Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2. Dia
"Bang Haya, liat bros pita aku nggak?" Almira berkata sedikit berteriak karena berburu dengan waktu, hari ini ia ada janji untuk bertemu dengan Bella di Mall mumpung hari libur dan dosen mereka pengertian tidak menambahkan jam atau korupsi waktu libur mahasiswa.
"nggak tahu" Haya membalas dengan nada yang tak kalah kuat.
"kan kemarin bang Haya yang pinjam katanya buat congkel duri di kaki gimana sih"
"kemarin abang udah balikin ya Al"
Syifa yang menaiki anak tangga untuk menghampiri dua anaknya itu berdecak mendengar keributan sepagi ini, mentang-mentang kamar bersebelahan mereka jadi malas ngobrol tatap muka lebih memilih untuk saling berteriak.
"Bang Hayaaa bantu cariin lah tanggung jawab ih" Almira menimpali lagi dengan sedikit sensi. Sampai-sampai ia tidak sadar jika pintu kamarnya telah dibuka oleh ibunya.
"Astaghfirullah Almira, anak gadis mama kenapa teriak-teriak sih nak" ucap Syifa sembari menyimpan gelas yang berisi susu ke atas meja.
Almira menada sambil nyengir melihat ibunya sudah berdiri tepat disampingnya.
"Bang Haya ma, masa dia nggak mau tanggung jawab sih habis minjam bros aku kemarin" jelasnya lalu menatap kaca lagi sambil memperbaiki hijabnya.
"pakai bros yang lain ajalah Al, kenapa harus nyusahin diri sendiri sih"
Almira menggeleng, ia tahu bros dimejanya ini banyak tapi bros pita itu couplean sama Bella dan mereka sudah janji untuk memakai itu hari ini.
"nggak bisa mama, bros itu kembaran sama Bella aku udah janji buat pakai itu hari ini, ih bang Haya ngeselin deh" Almira menimpali dengan sedikit rasa kesal untuk abangnya.
Hmm Syifa tidak habis pikir dengan kelakuan anaknya ini, tampilan sudah cantik, wangi dan rapi tapi tetap saja bertahan duduk didepan cermin sambil mencari-cari bros pitanya.
"terserah kamu saja Al, sekarang minum susunya, mama mau kekamar abangmu" pungkas ibu dua anak itu, ia tidak mau ambil pusing dengan ke repotan anak gadisnya.
"jangan lupa habis minum gelasnya balikin lagi biar bibi yang nyuci" ingat Syifa sebelum berpindah ke kamar Haya.
berbeda dengan Almira yang sudah rapi Haya malah tampak santai duduk dikursi sambil membaca seputar informasi pagi yang ada dalam tab miliknya. ibunya menepuk jidat melihat ke santaian anak lelakinya ini, bagaimana mungkin Haya tidak terlalu perduli dengan ocehan adiknya padahal dia punya waktu senggang.
"Ya Allah Haya, bisa-bisanya kamu sesantai ini, adik kamu udah repot nyari brosnya nak" tegur Syifa.
Haya nyengir melihat ibunya yang masuk dengan ocehan itu.
"hehe habis mau gimana lagi, aku udah balikin ma kemarin" Haya menimpali dengan cengir ganteng. namun tak lama kemudian telinga kirinya ditarik.
"terus bros yang tancep di gabus one piece kamu ini apa ha?" Syifa menjewer telinga anak lelakinya itu sambil mencomot bros pita milik Almira yang nangkring diatas busa pajangan untuk hiasan one piece Haya.
"aw, aw, mama ampuun" Haya meringis memegang telinga meminta ampuun.
"ampuun ma, tapi beneran aku nggak liat tadi" ia berusaha menjelaskan berharap mamanya akan segera melepaskan jewerannya.
Syifa menyudahi aksi menjewernya, menatap sanksi anaknya. "kebiasaan, kamu suka sekali buat adik kamu itu marah ya"
"heheh habisnya masih pagi ma, Al udah mau jalan aja kan mallnya buka jam sembilan"
"ya sudah kamu mandi lalu antar adik kamu"
"iya ma" Haya segera berdiri berjalan cepat kedalan kamar mandi. sedangkan Syifa berjalan keluar, kembali ke kamar Almira. namun anak gadisnya itu sudah turun di ruang tamu. Syifa bergegas ke lantai bawah.
Almira sudah siap, kali ini ia mengenakan baju gamis coklat dipadukan dengan hijab pashmina warna broken white, tas jinjing warna senada dan sepatu kets putih. sisa bros pita coklat yang disematkan dibagian dada akan mempermanis tampilannya.
"Masya Allah anak gadis mama selalu cantik memang kalau sudah siap" Puji Syifa setelah turun dari lantai dua melihat anak gadisnya berdiri didepan cermin besar ruang tamu.
Almira berpose centil menyambut dengan senang hati pujian mamanya. "hihi gimana ma? preety?
"soo preety little baby" balas Syifa sambil merangkul putrinya.
"yaya, you cant aks flowers" Almira malah menyambung pujian ibunya dengan nada lalu keduanya tertawa.
"bisa juga ya nyambung ke situ" ucap Syifa seraya memasang bros pita coklat itu ke Al.
"bisa dong" mata Almira berbinar mendapati mamanya memasang bros yang bikin ia repot sedari tadi. "ahh so sweet makasi mama"
"sama-sama sayang" setelah selesai memasang bros pita itu Syifa mundur dua langkah melihat secara keseluruhan tampilan anaknya.
"nah sempurna, duh anak gadis ini kalau nikah pasti cantik banget" pujinya lagi.
"uuuh" Almira bergerak maju memeluk mamahnya merasa terharu. "nanti ya ma bahas nikahnya, calon Al belum ada soalnya hahah kalau gitu Al pamit. sini tanganya"
Almira menjabat tangan Syifa lalu menciumnya lembut. "Assalamu'alaikum, eh abang kok belum turun sih ma kan kata nya dia mau nganter aku, aku malas nyetir sendiri"
"Hayaaa"
"iyaa maa" Haya menyelesaikan sisiran rambutnya mengambil kunci mobil dan bergegas turun.
...****************...
"jadwal meeting hari ini klien minta pertemuan nya di caffe milk and cake bakery bos" jelas Abyan sambil membacakan jadwal lainnya.
Hafiz mengangguk mengerti "tiga pulu menit sebelum klien datang kita sudah disana" balasnya masih dengan menatap luar jendela menelisik segelintir orang yang sedang lalu lalang.
Mata Abyan membulat, ia memastikan kembali telinganya dengan meniup sedikit udara yang dikepalkan di tangan dan membuang ke telinganya. lalu lelaki itu mencubit tangannya lagi. wah hebat suatu kebahagiaan Hafiz menjawabnya dengan panjang lebar kali ini.
"tiga puluh menit sebelum rapat dimulai ya?" tanya Abyan memastikan.
"hmm" gumam Hafiz.
Ck. lihatlah baru saja Abyan bersuka cita dalam hati sifat dingin bos sekaligus sahabatnya ini kembali lagi.
"Haf, Haya jadi gabung?" Abyan masa bodo lah menanyakan Haya mungkin lebih seru dibandingkan mati berbusa sendirian disini.
"iya"
Abyan mengangguk pria berambut sedikit ikal itu juga kini mulai menelisik pinggir jalan. ia heran kenapa Hafiz suka sekali melihat ke keramaian tapi jiwa pemuda itu sama sekali tidak ramai.
Lima belas menit kemudian Haya menampakkan diri juga. "oi bro sorry agak telat habis nge drop adik tadi ke Mall." jelas Pria berhidung mancung tersebut.
"Mall apa?" tanya Hafiz.
Abyan mengernyitkan dahi, kepo sekali bos mereka ini.
"Plazaa" jelas Haya sambil memanggil waiters untuk memesan minum.
"oh, kita juga akan ke sana nanti" timpal Abyan.
"kesana sekarang" putus Hafiz yang langsung bangkit berjalan keluar dari restoran nya.
Dua laki-laki yang baru saja akan memulai obrolan itu terkejut "bos ini kalau kita kesana adanya kita menunggu lebih tiga puluh menit" jelas Abyan keberatan.
"iya Fiz, saya juga baru tiba beluman minum" Haya ikut menimpali.
"minum disana saja saya traktir" balas Hafiz dari kejauhan.
Abyan dan Haya menghela nafas terpaksa mereka berdua bangkit mengikuti Hafiz yang sudah sangat tidak sabaran itu.
Almira dan Bella kebingungan memilih baju apa yang seharusnya mereka beli, melihat semuanya terlalu bagus dan cantik-cantik.
