Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Namanya Clara
Tak berselang lama terdengar langkah kaki yang mendekat kearah Roy yang duduk menunduk menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Mas...mas... Maaf apa anda baik baik saja kenapa anda duduk disini bukannya didalam??" sebuah suara lembut terdengar ditelinga Roy membuatnya memiringkan muka untuk melihat kesumber suara.
Saat wajahnya lepas dari kedua telapak tangannya netra mata Roy langsung menangkap sosok perempuan dengan wajah cantik berkulit mulus berpostur tinggi semampai berbadan langsing menggunakan blazer cream dengan rok pendek berwarna senada dengan atasan yang dia gunakan.
Indra penciuman Roy langsung menangkap wangi parfum yang membuat pikiran tenang karena menghirupnya. Lama Roy terpaku menatap gadis itu lupa berkedip karena yang berdiri disampingnya bagai bidadari yang turun dari kayangan.
"Mas... Mas... Apa anda baik baik saja??" kembali wanita itu menegur Roy dengan mengibaskan tangannya yang berjari lentik terbalut kulit putih mulus terawat di depan muka Roy dengan sedikit agak membungkuk.
Lagi lagi bola mata Roy seketika membulat karena saat wanita cantik itu membungkuk dua semangka langka berwarna putih mulus saling bertemu mengintip dari ujung bagian atas kaus dalaman Blazer cream itu "Eh maaf mbak..." ucap Roy tersadar dari lamunannya yang sesaat karena terkesima oleh kecantikan mahluk ciptaan tuhan yang berdiri disampingnya.
"Iya mbak saya baik baik saja", kembali Roy menjawab dengan gugup dan wajah yang merona merah karena malu. Kalau dalam film anime mungkin Roy sudah terbang karena mimisan.
"Kenapa anda di luar kenapa tidak di dalam saja karena anda kan butuh perawatan," ucap wanita cantik dengan pipi tirus berhidung bangir itu.
"Tidak mbak saya alergi dengan bau obat, jadi saya memilih diluar, lagian saya sudah tidak apa apa," jawab Roy seadanya.
"Perkenalkan nama saya Clara, saya adalah orang yang menyebabkan anda jadi seperti ini," ucap wanita cantik itu mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
"Saya Roy mbak," ucap Roy membalas jabatan tangan wanita yang terlihat mulus dan terawat itu sambil berdiri mengimbanginya.
"Saya mohon maaf mas karena saya kurang hati hati tadi mengendarai mobil hingga membuat mas jadi seperti ini," ucap wanita berambut hitam panjang itu. Rasa bersalah dan menyesal tergambar dari rona wajahnya.
"Iya tidak apa apa mbak lagian tadi itu tidak sepenuhnya salah mbak, saya juga kurang hati hati pas mau menyeberang jalan, semua ini musibah mbak," balas Roy lembut dengan tangan masih saling berjabat seakan enggan rasanya untuk dilepaskan karena Roy merasa nyaman sekali menggenggam tangan ramping yang halus itu.
Seketika Roy tersadar dan melepaskan jabatan tangan yang enggan dipisahkan itu. "Maaf mbak saya tidak bermaksud apa apa," lirih Roy merasa bersalah. Dengan senyuman yang mampu membuat waktu berhenti Clara membalasnya.
Setelah berbincang ringan dan selalu ada kata maaf sebagai bentuk kesalahan kedua orang berlainan jenis dan berbeda kasta itu meninggalkan lorong rumah sakit. Clara menawarkan untuk mengantarkan laki laki yang sudah dia tabrak itu pulang kerumahnya namun di tolak halus oleh Roy. Tapi wanita cantik yang terlihat berasal dari keluarga yang tidak sembarangan itu memaksa membuat Roy terpaksa menyetujuinya. Walau dalam hati begitu bahagi dapat berjalan bersama wanita cantik seperti artis idola itu namun di sembunyikan oleh Roy karena bagaimana pun sebagai laki laki harus memberikan kesan maskulin dimata kaum hawa.
