NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setengah Tahun Lagi

Satu minggu lamanya Umi Im dirawat di rumah sakit. Selama itu pula Arumi bolak-balik dari sekolah, rumah dan rumah sakit. Ia bahkan sampai melewatkan jam belajar karena kesibukannya.

“Alhamdulillah Umi sudah boleh pulang!” seru Arumi sambil merapikan perlengkapan sang umi.

“Alhamdulillah…” Umi Im tersenyum ke arah Arumi.

Tak lama kemudian, Abi Aji yang telah menyelesaikan administrasi datang membawa kursi roda. Dengan sigap beliau mengangkat tubuh Umi Im dan mendudukkannya di kursi roda. Abi Aji mendorong kursi roda keluar diikuti Arumi yang membawa tas dan perlengkapan lain.

Sesampainya di rumah, sudah ada beberapa keluarga yang menunggu di ruang tamu. Beberapa dari mereka adalah keluarga jauh yang tidak sempat menjenguk Umi Im di rumah sakit.

Arumi tak punya waktu untuk bersantai karena ia segera ke dapur menyiapkan minuman untuk para tamu setelah memastikan Umi Im, beristirahat di kamar.

“Kelas berapa sekarang kamu, Rum?” tanya Tante Nanik, adik ipar dari Abi Aji.

“Kelas 3, Tante.”

“Setengah tahun lagi kamu lulus?”

“Tidak ada setengah tahun, Tante. Mungkin sekitar 4 bulan lagi.”

“Mau lanjut ke mana?” belum sempat Arumi menjawab, sang nenek sudah lebih dulu bersuara.

“Lanjut ke mana? Perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Akhirnya juga di dapur, mengurus suami dan anak.”

“Apa salahnya perempuan sekolah tinggi, Bu? Bukankah aku juga lulusan sarjana?” tanya Tante Nanik yang ingin membela Arumi.

“Sarjana Cuma kamu pakai beberapa tahun saja! Setelah itu kamu tetaplah ibu rumah tangga. Gelar sarjana tidak ada gunanya!” Tante Nanik masih ingin menjawab, tetapi suaminya menghentikannya karena perdebatan mereka tidak akan selesai.

Tante Nanik hanya bisa menghembuskan nafas Panjang, sedangkan Arumi hanya menunduk. Tidak ada kecewa ataupun kesal dalam hatinya karena selama ini ia sudah belajar jika keluarga abinya hanya menganggap keturunan laki-laki.

Setelah semua orang berpamitan, tinggal Arumi dengan Abi Aji. Arumi yang sudah Lelah, masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

Keesokan paginya, seperti biasa Arumi akan memasak sebelum berangkat ke sekolah. Setelah mengantarkan sarapan kepada Umi Im, Arumi berpamitan dengan beliau dan Abi Aji yang kebetulan ada di dalam kamar.

“Mau sampai kapan kamu menyembunyikan kebenaran dari Arumi?” tanya Abi Aji setelah mendengar suara pintu luar tertutup.

“Biarkanlah aku egois sekali lagi, Bi.”

“Jika dia tahu dari orang lain, hatinya akan lebih hancur!”

“Aku tahu! Aku hanya ingin mengisi ingatan terakhirku dengan kenangan baik. Aku tidak mau dia membenciku di ujung usiaku, Bi!”

“Terserah kamu saja!”

“Apa Abi akan membawanya masuk ke dalam rumah ini?” tanya Umi Im dengan suara tercekat.

“Seperti permintaanmu, aku akan membawanya masuk setelah kamu tiada. Aku tidak akan melupakan janjiku.” Jawab Abi Aji yang kemudian keluar dari kamar, meninggalkan Umi Im yang berlinang air mata.

Siang itu, rumah Abi Aji kedatangan tamu seorang laki-laki yang mengaku sebagai perantara. Abi Aji mempersilahkan beliau untuk masuk dan berbicara di ruang tamu.

Laki-laki itu mengenalkan dirinya, Arif. Beliau diminta oleh keluarga Nugraha dari Kota Minyak, untuk melamar putri Abi Aji. Tentu hal tersebut membuat tanda tanya besar di benak Abi Aji yang tidak mengenal siapapun di kota tersebut.

Tetapi karena pikirannya yang mengingat Arumi sudah akan lulus dari SMA, beliau tanpa ragu menerima pertunangan tersebut. Akhirnya mereka sepakat mempertemukan anak-anak setengah tahun kemudian setelah pihak laki-laki menyelesaikan kuliahnya di luar negeri.

“Kenapa Abi menerimanya begitu saja?” tanya Umi Im yang menerima berita.

“Arumi sudah dewasa, sudah waktunya dia untuk berumah tangga.”

“Apa Abi tidak menginginkan Arumi untuk lanjut kuliah sama seperti ibu?”

“Untuk apa? Aku tidak bisa menanggung uang kuliah 2 anak!”

“Baiklah, jika itu kemauanmu. Pesanku hanya satu. Jika Arumi tidak bersedia setelah bertemu, jangan paksa dia!”

“Bukan kamu yang memutuskan!”

Di sisi lain.

“Apakah Om sudah menyampaikannya?” tanya laki-laki muda di panggilan telepon.

“Sudah. Aji sepakat mempertemukan kalian setengah tahun lagi.”

“Baguslah! Aku akan segera menyelesaikan urusanku di sini.”

“Tenang saja! Kalau jodoh tidak akan ke mana.”

“Aku sudah menunggu selama 8 tahun! Aku tidak ingin melewatkannya lagi!”

“Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Apa mereka setuju?”

“Mereka akan mengikuti kemauanku, Om! Lagi pula calon menantu mereka adalah perempuan dari keluarga baik-baik, tentu mereka tidak akan menolak.”

“Tapi dia hanya lulusan SMA?”

“Kuliah bisa dilakukan kapan saja kalau dia mau melanjutkannya.”

“Terserah kamu saja!”

Laki-laki muda itu tersenyum puas. 8 tahun penantiannya akan menjadi kenyataan. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan gadis kecil yang dulu mencuri perhatiannya.

“Tunggu aku gadis kecil, aku akan datang dan menjadikanmu istriku!” gumam laki-laki muda tersebut.

Sementara itu, Arumi yang masih berada di dalam kelas mendapatkan panggilan dari wali kelasnya. Ia sudah bisa menebak apa yang akan wali kelasnya katakana, sehingga ia menyiapkan diri sebelum masuk ke dalam ruang guru.

“Bapak tahu kondisi Ibumu, tetapi Bapak minta kamu tetap prioritaskan belajar! Sebentar lagi kamu ujian.” Kata Pak Rofiq, wali kelas Arumi.

“Iya, Pak. Saya usahakan.”

“Ijin kamu terlalu banyak, ini akan mempengaruhi rapor kehadiranmu. Bapak akan membantu menutupinya, tetapi kamu harus mendapatkan nilai bagus di ujian masuk universitas!”

“Apa saya harus ikut, Pak?” tanya Arumi ragu-ragu.

“Tentu saja! Sayang sekali kalau kamu tidak lanjut!” Arumi hanya mengangguk.

Ia tidak mungkin mengatakan apa yang dikatakan oleh sang nenek kepada wali kelasnya karena sama saja ia membuka aib keluarganya.

Untuk sementara, Arumi akan mengikuti ujian masuk universitas. Untuk hasilnya nanti, ia serahkan semuanya kepada Allah. Entah ia bisa lanjut atau tidak.

Sepulang sekolah, Arumi menyempatkan diri mampir ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur yang sudah menipis karena hanya mengandalkannya yang belanja seminggu sekali.

“Kenapa pulangnya sore sekali?” tanya Nenek Ifah yang duduk di teras.

“Mampir belanja ke pasar, Nek.” Jawab Arumi yang mencium punggung tangan sang nenek seraya mengucapkan salam.

“Beli apa saja?”

“Sayur, daging, buah dan lain-lain.”

“Apa kamu mau membuat semur daging?”

“Iya. Sudah lama tidak buat, Nek!”

“Ingat untuk menambahkan sedikit pala!”

“Iya, Nek.”

Arumi membawa belanjaannya masuk ke rumah dan menyimpannya ke dapur sebelum mengganti pakaiannya.

Sebelum memasak, Arumi menyempatkan melihat keadaan uminya di kamar setelah selesai membersihkan diri dan melaksanakan sholat ashar.

“Anak Umi sudah pulang!” suara Umi terdengar lemah.

“Iya, Umi.” Arumi mencium punggung tangan uminya.

“Umi makan siang dengan apa tadi?” tanyanya.

“Abimu membuatkan Umi bubur telur tadi.”

“Arumi mau masak semur daging. Umi mau makan pakai nasi tim atau bubur?”

“Bubur saja, Nak. Perut Umi masih tidak nyaman.” Arumi mengangguk.

Pandangan beralih ke tempat sampah dan keranjang kotoran di kamar yang sudah kosong. Artinya sang abi sudah membersihkannya dan yang perlu ia lakukan adalah mencuci. Arumi pamit dan segera ke dapur.

Sambil memasak, Arumi mengisi air dan memutar mesin cuci. Sampai semuanya selesai tepat saat adzan maghrib berkumandang.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!