Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerumah Suami
Setelah proses izab kabul dilaksakan dan barulah pengantin wanitanya keluar. Semua mata tertuju pada pengantin yang sangat cantik itu. Tavisha tampil begitu cantik dan anggun menggunakan gaun putih syar'i yang lengkap dengan balutan hijabnya.
Jika semua orang tertuju pada istrinya yang sekarang berjalan didampingi oleh Widya, maka Kastara juga melihat hal itu. Matanya tidak berkedip sama sekali melihat kecantikan istrinya seperti bidadari yang turun dari langit.
Tavisha tetap menunduk yang hanya melihat langkah kakinya yang mengabaikan orang-orang yang sejak tadi memandangnya yang menatapnya penuh dengan kekaguman. Kastara sampai tidak menyadari jika istrinya itu sudah berada di sebelahnya yang membuatnya buru-buru mengalihkan pandangannya.
Seketika wajahnya yang tadi tegang ketika mengucapkan ijab kabul dan sekarang berubah memerah yang terlihat jelas bahwa dia salah tingkah dan mungkin saja Kastara harus mengakui jika istrinya memang sangat cantik.
"Kalian berdua sudah sah menjadi pasangan suami istri, semoga pernikahan ini menjadi pernikahan sakinah mawadah warohmah yang diberikan keturunan yang sholeh sholehah, yang saling mencintai sepanjang hayat," ucap penghulu memberikan petuah singkat kepada pasangan pengantin baru itu.
Tidak ada respon sama sekali dari keduanya yang mana mereka berdua tetap saja diam dengan posisi Tavisha tetap menunduk.
"Ayo sudah bisa dipasangkan cincin pernikahan kalian!" ucap penghulu.
Salah satu orang yang ada di sana mendekati pasangan pengantin itu dan memberikan sepasang cincin pernikahan itu. Tavisha dengan penuh kegugupan menghadap Kastara sampai saat ini tidak juga melihat suaminya.
Kastara mengambil cincin tersebut dan langsung memasangkan di jari manis Tavisha dan Tavisha melakukan hal yang sama dengan tangannya yang bergetar.
Untuk pertama kali Tavisha mencium punggung tangan suaminya itu, kemudian Kastara juga mendapat arahan mencium lembut kening Tavisha.
Walau keduanya mencoba untuk tenang tetapi tetap saja dari wajah keduanya terlihat sama-sama gugup. Tavisha tidak pernah menyangka jika dia akan menjadi istri dari seorang pria yang membuat kekacauan di rumah sakit dan begitu juga dengan Kastara pernah menyangka bahwa dia akan menikah.
Setelah pasangan pengantin itu sudah memakai cincin masing-masing yang akhirnya keduanya menandatangani berkas-berkas pernikahan mereka dan kemudian mereka juga mengambil sesi foto dengan memegang buku nikah.
Proses pernikahan yang memang diadakan sangat sederhana, tetapi tetap saja banyak hikmah dalam pernikahan tersebut yang pasti lebih terasa bagaimana kenikmatannya dibandingkan harus mengadakan pernikahan mewah.
***
Ketika sudah sah menjadi istri Kastara, Tavisha yang langsung dibawa ke kediaman Kastara yang sebelumnya pasti mereka berdua sudah berpamitan dengan Widia dan Kastara juga mendapatkan banyak sekali pesan dari ibu mertuanya itu.
Entahlah kastara mendengarkan pesan-pesan tersebut atau justru mengabaikannya yang terpenting selama Widya memberikan pesan itu Kastara tidak mencela sama sekali dan hanya mendengarkan saja.
Jika biasanya Tavisha menginjakan kaki di rumah itu dengan cara dipaksa dan bahkan seringkali dia harus memakai jubah putihnya yang menjadi simbol kedokterannya dan saat ini tidak.
Wanita yang sejak tadi murung di dalam mobil itu dan sampai akhirnya mobil itu berhenti di kediaman mewah Kastara. Tavisha yang memasuki rumah itu kembali dengan memakai gamis yang terlihat sangat cantik membuat dirinya semakin anggun dan ditambah lagi dengan covernya yang sudah diseret oleh salah satu bodyguard.
Sejak tadi tidak ada pembicaraan dari keduanya yang hanya terdengar keheningan di dalam mobil.
"Kastara!" Vanya menuruni anak tangga menghampiri pasangan itu yang pasti membuat Vanya heran dengan kembali kedatangan Dokter tersebut setelah beberapa hari tidak dia lihat dan sekarang datang berbeda, mata Vanya juga melihat ke arah koper yang sudah dibawa pelayan terlebih dahulu menaiki anak tangga setelah mendapatkan perintah dari Kastara.