Sebuah mobil mewah melaju dengan santai dari pelataran parkir rumah sakit yang di dalamnya ada Roy bersama Clara. Tidak ada pembicaraan dari keduanya.
"Eh ya Mas Roy kita makan dulu ya, kasian mas Roy dari tadi siang pasti belum makan," ucap Clara dengan tetap fokus pada jalanan ibu kota yang ramai sore itu.
"Tidak usah repot repot mbak, saya tidak lapar," jawab Roy. Namun, cacing dalam perutnya berkata lain. Perutnya yang kosong karena memang belum terisi makanan dari pagi berbunyi dan suaranya bisa didengar oleh wanita dibalik kemudi itu.
Tanpa berkata Clara hanya tersenyum penuh arti dan menambah laju kendaraannya. Namun, bagi Roy dia sangat malu karena mulutnya berkata tidak tapi perutnya memberontak.
Kini mobil sedan mewah yang di kendarai Clara berhenti disebuah restoran nasi padang. Mereka berdua turun walau sebelumnya Roy menolak sebelum Clara membuka pintu mobil tersebut untuk turun tapi Clara memaksa. Hal itu sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya karena telah menabrak pemuda bernama Roy tersebut.
Mereka memasuki restoran tersebut berjalan beriringan tanpa bergandeng tangan. Walau terlihat seperti sopir dan majikan yang berjalan bersama dari pakaian yang mereka gunakan masing masing tapi mampu membuat iri mata yang memandang. Karena Roy si cowok sederhana dari segala bidang bila dilihat berjalan beriring denga Clara wanita berkelas nan cantik penuh pesona.
Kini mereka berdua tengah asyik menikmati makanan yang dihidangkan didepan mereka. Walau perut kosong dan belum diisi dari pagi namun Roy pintar menyembunyikan rasa laparnya. Sebagai laki laki Roy pintar menjaga sikapnya walau berpenampilan sederhana namun sikap yang ditunjukkannya begitu beribawa membuat orang kagum jika didekatnya.
"Kalau mau nambah tambah aja mas jangan malu malu, kalau saya memang tidak makan banyak bisa lah namanya juga perempuan," ucap Clara memecah keheningan diantara mereka sambil menyekakan tisu di bibirnya yang ranum berwarna merah teduh itu membuat pesona wanita itu tidak ada obatnya.
"Ah.... Sudah cukup mbak. Saya sudah kenyang," balas Roy yang juga telah menyelesaikan suapannya mengimbangi wanita didepannya.
"Jangan panggil mbak panggil Ara aja biar lebih akrab," balas wanita itu dengan senyum manisnya.
"Eng.....iya mbak.... Eh..maaf.....Ra...," balas Roy kikuk dan wajahnya memerah sepeti tomat matang.
"Ternyata kamu lucu juga ya mas kalau lagi malu malu gitu," tukas Clara sambil tertawa kecil menutup mulut dengan jari lentiknya.
"Kalau gitu kamu juga ngak usah panggil aku mas, karena aku juga bukan orang pulau ini sebut nama saja karena mungkin umur kita tidak beda jauh," kembali Roy berucap dengan Pipi memerah seperti buah chery tapi tidak terlihat karena dirinya memang tidak berkulit putih.
Clara lebih tua dari Roy dia wanita yang sudah berusia 26 tahun, sedangkan Roy berusia 23 tahun yang sekarang menjadi pengangguran. Clara mengetahui hal itu karena sudah melihat identitas Roy dari saat dirinya diminta mengisi data pasien waktu di rumah sakit. Clara juga tau Roy tengah mencari pekerjaan karena didalam tas ransel yang dibawa Roy terdapat surat lamaran.
Mereka berdua terus tertawa dengan candaan kecil dari Roy dan dilanjutkan dengam obrolan ringan hingga keduanya terasa begitu akrab karena Roy pandai berkomunikasi meski dengan orang yang baru dia temui.
Setelah cukup bebincang dan makanan sudah nyaman di perut mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kontrakan Roy yang berada di kawasan Cakung.
~ Next Bab berikutnya>>>>