NovelToon NovelToon
HIDDEN MARRIAGE

HIDDEN MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Pernikahan rahasia
Popularitas:243
Nilai: 5
Nama Author: Wendy081104

Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Elena terbangun, saat merasakan punggung belakangnya yang sangat sakit, seperti di pukul oleh sesuatu. Saat Elena menoleh dirinya mendapati Alex, yang tertidur di sampingnya, dengan keadaan tangan pria itu memeluk pinggang Elena.

Elena mengeliat, berusaha melepaskan pelukan Alex yang cukup erat itu. Alex membuka matanya perlahan saat mendapati pergerakan dari Elena, yang saat ini sedang di peluknya. Namun saat Alex bangun, dirinya melihat Elena yang mengerutkan keningnya seperti menahan sesuatu.

"Ada apa?" tanya Alex khawatir.

Elena memejamkan matanya perlahan, "Punggungku...rasanya sangat sakit." kata Elena pelan. Tangannya memegang erat selimut miliknya.

Alex membantu Elena bangun, lalu membiarkan Elena duduk membelakangi dirinya. "Jika kamu merasa tidak nyaman, katakan padaku." bisik Alex dengan rendah.

Elena pun bingung dengan apa yang di katakan oleh Alex, namun saat itu juga jari-jarinya menelusuri lekuk punggung Elena dengan lembut. Sentuhannya seolah menenangkan, menyusup ke dalam otot yang tegang dan membuat Elena sedikit rileks. Elena mengerang pelan, saat tangan Alex menyentuh tempat yang sakit. Elena meremas kuat selimut di tempat tidur itu, untuk melampiaskan rasa sakit ini.

Alex kembali memijat punggung Elena, gerakan tangannya semakin lembut dan mendalam. Sentuhannya beralih ke pundaknya, lalu pelan-pelan menuruni tulang belakangnya, menyentuh lekuk tubuhnya yang lembut.

"Lebih baik?" tanya Alex, suaranya menjadi berat.

Elena menggeleng pelan. "Masih terasa sakit." jawab Elena pelan.

Alex menghela napasnya pelan, lalu memeluk pinggang Elena dan membaringkan gadis itu dengan cara tengkurap, Alex menaikan baju tidur Elena dan kembali melakukan cara yang sama.

"Ughh..." Alex menghentikan gerakan tangannya, saat mendengar erangan kesakitan dari Elena.

"Sepertinya sangat sakit." batin Alex.

Alex menunduk, matanya menatap punggung Elena yang tertekuk, "Maaf...aku tidak bermaksud membuatmu lebih sakit." bisiknya, suaranya bergetar dengan keprihatinan.

Elena berbalik, menatap Alex dengan mata berkaca-kaca, "Tidak apa-apa, aku sudah merasa baikan." katanya,  suaranya bergetar.

Alex melihat kesedihan di mata Elena,  kesedihan yang membuatnya ingin  menghilangkan, rasa sakit itu dari dirinya. Dia menarik Elena ke dalam pelukannya, membiarkan tubuh mungil Elena menempel di dadanya.

"Tidurlah lagi, aku di sini." bisik Alex.

Elena mengangguk pelan sambil  menelusuri, tangan Alex yang  memeluknya. Dia merasa aman di  pelukan Alex, rasa sakitnya berkurang  seiring sentuhan lembut Alex.

·–·–·–·–·

Alex bangun perlahan, agar tidak membangunkan Elena yang sudah tertidur. Dia lalu berjalan keluar dari kamar Elena, turun ke bawah karena David sedang menunggunya.

"Katakan." perintah Alex.

"Tuan, foto dan video anda bersama nyonya tempo hari sudah tersebar, ada yang sengaja menyebarkan foto dan video itu, untuk mendapatkan keuntungan pribadi mereka." jelas David.

"Apa dia salah satu karyawan perusahaan?" tanya Alex.

"Benar tuan, saya sudah menyelidikinya." David menyerahkan ipad, yang memuat data pribadi orang itu.

Alex hanya menatap data orang itu sejenak, tanpa berniat mengambil ipad itu untuk membacanya lebih lanjut.

"Pecat dia dan jangan berikan kompensasi apapun, dan juga blokir semua akses miliknya agar tidak di terima di perusahaan lain, mengerti?" kata Alex dingin.

"Mengerti tuan." jawab David.

"Ada hal lain?" Alex melirik David sekilas.

"Tuan, saya khawatir nyonya tua sudah melihat foto dan video ini, karena sudah tersebar di media sosial." David menyuarakan kekhawatirannya.

"Memangnya mengapa jika dia tahu? Wanita tua itu, tidak berhasil mengendalikan ayahku. Sekarang dia berharap dapat mengendalikan diriku, dengan menjodohkanku dengan wanita sembarangan. Sayangnya, semua itu hanyalah khayalannya." Alex menatap suasana kota di siang hari, tangannya masuk ke dalam saku celananya.

"Dan berikan peringatan pada semua  karyawan, bahwa jika ada yang berani  menyebarkan informasi pribadi tanpa  izin sekali lagi, mereka akan  mengalami konsekuensi yang lebih  berat." kata Alex dengan suara dingin.

David mengangguk patuh. Dia bisa  melihat, kemarahan di mata Alex. Alex  tidak akan mentolerir siapapun yang  mencoba menyakiti Elena, istrinya.

"Saya akan menangani semuanya,  tuan,"  kata David.

"Pergilah." perintah Alex.

David langsung membungkuk singkat lalu keluar dari apartemen Elena, meninggalkan Alex yang sepertinya sudah di kuasai oleh amarahnya sendiri. Ponsel Alex yang berada di sakunya berdering, karena nada dering khusus yang sudah Alex aturkan di ponselnya, dia tahu siapa yang saat ini tengah menelponnya. Tanpa lama, Alex langsung mengangkat panggilan itu.

"Ayah." sapa Alex pada Alexion, ayahnya.

"Di mana kamu?" tanya Alexion, suaranya sangat dingin.

"Di apartemen istriku, ayah. Dia sedang sakit, jadi aku datang dan merawat juga menjaganya." jelas Alex, yang terbilang sangat santai.

Setelah beberapa saat, tidak ada balasan dari seberang. Alex tahu pasti ayahnya sedang memberitahu hal ini pada ibunya, bagaimana pun juga pernikahan ini adalah hal yang paling membahagiakan untuk ibunya.

"Alex sayang." panggil Mariana, dari seberang.

"Aku di sini ibu." kata Alex.

"Di mana apartemen menantuku?Biarkan kami pergi melihatnya juga." sambung Mariana, kekhawatiran terlihat dari nada bicaranya.

Alex menjelaskan di mana lokasi tepatnya apartemen Elena, Alex juga memperingati ayah dan ibunya untuk datang tanpa sepengetahuan Liu, jika tidak semuanya akan menjadi kacau berantakan.

·–·–·–·–·

Alex kembali ke kamar, dan mendapati Elena yang masih tertidur nyenyak. Alex tersenyum lembut, menatap wajah Elena yang tenang dalam tidurnya. Rambutnya yang cokelat berantakan,  menutupi wajah cantiknya, bibirnya sedikit terbuka, menampakkan giginya yang putih.

Dia mendekati ranjang, menarik  selimut yang menutupi tubuh Elena  lebih dekat, kemudian menunduk dan  mencium kening Elena dengan lembut.

"Kamu baik-baik saja?" bisiknya,  suaranya hanya terdengar di telinga  Elena.

Elena mengeluh dalam tidurnya,  merapatkan tubuhnya ke kasur. Alex  menarik kursi dekat ranjang, lalu  duduk di situ, menatap Elena dengan  tatapan penuh kasih. Setelah terdiam beberapa saat, Alex harus membangunkan Elena, agar gadis itu bisa makan dan minum obat.

"Sweetie...wake up. Time to eat and take medicine." bisik Alex lembut.

Elena membuka matanya perlahan, dirinya melihat Alex yang tersenyum padanya. Alex langsung menggendong Elena bridal, dan membawanya ke sofa lalu menaruh nampan berisi bubur, yang sudah Alex panaskan kembali.

"Makanlah, setelah itu minum obatmu." kata Alex, yang di angguki oleh Elena.

Walaupun pelan, namun Alex senang karena Elena menghabiskan bubur di dalam mangkuk itu, Alex menyerahkan obat pada Elena beserta air hangat.

Elena meminum obat itu dengan cepat, lalu menaruhnya di meja tepat di depannya.

"Jangan tidur lagi, kita punya tamu." Elena memandang Alex bingung.

Belum habis kebingungan Elena, bel apartemennya berbunyi. Alex menggendong Elena ke bawah lalu mendudukkannya di sofa, dan melangkah membuka pintu apartemen Elena untuk menyambut ayah dan ibunya.

"Di mana menantuku?" Mariana langsung, menerobos masuk ke dalam. Dia bahkan tidak melihat putranya yang berdiri di depan pintu itu.

Elena yang melihat kedatangan orang - orang yang sudah di kenalnya, langsung tersenyum senang. "Bunda Ana." panggil Elena, senang melihat wanita paruh baya yang masih kelihatan muda dan cantik.

Mariana yang melihat Elena, langsung melangkah cepat duduk di samping Elena dan memeluk tubuh mungil gadis itu, yang berstatus sebagai menantunya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Mariana khawatir.

"Aku baik - baik saja, sudah lama tidak bertemu bunda. Bagaimana kabarmu?" tanya Elena.

"Aku baik - baik saja." Mariana mengusap pelan tangan Elena, yang sedang di infus.

Sedangkan Alex dan Axelion, hanya menatap istri mereka saja. Axel mengajak Alex, untuk berbincang di tempat terpisah, agar tidak mengganggu kedua wanita itu.

"Ibu sudah mengetahuinya, apa rencanamu, Al?" tanya Axel pada putranya.

"Tidak, karena itu memanglah tujuanku sejak awal." jawab Alex santai.

"Kamu tidak bisa berkata seperti itu Al. Ingat, ibu adalah wanita yang cukup probematik, di masa lalu dia sudah gagal mengendalikan ayah, jika hal ini sudah terlihat bukan kamu yang akan menjadi sasaran ibu, tapi istrimu." kata Axel dengan tegas, membuat Alex terdiam di tempatnya.

"Jangan terlalu khawatir ayah, itu akan menjadi urusanku. Jika wanita tua itu berani menyentuh istriku, aku akan memperlihatkan padanya, apa itu neraka sesungguhnya." kata Alex dingin.

Axel hanya menganggukan kepalanya pelan, dia berharap ibunya akan berubah, tapi setelah kejadian di mana ibunya membawa wanita lain ke rumah untuk di jodohkan dengan putranya, semua harapan Axel langsung hancur begitu saja. Liu benar - benar ingin mengendalikan putranya, cucunya. Bahkan jika Alex menikah dengan gadis pilihan Liu, bukan Alex yang akan menjadi boneka atau di kendalikan, tapi wanita yang menjadi istri Alexlah yang akan di kendalikan oleh Liu.

·–·–·–·–

to be continue...

1
nyonya
jangan bilang lu sengaja menta ditembak lex
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!