"kita ke tokoh sepatu aja deh bel" ajak Al yang sudah terlihat putus asa dalam memilih gamis.
"ya sudah ayok" bela menyetujui.
Keduanya berjalan ke tokoh sepatu. saat masuk mata Almira tertuju pada sepatu kets trendy sementara Bela lebih tertarik pada sepatu hak.
"kita mencar ya, nanti ketemu disini lagi" jelas Al yang di angguki sahabatnya itu.
mereka berpencar. dua perempuan dengan kesukaan yang berbeda kalau sudah mengenai sepatu lain lagi dengan baju atau aksesoris lainnya. mereka bisa saja beli couple tapi untuk sepatu tidak akan pernah.
Disisi lain, Hafiz, Abyan dan Haya sudah memasuki resto milk and cake bakery dua dari tiga orang tersebut sudah memesan minuman. jika Haya dan Abyan duduk anteng lain lagi dengan Hafiz yang celingak celinguk melihat ke sekeliling mall.
"udahlah kliennya kan bakal tiba pukul sebelas nanti" ujar Abyan yang merasa terlalu aneh dengan tingkah laku bosnya itu.
Sementara Haya santai ia adalah tipe orang yang malas ikut campur urusan orang lain. ia malah asik menyeruput jus mangga miliknya.
"bos, kita kesini ada tujuan lain ka?" Abyan bertanya, jujur ia masih sangat aneh dengan tingkah Hafiz yang tidak bisa duduk tenang itu. namun Hafiz menggeleng seketika pria yang di cap aneh hari ini oleh Abyan mendadak kalem.
"pesan jus alpukat untuk saya Byan"
"oke"
Almira dan Bela masuk kedalam caffe milk and cake bakery setelah kecapean shoping hari ini. "lumayan juga belanjaan hari ini, stok buat seminggu kedepan hadappin mood dosen" ucap bela dengan ceria.
"iyaa, but haus banget nih bel, kamu tunggu sini saja ya saya mau ke sana dulu mesen minum. kamu masih menu yang sama kan?"
"iyaa seperti biasa stroberi milk" balas bela.
"oke" Almira bergegas, ia berjalan melewati meja tiga pemuda yang salah satunya ada Haya, Haya yang melihat itu menyunggingkan senyum menarik lengan adiknya dengan kuat membuat Almira terkejut.
Ia berbalik menatap siapa yang kurang ajar menarik tangannya. namun netranya berhenti pada satu mata teduh yang menatap nya dengan bersedekap dada.
Degub jantung Almira mulai tidak beraturan. seperti gendang yang bertabuh. yang menatap nya adalah Hafiz. ya Dia Hafiz Muhammad Adnan pria yang selama ini mengisi tiap malamnya kalah lelah dengan tugas.
Hafiz tersenyum tipis sangat tipis sampai Almira dan yang lain mungkin tidak akan mengetahuinya. ia lalu menunduk meraih jusnya dan menyeruput sedikit.
Almira berdehem pelan berusaha menetralkan degub jantung nya menatap Haya yang sudah cekikikan lain lagi dengan Abyan yang terpesona. namun disadarkan oleh Hafiz dengan tepukan tangan di bahunya.
"cantik banget bos" gumam Abyan pada Hafiz namun pria itu menghiraukan.
"ya Allah Abang, kirain siapa" Almira ingin marah sebenarnya namun ia jaga image. ia menarik tangannya menatap sanksi Haya.
"halo adek jumpa lagi" tegur Haya dengan santainya.
namun fokus Almira teralih di belakang Hafiz ada dua anak kecil yang berlarian salah satu anak tersebut tidak sengaja tersandung Almira berlari cepat ingin menolong, sikut lengan nya tidak sengaja mengenai gelas jus alpukat milik Hafiz.
Almira berhasil menyelamatkan anak itu, namun jas Hafiz basah karena tertumpah minuman. muka pria itu menegang.
Almira menghela nafas. ibu anak itu menghampirinya mengucapkan terimakasih lalu membawa pergi anaknya.
Haya dan Abyan saling menatap dari kejauhan bella juga memantau. Almira berbalik namun ia bergerak mundur saat Hafiz berdiri tepat didepannya.
"bersihkan lengan jaz saya" ucap pria itu datar seraya menyodorkan lengan jaznya yang basa ke arah Almira.
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih