenyataan, dimana seorang wanita bisa berubah, bukan saja karena keadaan tapi juga karena LUKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu kembali.

Pagi ini aku sudah membereskan pekerjaanku, dari mencuci hingga menyiapkan makanan yang tersedia di atas meja, semuanya kulakukan sendiri. Tak pernah sekalipun aku mencoba lepas kewajibanku sebagai ibu rumah tangga, kecuali saat tubuhku sedang sakit. Saat seperti itulah duniaku hanya berputar disekitar rumah.

Lalu, bagaimana dengan suamiku?

Pria itu masih tidur, saat hari sudah menunjukkan seluruh wajahnya. Masa bodo, jika ku bangunkan, ia akan mengamuk lebih baik diam saja. Namun, pikiran itu selalu menggangguku hingga akhirnya terpaksa ku bangunkan dengan pelan.

Ya, dia bangun. Amarahnya sudah kembali melunak, ia baik kembali seperti dulu. Lembut tanpa kalimat yang nyelekit.

"Aku mau pergi, hari ini aku ada wawancara kerja. Mungkin telat pulang, tapi aku sudah menyiapkan banyak makanan dilemari," paparku, entah ia mendengarnya atau tidak. Hanya anggukan dan deheman yang keluar dari mulut suamiku dengan mata yang masih terpejam.

Aku pun keluar dari kamar kami, ada Arsya yang siap berangkat sekolah. Aku bangga walau dia tak masuk rangking, dia bisa melakukan aktivitasnya dengan mandiri.

Ia menyodorkan telapak tangannya, "Mah, Arsya berangkat sekolah, ya," pamitnya.

"Iya, Nak. Hati-hati," ucapku menyahutnya memberikan tangan kananku untuk disalim.

...

Langit hari ini begitu cerah, namun belum siang rasanya sudah gerah. Jantungku menegang, gugup luar biasa, kala satu persatu nama kami dipanggil. Ini bukan yang pertama, tapi melamar kerja kantoran diusia yang sekarang rasanya menciut. Diantara mereka, akulah yang paling tua dan mengenai usia selalu menjadi pertimbangan dalam masalah lamaran kerja.

"Zea Anggraeni!" panggil seorang laki-laki berparas tampan nan muda itu.

"Ya," sahutku seraya berjalan mendekati pria tersebut.

"Silahkan masuk!" ucap pria itu mempersilahkan.

Aku menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya. Mengepalkan tanganku erat, dan berdo'a dalam hati.

"Ya Tuhan, mudahkan-lah dan lancarkan-lah, Amin," gumamku dalam hati yang terdalam.

Aku melambaikan tanganku memutar knop pintu, bersamaan dengan kaki yang akan melangkah untuk masuk. Tanpa ku lihat wajahnya aku membungkukkan tubuh sebagai simbol penghormatan.

"Nama saya Zea—" ucapanku terhenti, saat mataku menangkap wajah yang tak asing didepanku.

Pria yang pernah menjadi pujaan hatiku dulu, dia tersenyum manis dengan duduk bersidekap dimeja juri. Hampir aku terlena, dan menyebalkannya jantungku mendadak berdebar. Padahal, jantung ini sudah lama mati. Tapi, bertemu dengannya lagi jantung ini serasa hidup lagi.

"Ah, Ma-maaf," ucapku pelan, segera ku buang perasaan itu. pikiranku secepatnya menyadarkanku bahwa kita sudah berada didunia berbeda.

"Lama gak bertemu, gimana keadaan kamu? Baik?" tanya Elang, mmm maksudku pak Elang.

"Baik, Pak," jawabku kian gugup.

Diruangan ini hanya ada kami berdua, aku tak menyangka pemilik perusahaan itu sendiri yang akan mewawancarai calon pelamar yang akan menduduki kursi Asisten.

Aku sempat berpikir hanya namanya saja yang sama, ternyata takdir mempertemukan kami kembali sebagai Bos dan karyawan. Bahkan pertanyaan-pertanyaan yang elang lontarkan sangat mudah kupahami, seolah mempermudah jalanku untuk mendapatkan kursi kosong itu.

Tak banyak yang aku sampaikan, Elang berbicara dengan begitu akrab seakan kami masih berteman lama. Namun, akulah yang bermasalah karena rasanya sudah berbeda. Jadi, aku harus tahu diri.

Setelah keluar dari gedung tinggi menjulang itu, aku merasa plong. Akan ada notifikasi sebagai pelamar yang akan diterima kerja, jadi cukup untuk hari ini.

...

Saat aku masuk, rumah yang tadi subuh sudah ku rapikan sekarang telihat sangat berantakan. Entah apa yang terjadi? Tapi, ini membuatku menghela nafas dengan sangat berat.

Dengan malas aku membereskan pakaian suamiku yang tercecer dilantai, saat itu aku mengambil kemeja putih bekas kerjanya semalam. Namun, ada gambaran aneh yang membuatku ingin melihat dengan jelas.

Aku melebarkan baju putih itu, bagian dada, disitu ada noda aneh yang mirip dengan bentuk bibir manusia dengan warna nude.

Tiba-tiba jantungku terasa berhenti berdetak, hanya sesaat, lalu berubah menjadi sesak yang terasa terhimpit oleh batu yang besar membuatku pusing. Pikiran ku terbuka antara nyata atau mimpi.

Ingin mencucinya segera pun, kakiku terasa lemas sampai untuk mengambil pakaian yang lainnya rasanya enggan. Aku jatuh terduduk dengan posisi menyamping, melebarkan kembali dan mengingat-ingat, kapan suamiku pulang?

"Ada apa sebenarnya, Mas?"

"Kamu sama siapa semalam?"

Baju Mas Reza yang ku pungut tadi akhirnya aku lempar asal, jika di ingat-ingat lagi ia sudah lama jarang pulang. Bahkan sudah sering menginap di rumah orang tuanya, alasannya karena ia sedang sibuk.

...

Keesokan harinya, hari ini pun langit menampakkan warna birunya. Sangat cerah secerah hatiku, karena semalam mendapat pemberitahuan bahwa aku diterima kerja.

Tapi, hatiku masih terasa membebani karena semalam suamiku tak pulang. Sudah kuhubungi, tapi tak ada jawaban, hanya nada dering yang terdengar dari ponsel miliknya.

"Sudahlah, lupakan saja. Dia memang begitu," ucapku menenangkan hati.

Bangunan tinggi dengan lantai bertingkat puluhan itu sudah didepan mataku, jadi aku harus fokus pada pekerjaanku. Untuk sementara aku harus melupakan suamiku, yang kini entah ada dimana.

Kerja lembur atau libur, akan aku tanyakan lagi setelah ia pulang kerumah.

Kakiku melangkah cepat mendekati pintu masuk dan menemui resepsionis, karena sesuai perintah bahwa mereka anak mengantarkan aku ke meja kerja ku.

Didalam lift, ruang yang bergerak naik dan turun itu, sayup-sayup aku mendengar karyawan lain berbisik dan mengghibah.

"Gue denger pak Elang udah jadi duda, loh. Mana belum punya anak lagi, lengkap deh performanya jadi duren sawit," ujar seorang wanita yang ada dibelakang.

"Duren sawit apaan sih, maksudnya?" tanya wanita lain, terdengar kepo.

"Duda keren sarang duwit," jawab wanita itu lagi, terdengar suara cekikikannya yang centil.

Aku berdiri paling depan, jadi aku tak tahu wajah-wajah wanita yang bergosip itu. Tapi, mendengar percakapan mereka aku hampir tak percaya.

Elang sangat mencintai Alana, aku tahu sedalam apa perasaannya pada wanita spek model tersebut. Bahkan elang sangat takjub akan kepribadian perempuan yang setengah bule itu.

Sesuai banget dengan kriterianya.

Ting

Suara lift berhenti dan terbuka membuyarkan lamunanku, aku melupakannya sejenak dan mengekori resepsionis wanita lagi.

Ia membawaku ke lantai paling atas bersama dengan pegawai lain yang bekerja dibagian lantai tersebut. Kami hanya berpisah ditikungan, karena jalananku lurus. Hingga terlihat sebuah pintu besar yang menjadi ruang Ceo, aku melihat papan tulisan yang terukir namanya dan menempel di atas daun pintu sebelah kiri.

CEO. ELANG P.S

Plus ukiran rumit yang tak bisa ku jelaskan bentuknya.

"Silahkan, ini meja kerja anda. Jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan, mohon tanya langsung pada Pak Elang. Sebentar lagi beliau akan datang," ucap wanita yang bekerja dibagian resepsionis itu.

"Baik, terima kasih," ucapku dengan sopan, karena wanita disampingku ini sangat sopan jadi aku membalasnya juga.

Aku duduk dikursiku, disebelahku ada meja kerja lain yang masih dengan kursi kosong tapi meja kerjanya penuh dengan berkas yang menumpuk. Sepertinya itu meja sekretarisnya.

Kurang dari lima belas menit, sang Ceo pun datang. Dengan sekretarisnya yang mengekorinya dibelakang. Dua pria dengan usia yang berbeda tapi wajah mereka sebelas dua belasnya sangat meresahkan.

Mereka berjalan dengan gagah layaknya idol yang berjalan di red karpet. Setelan jas dan dasinya berbeda, tapi mereka benar-benar tampak seperti model yang berpakaian formal.

Aku membungkukkan badanku, "Selamat pagi, Pak."

Elang menghentikan langkahnya begitu pun sekretarisnya.

"Masuklah! Kamu harus tahu pekerjaanmu mulai sekarang, dia akan menjelaskan detailnya," kata pak Bos, sembari menunjuk pada sang sekretarisnya.

"Baik, Pak," jawabku.

Aku pun mengekori Elang dari belakang, segaris dengan pak sekretaris.

Ruangan luas itu begitu mewah, sesuai dengan derajat dan level Elang sebagai pewaris satu-satunya. Aku tak ingin norak jadi tak ku jelaskan apa yang ada disana, aku hanya ingin fokus bekerja.

Aku dan pak sekretaris itu berdiri menghadap Elang yang sudah duduk dikursi kebesarannya, menatap kami dengan kedua jemari yang bertaut.

"Kau jelaskan sekarang, Er," titah Elang dengan suara tegasnya.

"Baik," sahut Pak Er, aku tak tahu nama kepanjangannya karena wawancara kemarin dia hanya bilang panggil pak Er saja.

"Begini, pertama anda yang akan menemani pak Elang untuk dinas didalam dan diluar negri. Kedua ...," ucap Par Er.

Jantungku mendadak tak karuan, mataku bahkan sampai membelalak mendengar kalimat tugas pertama.

"Aku yang menemani Elang dinas, tak salahkah?" batinku.

1
vj'z tri
semangat sayang tunjukan pesona istri sah jangan kalah sama ani ani 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
🥳🥳🥳🥳🤩🤩🤩🤩
Arga Putri Kediri
keren elang
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 puassssss
vj'z tri
langsung promosi cuy 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhh senyum nya itu loh yang bikin anak orang tambah deg deg ser 🫣🫣🫣🤣🤣
vj'z tri
tak kenal maka tak sayang 🤭🤭🤭
vj'z tri
segini mah kurang kenyang aku Thor tambah lah 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
pembukaan kok langsung bikin emosi meluap 😤😤😤😤
vj'z tri
jangan bosan bertemu akoh lagi 🤭🤭🤭🤭
🌀 SãñõõR 💞: pengen ketemu kamu lagi loh 😅
total 1 replies
vj'z tri
aku mundur Alon Alon Mergo sadar aku sopooo🥺🥺🥺
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘIncha ᴳᴿ🐅❤️⃟Wᵃf
lagi donk
vj'z tri
aku disini hadir kembaliiiii 🤗🤗🤗🤗🤗
mamah fitri
pengen tak tonjok laki modelan gitu.. udah ngasi duit 1jt doang tiap bulan dan istri tidak bekerja padahal suami mampu.. uang receh juga ditanyain mana?

kenapa harus pelit sih ma istri..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!