"Kastara kamu membawanya kembali?" tanya Vanya.
"Bukankah memang hanya dia yang bisa menyembuhkan Damian," jawab Kastara.
"Apa dia akan tinggal di rumah ini?" tanya Vanya yang melihat koper tersebut yang pasti sudah bisa menduga.
"Benar!" jawab Kastara yang memang tidak menceritakan kepada Vanya bahwa dia telah menikahi Tavisha yang mungkin saja bagi Kastara tidak perlu juga menceritakan hal seperti itu.
Kastara melihat ke arah Tavisha juga melihat dirinya dengan kode mata Kastara seolah menyuruh Tavisha untuk pergi menuju kamarnya. Tavisha menuruti hal itu yang menaiki anak tangga.
"Kastara tumben sekali wanita itu mau tinggal di rumah ini? Apa kamu kembali memberikan ancaman kepadanya?" tanya Vanya.
"Aku akan melakukan apa saja agar Damian mendapatkan dokter yang cocok untuknya. Bagaimanapun kita tidak bisa mempercayakan siapa-siapa untuk menanganinya dan hanya Dokter itu yang sejak awal sudah memegangnya," jawab Kastara.
"Kamu benar! Jika semua itu untuk kebaikan Damian aku menurut saja apapun yang kamu katakan dan lagi pula kamu yang tahu apa yang terbaik," ucap Vanya.
"Lalu bagaimana keadaannya hari ini? Apa kamu melihatnya bereaksi kembali seperti sebelumnya?" tanya Kastara.
"Tidak ada reaksi apapun dan aku hanya berharap dia baik-baik saja," jawab Vanya.
"Baiklah! Aku mau ke atas sebentar dan nanti aku akan melihat kondisinya," ucap Kastara yang membuat Vanya menganggukkan kepala dan Kastara langsung meninggalkan Vanya.
Tavisha yang sudah kembali berada di dalam kamar yang mana kamar itu pernah dia tempati selama dua hari karena ditahan oleh Kastara. Tavisha duduk di pinggir ranjang ya dengan wajahnya yang terlihat masih murung.
"Tavisha ini sudah menjadi takdir kamu dan percayalah jika semua ini juga sudah ketentuan yang di atas. Kamu harus belajar ikhlas menerima semua ini dan ketika keikhlasan itu ada maka semuanya akan baik-baik saja. Aku tahu ini sangat berat untuk kamu, tetapi ini yang terbaik dan aku percaya semua ini juga yang terbaik untuk kamu," batin Tavisha yang berusaha untuk menenangkan diri sendiri atas keputusan yang telah diambil.
Krekkk.
Lamunannya yang terbuyar ketika pintu kamar terbuka dan siapa lagi jika bukan pria yang baru saja menikahinya memasuki kamarnya.
"Kenapa?"
"Apa kau menyesal telah mengambil keputusan yang bodoh?" tanya Kastara membuat Tavisha mengerutkan dahi yang pasti tidak mengerti dengan apa yang dimaksud laki-laki itu.
"Kau sangat ahli dalam mengobati pasien tetapi ternyata pikiranmu tidak berfungsi dengan baik. Aku tidak tahu apa yang membuatmu menerima pernikahan ini yang padahal jelas-jelas ini hanya merugikanmu saja. Hanya karena kau tidak ingin tinggal di rumah ini dan merawat temanku yang akhirnya membuatmu milih untuk menikah denganku,"
"Padahal jika kau menggunakan logika semua ini hanya akan membuatmu rugi. Bagaimana tidak setelah semuanya selesai, kau akan memiliki status baru dan ini sangat berbeda jika kau tidak menikah denganku," ucap Kastara.
"Kamu benar yang dirugikan dalam hal ini adalah aku. Karena aku sudah menjadi istrimu yang artinya kamu bisa semaumu dan sesuka hatimu berbuat apapun kepadaku dan setelah tugasku selesai, maka juga kamu bisa melakukan semua yang kamu mau dan akulah yang rugi,"
"Tetapi kerugian itu tidak akan terbayarkan dengan dosa yang aku lakukan jika aku tinggal di rumahmu tanpa ada ikatan pernikahan dan terus berkomunikasi dengan," jawab Tavisha dengan memberikan dua perbedaan kepada Kastara jika keputusan yang diambil berdasarkan pemikiran yang matang dan bukan karena semata-mata hanya ingin menikah dan melainkan semua hanya menjaga kehormatannya.
Bersambung.....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini