Kesayangan Tuan
"Ma, kenalin ini Yuka pacar Artha" .
Neni menatap Yuka dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan nyalang . Yuka menghela nafas panjang, dia harus tetap tenang meski di anggap rendah.
"Halo Tante. Nama saya Yuka" .Yuka mengulurkan tangan berniat bersalaman.
Neni mengabaikan Yuka dengan senyum miring , lalu meneguk segelas wine yang sejak tadi ia pegang. "Jadi gadis miskin ini yang membuat mu gak tertarik dengan gadis gadis Australia , Tha?". Cibir nya. Jangan lupa kan lipstik merah cetar yang senada dengan gaun nya. Meski memakai make up tebal sekalipun tidak dapat menutupi kulit keriput di wajah nya.
Artha , putra kedua dalam keluarga Regatama , sang konglomerat ibu kota mengangguk yakin. " Yuka membawa kado untuk mama".
Artha sengaja memperkenalkan Yuka pada keluarga nya tepat di malam perayaan ulang tahun Neni yang sudah berkepala lima.
Acara perayaan ulang tahun di selenggarakan di sebuah gedung ternama dengan ribuan tamu yang merupakan mitra kerja dari Regatama Grup.
"Maaf , mungkin pemberian dari Yuka ini tidak seberapa. Yuka harap Tante suka". Yuka mengulurkan sebuah kotak hitam dengan pita merah yang terlihat begitu elegan.
Alih alih menerima pemberian Yuka , Neni justru meninggalkan Artha dan Yuka untuk menemui teman teman sosialita nya. " Ehh halo jeng". Neni melambaikan tangan. "Makasih ya udah dateng ke acara penting saya. ".
Artha merangkul Yuka yang menunduk sedih. " Maafin mama ku ya sayang. Mama begitu karena belum kenal kamu. ".
Mata Yuka sendu menatap Artha. "Tante Neni benar mas. Kamu emang gak pantes sama gadis miskin yang bahkan gak punya keluarga kya aku. ".
Telunjuk Artha mendarat di bibir Yuka. "Hussttt,,kamu gak boleh ngomong gitu. Aku sangat mencintai mu Yuka. Aku janji bakal nikahin kamu secepat nya.".
"Bagaimana kalau keluarga kamu gak setuju mas?".
"Mama pasti setuju. " Kata Artha menatap kemudian menyelipkan tangan Yuka ke lengan nya. " Ayo bergabung sama papa dan mas Seno di sana".
Acara ulang tahun sangat meria. Para tamu asyik mengobrol dengan segelas alkohol di tangan. Broto dan Seno berada di antara para pria dengan setelan jas yang terlihat mahal.
"Papa, Mas Seno....".
Kedatangan Artha dan Yuka membuat mereka terlena melihat kecantikan Yuka dengan dress panjang berwarna hitam panjang tanpa lengan. Yuka memiliki tinggi badan 170 cm dengan kaki jenjang dan kulit putih mulus. Bibir Yuka sangan ranum dan menawan. Malam ini Yuka sengaja menata rambut nya dengan gaya gelung modern, membuat tengkuk nya terekspos sempurna yang mampu membuat darah para pria berdesir.
Broto ayah Artha pun merasakan hal serupa. Dia menelan ludah kasar saat Yuka menyelipkan anak rambut ke belakang telinga nya. Mata nya belum berkedip sejak tadi, bahkan saat Yuka memberikan senyum hormat.
Lain hal nya dengan Seno, anak pertama keluarga Regatama ,dia justru langsung menatap nyalang Yuka seperti yang di lakukan oleh Neni.
"Wah akhir nya Pak Artha datang juga. ". Sambut salah seorang kolega Broto yang seperti nya sudah menunggu kedatangan Artha.
Mereka pun asyik memperbincangkan kerja sama yang akan mereka jalani. Kecuali Broto yang tampak tidak fokus dalam diskusi dan justru tertarik untuk terus melirik Yuka.
"Mas aku mau ke toilet dulu ya". Izin Yuka kepada Artha yang asyik mengobrol. Saat melewati Broto , Yuka dengan sengaja menjatuhkan gelang milik nya..
Broto melihat gelang Yuka yang sudah tergeletak di lantai , kemudian menoleh memandang punggung Yuka yang semakin jauh. Broto menghela nafas , berjongkok berpura pura menali sepatu , padahal ia sedang memungut gelang Yuka.
"Kalian lanjutkan saja ngobrol nya , saya mau ke toilet dulu. " Kata Broto kemudian meninggal kan para kolega nya.
Sesudah nya dari toilet , Yuka sedikit tersentak saat melihat Broto berdiri di ujung lorong toilet dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"Om Broto?". Pekik Yuka yang sebenar nya hanya berpura pura. Semua nya memang sudah di atur oleh Yuka , dan sejauh ini apa yang di rencanakan selalu berhasil. "Om mau ke toilet?".
Broto mengulurkan gelang. "Ini gelang mu kan?".
Yuka pura pura melihat pergelangan tangan , mengecek keberadaan gelang. "Ehh, iya Om. Yuka gak tahu kalau gelang Yuka jatuh".
"Ambil lah".
" Ma maaf Om. Boleh kah om pasang kan ke tangan Yuka?Yuka gak bisa pakai sendiri. " Di akhir kalimat nya Yuka tersenyum getir , menunjukan mimik wajah tidak mampu agar di bantu oleh Broto.
Broto berdehem pelan , sedikit terhenyak dengn permintaan Yuka. Selain merasa tertarik dengan kecantikan Yuka. Broto pun menaruh perhatian dengan sikap manja Yuka. Menurut Broto semua itu sangat menawan dan membuat jantung nya memompa darah dengan kencang.
Yuka menjulurkan tangan, dengan tatapan mata nya menuntut Broto agar mau membantu memasangkan nya. Dengan ragu Broto pun melakukan apa yang Yuka minta.
Yuka mengeluarkan senyum menawan nya , kemudian berbisik di dekat telinga Broto. "Makasih ya om. Om baik deh. ".
Suara sensual Yuka mampu membuat tubuh Broto seketika menegang. Broto mengangguk pelan , kemudian meninggal kan lorong , Broto menelepon seseorang. "Batalkan pesanan saya malam ini. " Kata nya kepada asisten pribadi. Sebenar nya usai acara nanti Broto akan bersenang senang dengan wanita pesanan, tetapi niat itu urung usai bertemu dengan Yuka.
"Papa?". Sapa Artha yang tidak sengaja berpapasan dengan Broto di ujung lorong toilet. "Papa dari toilet? ". Imbuh nya.
Broto buru buru mematikan sambungan telepon nya dan memasukan ponsel ke saku jas kembali. Dia terlihat sedikit kikuk. "I iya , kamu mau ke toilet juga?".
Artha mengangguk. "Mau jemput pacar Artha dia lama banget gak keluar keluar.".
Broto hanya menatap Artha datar karena dari awal memang tidak setuju dengan pacar Artha yang kata nya gadis miskin. Artha memang sering menceritakan Yuka kepada keluarga nya , tetapi kabar bahwa pacar Artha sebenarnya gadis miskin yang hidup sebatang kara membuat keluarga menentang hubungan kedua nya.
"Cepat lah kembali untuk melanjutkan perbincangan bisnis kita".
***
Seminggu setelah acara ulang tahun Neni , Artha kembali mengajak Yuka untuk bertemu dengan keluarga nya. Artha mengajak Yuka bergabung dalam makan malam keluarga. Artha memperlakukan Yuka seperti seorang ratu , meski yang lain bersikap acuh tak acuh seperti tidak menganggap keberadaan Yuka di antara mereka.
"Papa , Mama , Mas Seno , dalam waktu dekat Artha akan menikahi Yuka".
Mendengar perkataan Artha membuat semua nya tercengang , sontak mengentikan kegiatan makan mereka.
Neni menatap tajam Artha. "Kamu pacaran dengan gadis miskin itu aja Mama gak setuju!Apa lagi kamu menikahi nya!".
Seni menyahut. "Kaya gak ada cewe lain aja Tha. Dia gak sepadan dengan keluarga kita! " Seno tersenyum miring melirik Yuka yang diam menunduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments