Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
"Apa semua nya harus di ukur dengan harta?". Artha mulai kesal.
"Lagi pula karir Yuka di hotel kita juga cemerlang. Dia menjadi staf hotel terbaik selama tiga tahun berturut turut. Apa itu masih kurang? ".
Neni menatap Yuka penuh selidik. "Mama yakin gadis miskin ini sengaja deketin kamu cuma buat morotin harta kita".
"MAMA!!!". Sergah Artha semakin kesal.
"Sudah lah , biarkan Artha menikmati gadis pilihan nya". Tutur Broto yang membuat Neni dan Seni hampir saja tersedak makanan. Sementara Yuka yang masih menunduk itu tersenyum menang. Seperti nya rencana untuk bisa masuk ke dalam keluarga Regatama sebentar lagi akan berhasil.
"Apa maksud papa?". Kejar Neni tidak percaya. Bagaimana mungkin Broto merestui putra nya menikahi gadis miskin yang tidak punya keluarga.
"Papa cuma bercanda kan pa? ". Imbuh Seno tidak habis fikir. Dia sangat tidak suka dengan hubungan antara Artha dan Yuka.
Broto mengelap mulut dengan kain tanda dia selesai makan. "Besok malam kita bicarakan persiapan pernikahan kakian. ". Setelah mengatakan itu , Broto pun meninggalkan ruang makan.
Artha menggenggam jemari Yuka. "Papa merestui kita sayang. ".
Yuka memberikan senyum terbaik nya kepada Artha. Dia tidak peduli dengan Neni dan Seni yang menatap nya penuh dengan kebencian.
***
Acara pernikahan yang amat sangat mewah pun telah usai di gelar. Yuka dan Artha masuk ke kamar yang telah di hias dengan indah dan sakral. Di atas ranjang telah di hias mawar merah berbentuk hati lengkap dengan selimut yang di bentuk semacam angsa.
Namun , itu bukan menjadi tempat yang di pilih Yuka dan Artha untuk menjalankan ritual malam pertama mereka. Sebelum pintu di tutup rapat , Yuka yang agresif memimpin percumbuan. Dia langsung meraup bibir Artha dan hanya dengan kelincahan nya membantu Artha menanggalkan jas , tuksedo , dan kemeja nya.
Oksigen mendadak menitis , kedua nya merasa semakin panas. Artha mengangkat tubuh Yuka lalu menduduki nya di atas meja rias. Kemudian menyingkap gaun pernikahan Yuka dalam sekali tarik. Kedua nya saling memagut bibir dengan intens dan lebih cepat. Tangan Artha bergerak liar menelusup ke bagian bawah Yuka yang membuat wanita itu mendesah pelan.
Sesekali Yuka melirik seorang lelaki paruh baya yang tengah mengintip di sela sela pintu yang tidak tertutup rapat. Merasa di perhatikan , Yuka semakin menunjukan ekspresi menikmati percumbuan nya dengan Artha.
Tangan Artha berpindah menurunkan tali dress pernikahan Yuka , membuat dada nya semakin terekspos. Artha mengecup leher jenjang Yuka hingga turun ke pundak dan berakhir untuk mengecup dua kepunyaan Yuka lebih leluasa.
Tubuh Yuka menggeliat saat sentuhan sentuhan Artha semakin liar. Yuka kembali melirik Broto yang urat pelipis nya mulai terlihat menegang. Yuka menyeringai tanpa menghentikan suara desahan nya yang membuat Artha semakin bersemangat untuk menuntaskan ritual malam pertama mereka.
Yuka melepas ikat pinggang Artha , menarik resleting celana nya , kemudian membiarkan Artha menjalankan tugas nya sebagai seorang suami dengan baik.
Yuka sempat memekik , saat Artha berhasil menjadikan nya sebagai istri seutuh nya. Dia kembali melirik ekspresi Broto yang seperti kebakaran jenggot. Yuka melihat Broto yang melonggarkan dasi , mungkin tenggorokan nya tiba tiba tercekat , tapi dia masih berdiri mematung di sana demi menyaksikan ritual malam pertama sang putra kedua nya.
Yona mengalungkan kedua tangan di leher Artha , sesekali dia memejam kan mata merasakan kenikmatan yang telah dicapai.
Tak berselang lama , Broto pun menghilang dari balik pintu.
Yuka meletakan dagu nya di bahu Artha , yang masih mengeluarkan suara yang membuat Artha tidak rela menghentikan kegiatan itu. Yuka kemudian tersenyum miring merasa telah berhasil untuk menarik perhatian Broto.
Yuka tersentak saat Artha tiba tiba mengangkat tubuh nya , lalu membaringkan di atas ranjang untuk melanjutkan kegiatan yang menghabiskan malam yang panjang.
Kegiatan terhenti saat Artha menggulingkan tubuh nya ke samping. Artha menarik selimut untuk menutupi tubuh kedua nya yang sudah tanpa busana sehelai pun.
"Makasih ya sayang. ". Ucap Artha setelah mengecup kening Yuka.
Yuka turun dari ranjang setelah memastikan Artha tertidur dengan lelap. Dia memungut kemeja putih Artha yang tergeletak di lantai , lalu memakai nya. Yuka sengaja tidak mengancingkan beberapa kancing di bagian atas yang membuat belahan dada nya terekspos.
Yuka menuruni anak tangga menuju dapur. Dia sedikit terkejut saat menemukan Broto di sana tengah meneguk segelas air. Rupa nya dia telah mengganti setelan jas nya dengan kimono tidur berwarna putih. Tak berbeda dengan Yuka , Broto pun merasa kaget dengan kedatangan Yuka.
"Yuka boleh ambil minum pah?". Tanya Yuka.
Broto hanya mengangguk lalu meneguk air lagi. Darah Broto kembali berdesir saat memandang Yuka tengah menuangkan air dari teko ke gelas. Pandangan Broto turun ke bawah , dia baru sadar jika Yuka tidak memakai apa pun kecuali kemeja milik Artha.
Keringat hasil percumbuan itu rupa nya belum sepenuh nya menghilang di kaki jenjang Yuka. Broto harus menelan ludah dengan sangat susah payah saat melihat kemeja yang sedikit transparan itu membuat lekuk tubuh Yuka terpampang jelas.
Broto semakin berkeringat dingin. Dia meneguk air hingga tandas , lalu bangkit menghampiri Yuka.
Yuka yang tengah meneguk air sambil berdiri itu terhenyak saat Broto kini telah berada di samping nya. "Papa...?".
Broto berdehem sebentar. Dia sempat menyaksikan lebih jelas belahan dada yang terpampang nyata. Broto mengulurkan gelas nya yang kosong. "Isikan gelas ini!".
Yuka meraih teko lalu menuangkan air ke gelas mertua nya. Sementara itu , sang mertua sibuk memandangi Yuka dari atas sampai bawah dengan teliti , seperti tidak rela melewatkan satu inci pun dari bagian tubuh Yuka yang menawan.
Dari kemeja transparan yang di pakai Yuka , Broto dapat melihat samar samar warna pink pucuk dari kepunyaan Yuka. Broto bisa menerawang jika dengan genggaman tangan nya akan pas dengan dia yang memiliki tangan yang besar dan kekar itu.
Jakun Broto naik turun menelan ludah kental sembari membayangkan betapa beruntung nya Artha menikmati semua lekuk tubuh Yuka.
"Sudah , pah". Ujar Yuka yang membuat Broto seketika menghentikan mata liar nya. Tanpa sepatah kata pun , Broto langsung meninggal kan Yuka , lalu menaiki tangga menuju kamar nya yang berada di lantai dua.
Yuka tersenyum miring kemudian kembali meneguk air nya. Seperti nya rencana nya akan berhasil untuk mendapatkan perhatian dari Broto. Broto memang target utama nya yang di incar Yuka setelah masuk ke dalam keluarga Regatama.
"Aku harus memastikan keluarga Regatama hancur dengan tangan ku sendiri!". Desis Yuka mantap. Dia mencengkeram gelas yang ia pegang kuat kuat.
Yuka selalu ingat kejadian dimana keluarga nya di hancurkan oleh keluarga Regatama saat dia masih berusia tujuh tahun.